Arsip

we aren’t same

 

Author: QueenSha Lee

Main cast :

Lee Chaeri

Lee Hye Joon (QueenSha Lee)

Kim Jongwoon (yesung)

Lee Donghae

Genre : Romance

Length : Oneshot

Rating: PG-15

Desclaimer: ff ini murni dari otakku. Penyakit Touch Sydrom juga sebenarnya kagak ada. Jangan salah paham ok. Itu hanya fiksi belaka, Jadi apa bila ada complaint kalian complaint di @DhaeHae…

Buat typo.. mian kalo banyak banget typo disini, mianhamnida….

KALO GA SUKA JANGAN DI BUKA,

KALO GA NIAT JANGAN DI BACA,

KALO MASIH PUNYA HATI JANGAN DI BASH,

DAN KALO MENGHARGAI TOLONG DI COMMENT…

…HAPPY READING

Author POV

“bukankah kau adik Queen?” segerombolan namja, mungkin ada 6 namja yang mendatangi seorang gadis yang tengah duduk di bangku taman di kampus Seoul University. Gadis itu mendongakkan kepalanya, melihat orang yang berbicara kepadanya tadi. Dia memandangnya sesaat, melepaskan kacamata bacanya dan menutup buku yang tengah dibacanya sedari tadi. Buku itu terlihat tebal, mungkin gadis ini memanglah tipe yang terlihat kutu buku tapi ternyata jika kalian ingin tahu apa buku apa yang sedang di bacanya, buku tebal itu hanyalah sebuah novel karangan J.K Rowling.

“waeyo?” gadis itu mulai menatap segerombolan namja itu dengan tatapan yang datar.

“benarkah kau adik Queen?” tanya seorang namja dari segerombolan itu.

“ne” jawab gadis itu singkat.

“sungguh sangat tidak di percaya. Aku tak menyangka Queen punya adik sepertimu!” ucap seorang dari belakang orang yang bertanya pada gadis itu.

Gadis itu hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan yang memang tak mengenakkan hatinya itu.

“husshhhh… jangan begitu, Kyu. Mianhae..” ucap namja yang berada paling dekat dengan gadis itu.

“it’s ok”

“boleh aku meminta bantuanmu?” tanya seorang namja dari sebelah kiri dari namja paling dekat dengan gadis itu.

“kami dengar kami bisa menitipkan barang-barang pemberian dari kami kepadamu dan kau bisa menyerahkannya kepada Eonnimu kan?” entahlah kali ini siapa yang berceletuk.

Gadis itu tersenyum lagi. “ne, jika kalian ingin menitipkan barang untuk eonniku. Aku bisa memberikannya langsung.”

“baiklah. Tolong berikan ini pada eonnimu.” Namja sebelah kiri itu menyerahkan sebuah kotak kepada gadis itu.

“dari siapa?” tanya gadis itu karena dia tak tahu siapa segerombolan namja ini.

“Lee Sungmin” jawabnya.

“baiklah….”

“gomawo, kami semua pergi dulunya!” seruan ramah kini terdengar dari namja berbadan lumayan… gemuk…

“ne”

Gerombolan namja itu pergi setelah mereka pergi dari hadapannya. Gadis itu langsung menghembuskan napas kesal, entah apa yang di rasakan sekarang. Gadis itu merasakan seseorang sedang memperhatikannya, dia menolehkan kepalanya ke sebelah kanan, melihat. Dia memiringkan kepalanya ketika melihat seorang namja yang sedang memperhatikannya dengan tatapan intens.

ChaeRi POV

Always…

Selalu…

Selalu seperti ini. aku hanya menginginkan ketenangan tapi mereka, para penggemar eonniku selalu saja bisa menemukan dimana pun aku berada. Padahal aku bukan eonni, aku hanya adiknya. Ya, aku hanya kurir yang bertugas memberikan hadiah dari para penggemar eonni kepada eonni sendiri sedangkan eonniku. Dia hanya akan melihat barang itu sebentar dan memilih barang-barang mana yang memang bagus. Cih, sebenarnya aku tak mau memujinya tapi ini kenyataan, dia itu sangat pemilih yang bagus dalam memilih barang-barang.

Eonniku, Lee Hye Joon atau bisa kubilang QueenSha Lee karena memang untuk nama panggilannya dia sangat menyukai jika di panggil dengan Queen. Bukan hanya namanya saja yang Queen tapi juga derajatnya di Kampus Seoul university ini. dia, Ratunya Kampus ini, Queen of Campus. Harus kuakui memang eonniku memang sangat cantik, ramah pada siapa saja, mempunyai kemampuan menarik hati orang lain dengan mudah, suka sekali dengan tempat-tempat baru dan bersosialisasi, jadilah dia punya banyak teman tidak seperti aku yang memang tertutup. Eonniku ini memang jiwa Sosial sekali. Sesempurnanya seorang manusia pasti punya kekurangan. Eonniku yang mempunyai paras cantik dan hati bagai malaikat+Evil itumemiliki Syndrom yang sangat aneh, bukannya aku iri dengan kesempurnaan eonniku dan berencana agar membuatnya jelek di mata para Readers tapi it’s a real. Dia pengidap Syndrom aneh. Queen Eonni adalah penderita Touch Syndrom, penyakit yang mengakibatkan penderitanya selalu menginginkan sentuhan dari orang lain, meskipun itu sesama kulit luar dan bukan orang sembarangan yang boleh menyentuhnya, orang itu harus mempunyai tipe darah yang sama dengan Queen Eonni… apalah.. aku tak tahu hal ilmiah seperti itu.

Parah, memang. Aneh, tentu. masa ada syndrom seperti itu, tapi memang itulah yang terjadi pada eonniku. Terkesan seperti gadis yang haus sentuhankah meskipun aku tahu bukan sembarang orang? Iya, aku juga pernah berpikir bahwa itu seperti wanita jalang yang menginginkan sentuhan. Tapi semua itu kuhapus dari pikiranku, pikiran yang sangat jahat. Amat sangat jahat. Kenapa aku menghapus pikiran itu? itu semua karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana menderitanya Queen Eonni, ketika dia tak bersentuhan dengan orang yang mempunyai tipe darah yang sama dengan Queen Eonni. Dia akan mengamuk tak mempedulikan apapun, dia akan mengamuk sampai bisa merasakan sentuhan dengan orang itu, Queen Eonni sangat membutuhkannya, orang pilihannya.

Kakakku yang sempurna itu terlihat sangat rapuh ketika tak disentuh olehnya. Eomma akan menelepon rumah sakit yang memang sudah sedari kecil merawat Queen Eonni lalu Beberapa dokter dan perawat segera mendatangi kamar eonni, mereka mengikat  tangan dan kaki eonni lalu menyuntikkan sebuah cairan atau obat yang aku tak tahu apa, sehingga dia kembali tenang dan setelah di beri obat itu kulitnya akan berubah menjadi sangat lembap.

Miris… sungguh aku tak suka melihatnya seperti itu, bagaimana pun juga dia adalah kakakku.

Lalu aku tak tahu kapan dan bagaimana bisa Kakakku bertemu dengan orang pilihannya. Dia salah satu sunbaeku di kampus baru pindah dari kota yang sangat jauh.

Kembali pada kehidupanku kini.

Aku bersyukur gerombolan namja itu segera pergi dari hadapanku setelah menyerahkan kadonya. Aku menghembuskan napas kesal, aku  merasakan seseorang sedang memperhatikanku dari jauh, kutolehkan kepalaku ke sebelah kanan, melihatnya. kumiringkan kepalaku ketika melihat seorang namja yang sedang memperhatikanku dengan tatapan intens, dia menggunakan topi hitam sehingga aku tak bisa melihat dengan jelas wajahnya tapi entah kenapa Tatapannya mengunciku di tempat. Semua anggota dalam tubuhku tak berfungsi dengan normal. Jantungku berdetak lebih cepat, keringat dingin keluar dari tubuhku begitu saja, mataku hanya terfokus padanya. Dia mengalihkan duniaku, seakn hidupku ini hanya berpusat padanya saja. aku seperti tak bernapas atau memang tak bisa menghirup oksigen, otakkulah yang paling aneh. Masa aku berimaginasi jika aku berhadapan dengannya langsung maka aku akan langsung memeluknya dan juga mencium bibirnya lembut. Mesum sekali aku…Kugeleng-gelengkan kepalaku tersadar karena getaran dari Iphone yang berada di saku celanaku.

“yoboseo..” sapaku

“YA.. kau dimana? Mau pulang bersama? Aku mau pulang sekarang!” ucap keras seseorang. Orang itu,apakah aku sudah mengatakan bahwa meskipun dia itu terlihat baik hati tapi ternyata dia juga Evil yang kejam.

“aku di taman. Aku tak mau pulang naik bus. Eonni tunggu aku..” dengan segera aku membereskan buku dan hadiah yang diberikan oleh namja bernama Lee SungMin itu, memasukkannya asal ke dalam tas. Rusakkah? Hahaha aku memang tak peduli karena memang Queen Eonni pun 75% tak mau menerimanya, aku tahu darimana? Tentu saja aku tahu. Karena aku sangat tahu tipe pilihan Queen Eonniku itu. seperti apa dan bagaimana.

Aku berdiri dan beranjak menjauh dari taman itu tapi sebelum aku pergi kutolehkan kepalaku lagi, aku ingin melihat namja yang memperhatikan aku tadi. Ketika aku menoleh kebelakang ternyata dia sudah tak ada. Kecewa.. aku sangat kecewa. Sekaligus aku tak bisa melihat jelas siapa yang sedang memperhatikanku saat itu, lalu kenapa tubuhku tidak berfungsi dengan benar? Aku juga tak tahu kenapa. Jadi jangan tanyakan aku, ok.

Queen POV

Bocah itu,, sungguh menyebalkan. Dia adalah satu-satunya orang yang dengan beraninya membuatku menunggu seperti ini. Akkhhh… kurasakan kulitku mulai gatal. Aku duduk dengan gelisah sekarang,DongHae yang duduk di sampingku dalam mobil terdiam sesaat lalu tersenyum manis, sambil memandangku.

Dia menggenggam erat tanganku, menghentikan acara garuk menggaruk lenganku yang sudah memerah karena ulahku sendiri. Bisa kurasakan lemut belaiannya di lenganku yang memerah itu, dia mengelusnya lembut, sangat lembut sampai-sampai aku tak merasakan sentuhannya sama sekali.

Jantungku berdetak tak karuan sekarang, padahal ini hanya sentuhan ringan tapi berakibat fatal terhadap reaksi tubuhku. Rasa nyaman mulai merayap ke tubuhku, rasanya semua kebutuhanku terpenuhi hanya dengan sentuhannya ada kepuasaan di dalam batinku juga.

Kalian pasti sudah tahu penyakit aneh apa yang aku miliki ini. karena adikku sudah dengan bersusah payah menjelaskan serta menceritakannya pada kalian semua, tapi penderitaan itu berakhir, sudah berakhir karena aku sudah memilih namja yang duduk di sampingku ini sebagai obatku, obat untukku sendiri.

Kalian ini tahu kapan, bagaimana dan kenapa dengan tubuhku seperti in, maka tunggu dan baca seQuelnya nanti..hahahaha*author numpang promosi*

DongHae masih sibuk mengelus-ngelus lenganku, sedangkan aku, aku hanya memperhatikan wajahnya yang sangat tampan itu. setiap dia melontarkan senyuman maka kubalas dengan sebuah senyuman pula.

Kali ini dia memandangku dalam tanpa melepaskan elusannya dari lenganku, kumiringkan kepalaku sedikit dan dia memulai mendekatkan kepalanya ke arahku. Aku tahu apa yang akan terjadi sekarang jadi aku hanya menutup mata dan berusaha keras untuk mengatur napasku, jantung dan hatiku agar bekerja semestinya.

Bisa kurasakan deruan napasnya di depan wajahku, kali ini aku hanya diam mungkin lebih tepatnya aku menahan napas sekarang.

“Eonni ayo pulang..” teriak Chaeri keras.

Bocah sialan.. kenapa dia harus datang di saat yang tidak tepat seperti ini, aku dan Donghae kan butuh privasi. Apa dia tak tahu kalau kakaknya ini sedang membutuhkan sentuhan bibir dari Donghae, cihhh….

Aku mendelik marah ke arah Chaeri sedangkan dia hanya memandangku tak peduli.

“aku.. ingin.. sekali..membunuhmu.. Lee Chaeri..”  ucapku dengan penuh amarah.

DongHae POV

Gadis di depan kemudi ini memang sangat manis apalagi kalau sedang marah-marah seperti sekarang ini. setiap di dekatnya aku merasakan kebahagian apalagi saat kulitku bersentuhan langsung dengannya, bukan dalam artian ‘negative’ tapi kami benar-benar hanya bersentuhan saja.

Aku tersenyum padanya sekilas. “sudahlah Queen, tak usah marah-marah seperti itu pada adikmu” ujarku datar meskipun agak kecewa juga sich.

Dia memandangku tak rela. “kenapa kau membela bocah tengik ini?”

“karena dia sudah seperti adikku” jawabku singkat.

“pulanglah sudah sore. Bye, see you tommorow” aku segera keluar dari mobilnya dan melambaikan tanganku ketika mobil itu menyala dan seketika pergi menjauh dari tempatku berdiri.

***

Chaeri POV

Aku berangkat kuliah seperti biasa, berjalan beriringan dengan Queen Eonni sebenarnya menyenangkan juga tapi jika harus di tatap seperti ‘merusak pemandangan’ oleh orang lain siapa yang merasa tidak sakit hati.

“annyeong, Queenie.. Chaeri-ya..” sapa Min Na eonni.

Kami berdua tersenyum menerima sapaannya pagi ini. “annyeong.” Aku dan Queen Eonni membalas sapanya.

“tumben kau baru berangkat?”tanya Min Na eonni pada kami berdua.

“ini semua gara-gara bocah ini yang bangun kesiangan, padahal aku akan sibuk sekali pagi ini” Queen eonni mendelik marah padaku. Apa yang bisa kulakukan selain memberikan cengiran sambil menPeacekan jari telunjuk dan jari tengahku.

“ayo cepat masuk, kuliah akan segera dimulai.” Ajak Min Na eonni yang aku tahu itu hanya alasanya agar aku tak di marahin oleh Queen Eonni. Kim Min Na adalah Sunbae di kampus ini, Queen Eonni dan Min Na eonni hanya beda 1 tahun. Eonniku dan Min Na eonni sangat dekat karena mereka masuk ke fakultas yang sama sekaligus club yang sama yaitu TI. Sedangkan aku, aku bisa mengenal Min Na eonni karena Queen Eonni mengenalkannya padaku. Jika tak dikenalkan bagaimana mungkin aku bisa berteman dengan putri keluarga Kim yang terkenal sangat kaya itu.

Aku berjalan sendiri di lorong kampus, kali aku menuju loker untuk mengambil buku mata kuliahku. Hahhaha.. kebiasaan yang susah untuk di rubah, aku ini sering sekali menyimpan buku mata kuliah di loker karena tasku sudah berat dengan komik dan juga novel kesukaanku.

Celana jeans, t-shirt dan sepatu sneakers inilah yang selalu membedakan aku dengan Queen Eonni, aku akan terlihat seperti rakyat biasa seperti dalam cerita dongeng sedangkan Queen Eonni akan terlihat seperti putri di cerita dongeng mata pun.

Aku berjalan menundukan kepalaku dalam. Inilah yang aku alami 3 bulan terakhir. Mendengar bisikan orang lain yang membandingkan aku dengan  Queen Eonni atau kadang-kadang aku akan mendengarnya langsung dari mulut mereka. apa yang bisa kulakukan sekarang? Setiap mendengar perbandingan antara aku dan  Queen Eonni hatiku sakit tapi yang paling menyakitkan adalah ketika orang tua kita sendiri yang membandingkan kita berdua. Sungguh sangat sakit rasanya.

Sungguh malang diriku ini, paras tak punya, hanya punya 1 teman baik dan sekarang eommaku pun begitu, sedangkan aku hanya bisa diam, menyimpan sakit ini sendiri dan tak berniat untuk membaginya dengan orang lain.

Selalu seperti ini, setiap hatiku sakit atau aku merasa senang dan sedih, pasti akan ada sebuah memo kecil yang menempel di depan lokerku. Memo itu seakan memiliki kekuatan untuk menguatkan hatiku yang sedang lemah, seakan punya penyangga yang bisa menompangku ketika aku hendak roboh. Your Cloud. Aku tak pernah tahu siapa sebenarnya dia, aku pun  tak mencari tahu tentang Cloud ini. aku takut. Kenapa? Bukankah seharusnya aku penasaran pada Cloud yang misterius ini. ya, aku memang takut karena jika suatu hari aku mengetahui siapa sebenarnya dia, dia akan menjauh dariku dan pergi meninggalkan aku sendiri. Aku sudah sangat nyaman dengan mengetahui kehadirannya lewat memo-memo ini.

“memo dan Your Cloud lagi?” sontak aku terperanjat kaget mendengar suara dari belakangku.

Cihhh…. Park HyeoNa rupanya.

Dia ini, memang sangat menyebalkan. Tiba-tiba datang dan tiba-tiba menghilang, mengerikan.

“memo dan Your Cloud lagi?” tanyanya lagi. Aku hanya tersenyum simpul ke arahnya sambil membuka lokerku.

Dengan gerakan cepat, HyeoNa mengambil kertas memo itu dari tanganku.

Annyeong, My Cherry..

Apa kabarmu pagi ini????

Apa aku terlalu gombal jika mengatakan pagi ini kau terlihat sangat cantik

Neomu… KYEOPTA..

Aku sangat suka kau mengikat rambut panjangmu

[by Your Cloud]

“gombal sekali Si Cloud ini? ckckckc..dia pasti salah lihat” aku mendelik ke arahnya. Apa maksud dari perkataannya tadi.

“atau jangan-jangan pagi ini dia pakai kacamata hitam sampai-sampai dia tak melihat wajah jelekmu, Ri-ya..” tawanya menggelegar ketika aku melihat dengan tatapan marah.

“sudah puas kau.hari ini baru mulai tapi kau sudah mau mati rupanya” aku menarik memo itu dari tangan HyeoNa.

“hahahaha… kau itu memang sangat lucu jika sedang marah, Jagi.” Candanya

“jangan panggil aku Jagi. Aku masih normal” aku mendengus kesal padanya.

Tapi rupanya HyeoNa sangat sedang bisa menggodaku pagi-pagi begini. “jagi..jagi..jagiya..” dia terus menerus memanggilku dengan sebutan menjijikan seperti itu. Hoeekk, aku sampai mau muntah.

“cepat masuk. Atau aku akan membunuhmu sekarang juga disini.” aku menutup lokerku kasar dan pergi meninggalkannya, aku tahu dia mengikuti di belakang karena aku masih mendengar tawa tertahannya.

***

Author POV

Seorang gadis membawa banyak sekali buku di tangannya, sedangkan temannya hanya bisa mengomeli temannya yang sedang membawa buku itu,tak membantu sama sekali.

“kenapa kau mau saja membantu pria itu?”

“karena aku disuruhnya. Ya, sebenarnya aku juga tak mau! Membuang waktu” Chaeri dengan cepat melangkahkan kakinya ke ruangan dosen Artnya.

“lebih baik kita ganti topik pembicaraan” saran Chaeri pada HyeoNa yang sedari tadi memang menemaninya.

“good idea. Apa kau tahu gosip terbaru di fakultas design sekarang?” tanya HyeoNa

Chaeri menggelengkan kepalanya pelan.

“katanya eonnimu memenangkan beasiswa ke paris”

“jinnja?” chaeri terkejut dengan apa yang baru didengarnya.

“hah.. kau tak tahu. Kau kan dongsaengnya?”

“kau tahu kan seperti apa hubunganku dengannya. Akrab dengan ketidakakrabannya lah” jelas Chaeri

“hmmm…”

“oh nya tadi pagi aku baru melihat Shop Online. Menurut Shop Online akan ada diskon besar-besaran di Hyundai Departement Store. Diskon 50%”

Hyeona langsung menganga mendengar berita itu. ya.. mau bagaimananya lagi. Hal yang paling dicintai setelah Lee Donghae adalah shopping apalagi kalau mendapatkan diskon besar-besaran seperti ini. maka semua perhatiannya akan tertuju pada belanjaan itu.

Sedangkan Chaeri, dia memang suka dengan shopping tapi shopping yang berhubungan dengan SUPER JUNIOR. Boyband kesukaannya.

Dua orang yang sangat suka belanja memang cocok.

Mereka berdua sedang asyik mendiskusikan apa saja yang sedang diskon kali ini sembil terus berjalan di koridor kampus.

BHUUKKK…

Chaeri POV

Belanja adalah hobi kami berdua jadi jangan salahkan kami jika sudah tidak mempedulikan lingkungan sekitar apabila sedang berbicara tentang barang terbaru dan jangan lupa diskon besar-besaran.

BHUUKKK..

Semua buku-buku yang ada ditanganku berhamburan tak karuan. Berserakan kesegala arah.

Aku menatap lawan tabrakanku. Rupanya seorang namja, namja itu berdiri, membersihkan kemejanya dari debu.

“kalau jalan lihat-lihat. Tuhan menganugrahkan mata itu untk melihat jadi gunakanlah dengan baik.”  namja yang tak kutahu namanya itu pergi begitu saja tanpa membantuku mengambil dan merapikan buku yang berserakan itu,tapi untunglah masih ada HyeoNa yang langsung membantuku membereskan semua buku yang berserakan.

“Aishh.. orang itu. benar-benar menyebalkan, sok cool” runtukku kesal. Sangat kesal. Siapa dia? Seharusnya kan dia ikut membantuku dan HyeoNa membereskan buku-buku ini. cihh,, orang tak bertanggung jawab.

“Chaeri-ya” terdengar pelan suara HyeoNa.

Tapi meskipun mendengar, aku setengah yakin juga sich. Dia memanggilku atau tidak, jadi kulanjutkan ocehan dari mulutku ini.

“benarkan HyeoNa, dia benar-benar menyebalkan.” Aku menoleh ke arah HyeoNa yang masih terpaku di tempat.

“HyeoNa..” panggilku sambil menyenggol lengannya.

Dia terkesiap sesaat mungkin jiwanya sudah kembali ke raganya. “gwenchanayo?” tanyaku pelan

Dia memandangku heran, “ahh,, gwenchana. Tapi aku penasaran..” ucapanya terhenti sesaat.

“penasaran, mwo?” tanyaku juga ikut penasaran

“hmm.. diakan kim Jong woon, mahasiswa dari fakultas perfilman kenapa dia bisa berada di daerah fakultas Art dan…”

“dan apa?”

“aku tadi sebelum kau datang aku melihat sekilas ada namja yang berdiri di depan lokermu dan Jong Woon itu memakai topi yang sama seperti namja yang aku lihat di depan lokermu. Tapi…”

“tapi apa lagi, HyeoNa?” aku makin penasaran. Apa The Could itu dia…? tapi mana mungkin The Couldku itu sangat lembut…berbeda, sangat berbeda jauh dengan namja yang sok cool yang bernama Kim Jong Woon

“ternyata aku baru sadar kalau Kim Jong Woon itu begitu tampan, yach.. meskipun Lee Donghae tetap yang paling tampan menurutku. Dia berada di urutan ke-3”

PLETTAKK…Aku menjitak kepala HyeoNa lumayan keras. Dai mengatakan hal itu dengan tampang tak berdosa seperti biasanya. Aisshh, anak ini memang harus dibawa ke RSJ karena penyakit terlanjur cinta pada Lee Donghae, si ikan seksi itu.

Meskipun begitu, aku juga menyadari bahwa namja yang baru saja menabrakku itu memanglah sangat tampan, gaya yang casual sangat pas. Kemeja  birunya sangatlah cocok dengan waran kulitnya yang memang putih. Tapi kalau di pikir-pikir seorang Kim Jung Woon berada di urutan ke-3 dalam daftar HyeoNa, lalu siapa ke-2?

Kami berdua kembali berjalan menuju ruangan yang dituju.

“HyeoNa, aku ingin bertanya?”

“mwo?”

“siapa urutan ke-2, aku penasaran?”

“cho Kyuhyun”ujarnya santai

“si maniak game itu”

HyeoNa menganggukkan kepalanya.

“lalu kenapa kau sangat suka dengan si ikan itu?” HyeoNa melirikku sekilas.

“aku tak punya alasan untuk mencintai dia. Yang aku tahu bahwa setiap pagi maka cintaku padanya akan bertambah, hanya itu” aku melongo mendengar ucapanya barusan. Aku sama sekali tak menyangka bahwa temanku ini mempunyai cinta yang amat sangat dalam seperti ini tapi karena alasan tertentu aku jadi merasa kasihan padanya.

“aku tahu sedalam apa cintamu pada ikan itu? tapi kau tahu bagaimana hubungan ikan itu dengan.. Queen eonni” aku agak ragu saat menyebutkan nama Queen Eonni. Karena aku dengan sangat jelas HyeoNa sudah tahu tentang hubungan antara Queen eonni dan Lee Donghae, bagaimana tidak saat berita itu langsung jadi trend topic di seluruh fakultas kampus ini.

“aku tahu, sangat tahu. Tapi seperti yang kau tahu, aku mencintainya, aku tak pernah mengharapkan bahwa dia akan membalas perasaanku ini. aku menginginkan yang terbaik untuknya dan harus kuakui bahwa eonnimu itu yang terbaik dari yang terbaik yang pernah aku temui. Khususnya untuk Lee DongHae-ku” jelas HyeoNa panjang lebar

“jadi kau tak keberatan?”

“kalo kau bertanya tentang keberatan atau tidak. Sungguh aku bukan orang yang suak dengan kebohongan maka aku akan jujur padamu dan juga diriku ini. jawabannya adalah aku tentu keberatan. Bagaimana tidak, harusnya yang berada di posisi eonnimu adalah aku. Aku yang mencintainya lebih dulu, aku yang menyanyanginya, aku yang diam-diam selalu memperhatikannya tapi kenapa malah eonnimu yang mendapatkan perhatiannya, kasih sayangnya, dan juga cintanya. Ini tak adil, sungguh tak adil.”

HyeoNa mendesah sesaat, aku diam saja mendengarkan tak menimpali penuturannya barusan karena aku tahu dia masih belum selesai dengan kalimat yang ingin dia keluarkan dari mulutnya itu. sedangkan sekarang dia mungkin sedang menenangkan atau mungkin sedang menguatkan hatinya itu. aku tak tahu.

“tapi.. aku juga tak memungkiri bahwa orang yang aku cintai ini ternyata lebih bahagia dengan orang lain, bukan denganku. Rasanya aku ingin menjadi orang yang Egois, merebutnya dari eonnimu, tapi aku juga tahu kalo itu yang kulakukan aku malah akan menyakiti orang yang kucintai bukan. Maka dari itu sekarang aku dengan rela dan merestui hubungan mereka berdua” Hyeona menarik napas dalam.

Aku..

Aku terpaku di tempatku berdiri,entahlah sejak kapan. Aku merasa bahwa dia seperti orang lain. Dia terlihat dewasa sekarang, bukan dalam artian dandanannya tapi cara berpikir dan juga caranya merelakan apa yang cintainya. Sedangkan aku tak pernah berpikir seperti itu.

“HyeoNa, bagaimana kalau kita pergi makan? Aku yang traktir.” Ajakku setelah meletakkan buku-buku yang aku bawa sedari tadi di atas meja kerja dosen Art-ku

“hmm..mianhae Chaeri-ya, hari ini tak bisa karena aku sudah punya kencan dengan butik sale 75%. Mianhae” HyeoNa mengeluarkan wajah Aegyonya.

“aisshh, padahal aku sedang berbaik hati menraktirmu” aku menunjukkan wajah kesalku

“mianhae”

HyeoNa melihat jam tangan yang dia pakai, lalu menjerit keras di telingaku.

“wae?” aku yang terkejut mendangar teriakkannya

“aku telat, harus cepat-cepat pergi ke butik” HyeoNa langsung  berlari menjauh dariku.

“see you tomorrow, jagi..” teriaknya keras, sedangkan aku cuam menundukkan wajahku karena semua orang yang ada di sekitarku melihat ke arahku dengan pandangan aneh.

Besok kau tidak akan selamat, Park HyeoNa umpatku dalam hati

HyeoNa POV

Hahahaha….

Rasanya melegakan sekali bisa mengutarakan apa yang ada di hati kita, meskipun memang rasanya sedikit tak sanggup untuk mengatakannya tapi ternyata setelah mengatakannya, hati, otak dan juga pikiran berubah menjadi ringan, serasa semua beban terangkat semua tanpa ada yang tersisa.

Aku berjalan dengan riang ke taman kampus, rasanya aku ingin membebaskan diriku menikamati keringanan ini. kenapa aku malah kesini, bukannya mengiyakan ajakan Chaeri untuk menraktirku. Sebenarnya aku tahu kenapa chaeri ingin sekali menraktirku makan, mungkin dia berpikir bahwa aku masih terbawa oleh perasaanku atau mungkin dia merasa bersalah karena ucapanku yang mengatakan bahwa Queen eonni merebut Donghae dariku, tapi sungguh. Aku tak pernah menganggapnya demikian.

Angin berhembus pelan, membuat daun-daun di pepohonan bergoyang pelan, mereka terlihat damai, sama seperti hatiku saat ini. aku mengedarkan pandanganku ke seluruh taman kampus ini, agak sepi. Aku melihat ada seorang namja dan yeoja yang sedang duduk di salah satu bangku taman itu. karena aku ingin duduk di bangku taman sebelahnya maka aku denganpelan mendekati mereka berdua. Akhh,, ternyata keputusanku untuk datang kesini dan mendekati bangku ini memang salah, sangat salah. Kalau saja aku tak mendekati mereka maka aku tak mungkin melihat pemandangan yang  sebanaranya tak ingin kulihat ini.

Aku melihat Queen eonni dan Donghae oppa yang sedang berciuman. Cihh,,, aku..hatiku…

Apa yang terjadi dengan hatiku ini, meskipun hatiku sudah merelakan dan merestui mereka berdua tapi ternyata tetap saja, rasanya sangatlah sakit. Sakitnya melebihi tertusuk jarum atau teriris pisau dapur.

Pemandangan itu, sungguh aku tak ingin melihatnya. Lalu tiba-tiba seseorang menarik pergelangan tanganku dan menyembunyikanku dalam sebuah pelukan. Pelukan yang hangat, entah sekarang siapa yang sedang memelukku, karena yang ada dalam pikiranku adalah bahwa bagaimana caranya agar pemandangan itu lenyap dan ternyata cara ini sangat mujarap.

Tanpa terasa air mataku mengalir begitu saja, aku sedikit terisak dan pelukan hangat itu menjadi lebih erat ketika mendengarku lebih terisak.

“uljima… ada aku.” Suara itu terdengar sangat lembut dan merdu di telingaku. tapi tenyata suara itu saja tak mampu mengalihkan memori yang telah mengSAVEkan pemandangan itu dalam otakku. Yang bisa kulakukan adalah menyakinkan diriku bahwa aku harus rela dan merestui mereka berdua. Aku tak boleh egois, aku harus rela melihatnya bahagia dengan orang lain dan bukan denganku.

“uljimaa…” terdengar lagi suara lembut itu, dan kali ini aku cukup sadar serta terusik siapa yang sedang memelukku kini. Kudongakkan kepala melihat wajah pelaku pemelukanku ini.

“Cho Kyuhyun..” aku terkejut bukan mainnya.

tbc

ps: hahahha… sebenernya ini mau di jadiin oneshot tapi karena ada alasan tertentu jadi aku bagi jadi 2 shot dehhh…..

mian kalo masih banyak typo…

manusia memang tak pernah luput dari kesalahan.

[King+Queen’s marriage life] My Married

Author : FeQueenOlzen (QueenSha Lee)

Main cast :

Aiden Lee (Lee DongHae)

QueenSha Lee(Lee Hye Joon)

(Lee Ji Hoo)

And Other cast..

Genre : romance

Length: series

Desclaimer: ff ini murni keluar dari otakku. Jadi bila ada kesamaan or yang sebangsanya itu Cuma ketidak sengajaan.

Previous

“Donghae ssi,, kau bersiaplah. Sekarang kita ke Seoul, dan mendaftarkan pernikahan kita.. mungkin resepsinya lusa..” ucapku sambil menatapnya.

Dia Terkejut… dari kemarin ekspresinya hanya terkejut yang kulihat..

“secepat itukah?”

“semakin cepat penikahan kita semakin baik Untukmu dan untukku.” Ujarku masuk kamar mandi.

Cuaca seoul sangat cerah, bunga-bunga bermekaran dengan indahnya, ranting pohon yang kosong kini sudah terisi oleh daun-daun muda. Cahaya matahari menyinari tumbuhan yang ada di bumi ini, membantu mereka dalam berfotosintesis, menghasilkan oksigen yang sehat dan akan di hirup oleh kita, manusia yang tinggal di bumi ini. berbeda denganku sekarang, meskipun banyak tumbuhan, pohon-pohonan tumbuh di  Kota Seoul ini tapi aku seperti tak mendapatkan oksigen cukup dari mereka. Aku sudah berkali-kalli menghirup oksigen tapi tetap saja aku merasa tak ada oksigen yang masuk ke dalam paru-paruku sekarang ini.

“jangan begitu, Hye Joon. Kalau kau berkeringat begitu, riasanmu akan luntur” ujar Fee, sahabatku.

“tenanglah..” dia menggenggam erat tanganku. Aku memandangnya, cemas, gugup itu yang aku rasakan saat ini.

“huahhh… aku tak menyangka, Kau akan menikah lebih dulu. Bee..” kini Olzeny yang bersuara. Dia melenggang masuk dengan santainya. Hari ini ya ampun… kenapa dia cantik sekali, mungkin lebih cantik dariku. Apa orang-orang juga akan mengira bahwa dia pengantinya. Dia mengenakan Dress putih pendek, kakinya yang jenjang terekspos indah, dengan lengan dress pendek dia memamerkan tangannya yang panjang dan putih itu pada publik untuk pertama kalinya.

Aku tersenyum menanggapi perkataannya barusan.

“pengantin wanita silahkan keluar..” seorang wedding organizer datang.  Aku menghirup napas sekali lagi.

“tenang saja. Kami bersamamu..” kedua tanganku digenggam erat oleh Fee dan juga Olzeny. Mereka mengantarku keluar dari ruangan, ternyata diluar sudah ada kakekku yang menunggu. Beliau tersenyum melihatku lalu mengandeng tanganku menuju altar sedangkan Fee dan Olzen berjalan di depan sebagai pengiringku.

Rasa sedih menghinggap di hatiku.  Aku memejamkan mataku sesaat.

Appa, eomma, harusnya kalian melihat pernikahanku saat ini. padahal aku ingin appa yang menggandeng lenganku dan menyerahkanya pada suamiku nanti. Harusnya eomma melihatku berjalan di altar ini.. eomma, appa apa kalian juga sedang melihatku sekarang. Mungkin eomma dan appa akan marah, sangat marah padaku ketika mengetahui bahwa pernikahan ini hanyalah kontrak yang aku buat. Tapi aku mohon, jangan benci putrimu ini appa. Doakan aku agar bisa melewati ini semua eomma, appa.

Kedua pengiringku menyebarkan bunga mawar putih ke atas altar. Aku melihat ke depan, di depanku sekarang tengah berdiri seorang pria dengan senyum yang aku tak tahu itu akting atau bukan. Lee Donghae,mengenakan sebuah tuxedo. Dia… dia terlihat sangat tampan, amat sangat tampan. jika lengan kakek tidak memegangku erat mungkin aku akan pingsan melihat ketampananya hari ini.

Kakek melepaskan lenganku, dan menyerahkan tanganku pada dia,pria yang akan menjadi suamiku. Dia menerima tanganku dan menghadapakanku ke depan menatap pastur yang akan mengucapkan janji.

“Lee Donghae, apa kau bersedia menerima Lee Hye Joon sebagai istrimu. Baik dalam keadaan sakit dan sehat, dalam keadaan sedih  dan senang, dalam keadaan suka dan duka.” Pastur itu mengucapkan janji yang sangat singkat.

Donghae melirikku sekilas..

“aku bersedia..” ucapnya mantap

“Lee Hye Joon, apa kau bersedia menerima Lee Donghae sebagai suamimu. Baik dalam keadaan sakit dan sehat, dalam keadaan sedih  dan senang, dalam keadaan suka dan duka.”

Aku melakukan hal yang sama seperti yang Donghae lakukan, meliriknya sekilas

“ aku bersedia..”

“sekarang dengan berkat Tuhan kedua insan ini sudah sah menjadi suami istri. Silahkan pengantin pria di perbolehkan mencium pengantin wanitanya.”

Aku dan Donghae berhadapan sekarang. Kulihat tatapan bertanya sekaligus ragu-ragu dalam matanya. Aku menatapnya lalu tersenyum mengijinkan. Aku tak mau mengambil resiko kalau aku tak mau berciuman maka kakek akan curiga terhadap pernikahan kami berdua.

Donghae mulai mendekatkan wajahnya dan menutup matanya. Aku juga menutup mata, bisa kurasakan bibirnya menempel di atas bibirku. Lembut dan basah. Hanya 10 detik dia menempelkan bibirnya di atas bibirku, tapi dengan sukses membuat wajahku memerah karenanya.

Aku memandang Donghae, ternyata wajahnya juga memerah sama sepertiku. Rasanya aku ingin tertawa keras, tapi kutahan karena mana mungkin ada seorang pengantin wanita tertawa terbahak-bahak di hari pernikahannya.

Aku menghadapkan tubuhku kepada para undangan yang hadir saat ini. kulihat kakek.. kakekku menangis, aku baru lihat seorang kakekku yang keras bisa menangis juga rupanya.

***

“QueenSha Lee… “ seru Olzen sekarang

“untuk hari ini tolong bersikaplah sopan padaku, Cho Nayna.. panggil aku eonni.!”

“anio,, aku tak akan memanggilmu eonni, karena kau lebih dulu lahir dari pada aku” sergahnya tak mau.

“cihhh… dasar..”

“selamat…” ucapnya padaku.

“oppa, cepatlah aku lapar..” serunya keras pada Heechul oppa yang sedang menyalami DongHae. Heechul oppa sudah berada di hadapanku. Menjabat tanganku sekilas

“chukae..” senyumnya padaku lalu pergi bersama dengan olzeny. Sekarang Fee yang datang.

“chukae..” seru Fee gembira saat resepsi pernikahanku dan Donghae.

“bukannya kalian baru bertengkar kemarin.. kenapa bisa?” tanyaku pelan agar Kyuhyun tak bisa mendengarnya karena dia sedang bercengkrama dengan Donghae, suamiku. Ya, donghae suamiku sekarang.

“ya,,kau kan tahu kalau dia itu tak bisa berlama-lama bertengkar denganku karena dia mencintaiku.” Ucapnya bangga

“bukannya, kau yang merengek agar meminta baikan dan membellikan kaset game, agar dia memaafkanmu.” Ucapku padanya

“YA..Lee Hye Joon. Kau jangan membuatku marah dan merusak hari penikahanmu.” Ujarnya tajam padaku. Aku hanya tertawa pelan dan memeluknya.

“Yoonie-ya.. “ ucapku manja padanya.

“cihh,,, kalau kau seperti ini mana bisa aku marah padamu.”

Hahahaha.. tawaku

“lihatlah kau sangat cantik hari ini.” pujinya padaku melepasakan pelukanku

“aku tahu aku kan memang selalu cantik setiap hari”

“cihh.. teruslah narsis, Queen..” dia menoleh ke arah Kyuhyun oppa lalu kyuhyun oppa sudah di hadapanku sekarang. Memandangku dalam.

“oppa, apa oppa akan diam saja tanpa memberikan ucapan selamat padaku?” Tanyaku padaku, tiba-tiba dia memelukku erat.

“oppa..?”

Kulirik namja yang menjadi sudah menjadi suamiku sekarang dia memandangku tajam tapi beberapa detik kemudian dia sudah bisa merubah ekspresinya.

“selamat atas pernikahanmu. Jadilah istri yang baik, jangan cengeng lagi, dan kau akan tetap menjadi setan kecilku, ingat itu..” katanya menatapku

Aku tersenyum, “ baik, King of evil ..”ucapku mantap.

Dia mengajakku berHigh five. Aku menurutinya.. lalu dia pergi bersama Fee.

“momma..” seruku gembira ketika melihat seorang wanita cantik dengan dress pink dan aku tahu kalau itu dress buatanku.

“kapan momma datang dari LA?” tanyaku semangat. Dia memelukku sesaat

“aku datang tadi. Di jemput Wonnie,” dia melirik namja di sampingnya. Wanita yang ku panggil momma ini bernama Chin Hae Sun, dia seorang

Para tamu yang diundang kakek memang tak terlalu banyak, tapi entah kenapa aku merasa bahwa waktu terasa begitu lambat. Bukan karena aku menginginkan malam pertamaku dengan Donghae, aku tak akan pernah mau menyerahkan malam pertamaku padanya, Karena ini hanya untuk ‘suami sesungguhnya saja’.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

“kau menginaplah disini..” ucap kakek padaku. Aku tersenyum padanya.

“ani, lebih baik aku kembali ke apartement, kek.” Aku menolak dengan halus. Aku sebenarnya bisa saja mengiyakan tapi itu akan berpotensi bahwa pernikahan kontrak ini bisa ketahuan.

“iya, ayah sebaiknya. Hye Joon dan Donghae, tidur di apartement mereka sendiri. Malam ini kan malam pertama mereka..” sekarang Jung ahjumma yang berbicara. Wajahku memerah ketika ahjumma mengatakan ‘malam pertama’.

“baiklah..”akhirnya kakek mengijinkan kami untuk pulang ke apartement.

***

“kamarmu ada disana” kataku pada Donghae, sedari tadi dia hanya diam dan sesekali melirikku. Kamar kami memang terpisah, aku tak mau mengambil resiko bahwa bisa saja suatu hari nanti dia berusaha ‘menyerangku’. Memikirkannya saja sudah membuatku ngeri. Kulangkahkan kakiku ke arah kamar tidurku. Hari ini aku lelah baik tubuhku ataupun mentalku. aku ingin istirahat.

“Hye Joon~ah..”panggil Donghae membuat langkahku terhenti sesaat. Aku membalikkan badanku.

“ne..?”

Dia terlihat berpikir sesaat. “jaljayo..” senyumnya padaku. OMONA.. kenapa dia begitu tampan jika sedang tersenyum. Kupegang erat gagang pintu kamarku, “night..” balasku langsung masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar aku mengatur napas dan jantungku. Ada apa dengan jantungku.. apa aku punya penyakit jantung?

“mungkin karena terlalu lelah jadi jantungmu seperti ini.” aku masuk ke kamar mandi setelah itu langsung merebahkan tubuhku ke atas ranjang, kuambil selimut dan menutup tubuhku.  Ahhh…Rasanya nyaman. Akhirnya aku terlelap dalam tidurku tanpa memimpikan apapun.

***

Sudah 1 minggu lamanya aku menjadi istri dari seorang pria bernama Lee Donghae. Meskipun aku sudah menikah tapi kehidupanku masih sama. Aku masih seperti Lee Hye Joon yang dulu, masih bekerja di Butik milikku, masih bermain-main dengan kedua sahabatku, masih menghadiri pesta-pesta yang diselenggarakan teman-temanku. Yang berbeda hanyalah saat aku pulang dari kantor,saat aku membuka pintu apartementku ini akan ada seseorang menungguku di sini dan berkata “kau sudah pulang, makanlah aku sudah buatkan makanan…” kata-kata itula yang telah mengisi hari-hariku selama 1minggu ini, lalu ketika aku ke pesta maka akan ada seseorang yang berdiri disampingku sambil memeluk pundakku.

Siang ini aku tak pergi kebutik karena aku terkena flu, sedari tadi aku bersin-bersin terus. Jadilah aku di paksa Donghae untuk tidak pergi ke butik.

Tinng..tongg…tingg..tong…

Suara bel apartementku berbunyi.  Aku membuka pintu apartement tanpa melihat  intercom siapa orang yang ada di depanku.

Seseorang pria yang berada di depan pintu apartementku tiba-tiba memelukku erat membuatku sesak napas.

“YA.. kenapa kau bisa ada disini.?” tanyaku padanya

“karena aku merindukanmu..” jawabnya masih memelukku.

“Hye Joon, siapa yang datang?” tanya Donghae, Donghae itu suara Donghae, entah kenapa ku bisa berubah panik seperti ini. Otokhhe…???? pria yang ada di sampingku ini memang melepaskan pelukannya dariku tapi kini dia berganti memeluk pinggangku.

“dia…” aku bingung untuk menjelaskan.

~TBC~

 

 

WEDDING DRESS

Author : FeQueenOlzen (Queensha Lee)

Main cast :

Cho Kyuhyun,

Song Sang Yoon,

Cho Nayna,

Kim Heechul

Lee Hye Joon and

Lee DongHae

Genre: Romace

Lenght: oneshoot

Rating : all ages

DESCLAIMER: FF INI MURNI DARI OTAKKU..

Diambil dari sudut pandang Hye Joon alias QueenSha Lee..

________________________________________________________________________

“akhhh….kenapa begitu sulit???” teriakku frustasi

Aku mengetuk-ngetukkan pensil yang kupegang di atas tumpukkan kertas kosong, kutatap kertas yang ada di depanku. Sebenarnya hari ini aku ingin membuat  model kemeja untuk koleksiku terbaru butikku, tapi ternyata membuatnya tidak semudah melihatnya di pakai oleh orang lain.

Ku alihkan pandanganku ke arah TV dan menyalakannya.

Kupandangi layar TV, melihat ada acara apa siang ini, kuganti-ganti Chanelnya tak ada yang menarik selain gosip-gosip yang tengah booming minggu ini.

Leader Miss A, Jia akan menikah besok dan sekarang dia sedang melakukan Vitting baju di salah satu butik terkenal di Korea saat ini.

Kulihat seorang gadis manis dengan rambut bercat coklat sedang mengenakan gaun pengantin indah. Wajahnya terlihat bersinar ketika mengenakan gaun itu.

Kenapa aku tak membuat gaun pengantin saja untuk koleksi terbaruku? Aku bisa membuat desain gaun pengantin yang lebih indah dari itu.. pikirku.

“baiklah sudah di putuskan aku akan meninggalkan desain kemeja dan mendesain gaun pengantin saja” kataku keras dengan penuh semangat.

Aku memandang lagi kertas kosong itu, kupenggang sebuah pensil dan mulai menggariskan sebuah pola gambar melengkung membentuk tubuh seorang wanita. Kugoreskan pensil itu di atas kertas mulai membuat bagian bawah gaun yang mengembang dengan desain indah.

Aku ingin membuat sebuah gaun yang indah apalagi ini adalah gaun pengantin yang menurut keinginan semua wanita bahwa dia hanya akan memakai gaun pernikahan sekali seumur hidup, jadi aku berencana akan membuatkan gaun itu dengan motif sederhana tapi berkesan di hati pengantin wanita.

Kini pengerjaan gaun sudah 75%, sekarang aku sedang membuat hiasan yang akan mempercantik gaun itu dan menambahkan kesan ellegant pada gaun. Kubuat bawahan gaun tidak panjang karena bagi seorang wanita yang mempunya kaki jenjang tentu akan membuatnya terlihat lebih mempesona..

Finally…

Aku telah menyelesaikan gaunku, tapi entah kenapa otakku malah mendesainku malah terus menampakan idenya. Ide-ide briliant sudah menjalar ke otakku dan langsung bergerak ke arah tanganku yang memegang pensil, menggerakkannya kembali dan akhirnya aku menggambar 1 desain gaun pengantin satu lagi.

Tanganku bergerak lincah di atas kertas kosong itu, menggoreskan sebuah garis pola kasar dan tak berbentuk, lalu mulai membuat desain lagi. Desain gaun pengantin sederhana terus berlintas di kepalaku,membuat gerak tanganku seakan tak terkendali untuk menggambarkannya.

Bawahan gaun yang panjang dengan motif indah, membuat gaun terlihat indah..

Dan untuk terakhir kalinya gaun keduaku selesai dengan selamat.

Aku melihat kedua hasil desainku hari ini, terkesan sangat sederhana. Aku membayangkan seseorang memakai gaun desainku, pasti akan cantik. Aku memperhatikan foto yang ada id depan meja kerjaku. Foto di depanku itu menampakan 2 orang gadis yang sedang tersenyum manis saling berangkulan. Mereka terlihat sangat bahagia, gadis yang berada di sebelah kanan memakai sebuah hoodie dan topi rajutan berwarna coklat itulah Fee, Sedangkan gadis yang berada di sebelahnya memakai jaket luar berwarna hitam dan syal berwarna putih.

Aku masih ingat foto itu, foto itu di ambil ketika perayaan ulang tahun Fee yang ke 12 tahun. topi rajutan itu adalah kado ulang tahunku untuknya sebelum aku pindah ke Prancis. Aku tersenyum meninggatnya.

“bagaimana kalau dia yang mencoba desain terbaruku ini.” ide itu terlintas begitu saja di kepalaku.

Kuanggukkan kepalaku bahwa itu adalah ide bagus.

Drrrtt..Drrrtt…

Ponsel yang berada di sampingku bergetar.

…Cho Nayna

“yoboseo…” sapaku ketika mengangkatnya

“Bee,othokee..othookkee..?” suaranya terdengar panik, sangat panik

“Nayna, what happen?” tanyaku padanya, bagaimana pun juga aku jadi ikut panik mendengar suaranya seperti itu

“otthhokee..”  terdengar suarany yang panik

“YA kau tenanglah dulu, aku bingung. Ada apa sih?” ucapku sedikit membentaknya

“Donghae.ikanmu..” suaranya terdengar putus-putus

“wae… ada apa dengan lee donghae..?”sekarang aku benar-benar panik, ada apa sebenarnya.

“rumah sak..ittt” ucapnya tergesa-gesa

Aku berdiri dari kursiku “rumah sakit??? Apa dia sakit?” tanyaku padanya

“rumahh..sakitt” hanya itu yang Nayna katakan padaku

“rumah sakit mana?”

“Seoul hospital..” ucapnya dan langsung menutup telpon. Seoul hospital, apakah dia benar-benar sakit. Yang aku tahu kemarin bukannya dia baru pulang dari Taiwan dan langsung menemuiku. Sakit? Apa mungkin..? sebenarnya aku percaya tak percaya pada Nayna karena Nayna punya hobi yang sama seperti kakaknya, senang melihat orang lain menderita. tapi sepertinya kali ini dia serius, buktinya dia sampai panik setengah mati begitu.

Kusambar kunci mobil dan langsung pergi ke Seoul Hospital.

***

“Aiden..ahh,, bukan,Lee DongHae, dia di rawat kamar no berapa?” tanyaku terengah-engah pada seorang perawat yang mengurus administrasi.

Dia memandangku aneh. Ohh,, baiklah, meskipun pekerjaanku ini seorang desainner pakaian, meskipun aku banyak membuat pakaian indah dan kadang memakainya sendiri. aku sadar dengan dandananku, rambutku yang kuikat sembarang, keringat akibat lari-lari mencari seorang Lee Donghae. Tapi meskipun aku seorang desainner terkenal,di saat panik seperti ini bolehkah aku bertindak apa adanya? Tak perlu keanggunan tak perlu ke fashionan.

Aisshhhh…Kenapa mereka malah bengong…

Kuambil ponsel dari saku celanaku, kutekan angka 3 yang menandakan bahwa aku akan terhubung langsung dengannya.

“yoboseo” sapanya ketika mengangkat telpon

“Aiden, kau dimana sekarang? Apa kau baik-baik saja? Kau di rawat di kamar no berapa?” ujarku penuh kepanikkan

“Queen,, tenang.. relax oke!!!”

“tenang, kau bilang tenang. Aku khawatir tahu, kau sedang sakit tapi aku malah sibuk di butik..” ucapku tergesa-gesa

“hah,,, sakit. Siapa bilang aku sakit?” tanyanya padaku

“bukannya kau sakit.. Olzen bilang kalau kau pergi ke rumah sakit.”

“Aku… aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Manager Hyung yang memang di rawat disana.” Terangnya padaku. Aku melongo,, apa yang baru saja dia katakan. Pergi hanya untuk menengok manager Hyung, jadi dia tidak sakit. Jadi aku yang dikerjai Olzen.

“Cho Nayna, mau mati rupanya dia.” Desisku tajam

“Queen, ada appp” belum selesai Aiden menanyakan apa yang terjadi, aku langsung menutup sambungan telpon kami. Aku langsung menekan angka 1 yang akan langsung terhubung ke Olzen.

“YA… kau mengerjaiku… Kau akan mati di tanganku, Cho Nayna” geramku tajam padanya saat dia mengangkat telpon dariku

“hahaha” dia malah tertawa terbahak-bahak

“kau itu terlalu bodoh, Bee. Kenapa kau bisa terkena tipuanku..” katanya disela-sela tawa yang membahana.

Aku keluar dari rumah sakit. Pantas saja suster itu menatapku aneh, dengan dandananku yang berantakan ini ia pasti mengira aku sudah gila.akkhh,,,malunya aku.

“kau benar-benar akan mati di tanganku, Olzeny. Kau akan medapatkan balasan yang setimpal dariku.” Desisku tajam

“balasan,,, apa? Aku tak takut” tantangnya padaku

“cihh,, aku tak aka membuatmu merasa takut, Nayna tapi aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu.” Ucapku penuh dengan keyakinan

“hahaha… baiklah. Aku akan menunggu pembalasan dendammu.”

“baiklah, kita lihat saja…” kataku langsung melajukan mobilku untuk kembali ke butik

***

3 hari ini, aku berkutat dengan bahan kain, jarum dan mesin jahit. Aku sudah bertekad akan membuat 2 gaun pengantin yang akan aku pakaikan ke Sang Yoon dan…hm, aku belum tahu satu lagi di pakai oleh siapa?

Kalau sudah serius aku akan melakukan apapun agar hasil kerjaku sempurna, aku tak mau kehancuran, yang kumau adalah kesuksesan. Maka dari itu, aku melakukan pekerjaan ini dengan tekun. Termasuk pada pekerjaan membuat gaun pengantin ini, meskipun ini hanya untuk koleksiku tapi aku tak mau  hasil yang mengecewakan. Maka sudah kupesan, bahan kain dari sutra kepompong langsung dari Indonesia, benang yang lembut, serta pernak-pernik untuk motif yang aku import langsung dari Thailand.

2 gaun dalam pengerjaan 3 hari ini memanglah tak mudah tapi tekadku sudah sangat 100% jadi bagaimana pun juga harus jadi 2 gaun dalam 3 hari.

Dan akhirnya setelah mengorbankan jadwal tidurku 3 hari belakangan ini, aku bisa menyelesaikannya 2 gaun dengan tangan dan mesin jahitku sendiri.

“Yoonie-ah, bisa kau datang siang ini ke butikku?” Tanyaku langsung padanya ketika dia mengangkat telpon dariku

“baiklah,, aku akan datang, kebetulan aku juga sedang tak ada kerjaan”

“ok.. aku tunggu…” aku menutup telponnya.

Sekarang siapa yang akan memakai gaun yang satunya, siapa????

Aku terus berpikir keras mencari kandidat yang bisa memuaskan aku untuk memakaikan gaun ini ke tubuhnya.

“Olzeny, kau ada waktu?” tanyaku padanya di telpon

“ada, memangnya kenapa?” tanya penuh dengan kecurigaan.

“jangan, menjugdeku seperti itu, Nayna. Kau kan tahu aku ini eonni paling baik. Aku hanya ingin memberimu sesuatu yang pasti kau suka?”

“sesuatu? Andwe, aku tak mau menemuimu, kau pasti sudah  merencanakan bals dendamkan untukku.” Selidiknya padaku

“anio, Olzenny, kau kan tahu aku tak setega itu padamu. Aku malah akan memberi, film 3D harry potter yang limited edition itu lho” tawarku padanya *olzen :mana ada film Harpot 3D, Queen: pura-puranyakan ada*

“jinjja??” teriaknya gembira namun beberapa detik kemudian dia berhenti berteriak senang

“kau pasti bohong, kau pasti mau menipuku kan?” curiganya lagi

Anak ini kenapa tak percaya saja sich..

“ya, sudah kalau kau masih tak percaya padaku. Padahal aku sudah capek-capek menjelajahi kota london demi kaset itu. cihh, kau tak menghargai hasil kerjaku, Nayna” ucapku padanya.

“baiklah..baiklah.. aku percaya? Tapi aku tau kalau kau pasti tidak mungkin tak meminta balasan dari semua kerja kerasmu itukan?” ucapnya dengan setengah hati

“hmmm,, kau memang tau seperti apa diriku, Olzeny.” Kataku

“terima kasih”

“besok kau ke butikku!” perintahku padanya

“baiklah” dia mengiyakan perintahku.

***

“pakai itu!” perintahku pada Olzen

“HAH….”pekiknya kaget

“cepat pakai itu!” sekali lagi aku memerintahkannya

“Shireo…aku tak mau. Kau tega Bee, kau mau membunuhku” teriaknya di ruanganku. Kulihat Sang Yoon sampai menutup telinganya karena teriakkannya itu. asal kalian tahu teriakkannya sungguh menggelegar hebat. Mungkin jika di depannya ada gelas kaca maka gelas itu akan pecah. hebat bukan.

“kau mau pakai itu dan mendapatkan ini atau kau tak akan bisa mendapatkannya seumur hidupmu” ancamku padanya sambil mengacungkan film dan foto edisi terbatas dari Daniel radclife. aku tersenyum penuh kemenangan ketika dia menghela napas panjang, karena itu artinya dia akan menuruti apa kataku.

Hahaha,,,, sebenarnya aku tak tega melihatnya bersusah payah menyesuaikan diri dengan gaun pengantin itu, karena dia memang jarang sekali menggunakan Dress padahal dia itu seorang yeoja. Tapi sekali aku menginginkannya aku akan melakukan apapun demi mendapatkannya, sekalipun aku harus bertranformasi sebagai iblis yang kejam untuk dirinya.

Sedangkan Sang Yoon, sahabatku sedari kecil hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kami berdua. Dia tak menolak selalu saja tak menolak semua keinginanku yang memang sering mustahil untuk di wujudkan itu. dia, seorang putri dari putri keluarga Choi ini dengan senang hati membantuku.

Sekarang Sang Yoon sudah mengenakan gaun pengantinnya, sedangkan Olzen sedang dalam persiapan.

Keduanya terlihat cantik dengan gaun pengantin buatanku. Mereka terlihat sangat bersinar, seperti ada lampu yang menyorot wajah mereka, Sang Yoon sangat cantik, jika saja Kyuhyun oppa ada disini mungkin dia akan terpesona karenanya sedangkan Olzen terlihat begitu manis ketika memakainya, aku tak menyangka seorang ratu iblis bisa seperti seorang malaikat jika memakai gaun pengantin.

“jangan menunjukan wajah seperti itu, Olzeny.” Kataku saat sudah berada di studio foto milikku, butik disini memang merangkap juga sebagai studio foto jadi bagi yang ingin berfoto juga, kami menyediakan fasilitasnya. Aku sudah merekrut photografer profesional yang akan memfoto kalian.

“Olzeny, tersenyumlah..” ujarku padanya.

Dia menurutiku, bibirnya mengembang membentuk senyuman meskipun terpaksa dan akhirnya sesi perfotoan sudah selesai dengan selamat.

***

Tookk..tokk

“masuk..”

“hai..” terdengar suara yang sangat familiar di telingaku, kudongakkan kepalaku melihatnya. Dia sedang tersenyum kepadaku, aku membalas senyumannya

“hai…” lalu berkonsentrasi lagi pada  kedua foto yang ada di depanku.

Olzeny

Sang Yoon

Mereka terlihat cantik bukan? Gaun yang aku desain lumayan juga rupanya. Kurasakan seseorang di belakang kursiku.

“bukankah itu, NayNa dan Sang Yoon. Kenapa mereka mengenakan gaun pengantin seperti itu?” tanya Aiden padaku

“mereka cantik bukan? Aku memaksa mereka untuk mengenakannya gaun pengantin untuk koleksiku..” jelasku padanya

“hmmm” hanya dehaman yang keluar sebagai jawaban mengertinya.

“kau mau minum apa?” tanyaku padanya

“kopi mungkin..” jawabnya singkat, aku langsung berjalan di ke patri kopiku, menuangkannya di cangkir  yang memang sudah disediakan. Aku memang sudah menyediakan cangkir, gula dan patri kopi di ruanganku ini karena aku tak mau membuat penggawaiku mengerjakan apa yang bisa aku lakukan sendiri.

Kulihat Aiden sedang berdiri memandang keluar jendela. Dari wajahnya kulihat dia sedang serius memikirkan sesuatu.

“ini” aku menyerahkan secangkir kopi kepada Aiden. Dia tersenyum menerima lalu memandang keluar jendela lagi.

“ada apa? Apa sedang ada masalah?” tanyaku padanya lembut

“ani..”jawabnya singkat, aku melihat keluar jendela, melihat sekaligus memikirkan sebenarnya apa yang sedang terjadi padanya. Aku tersentak ketika sebuah lengan memeluk pinggangku dari belakang, dia menaruh kepalanya ke bahuku. Nyaman, aku merasakan kenyaman setiap aku berada dekat dengannya.

“NayNa dan Sang Yoon cantik sekali” ucapnya tiba-tiba. Aku tersontak, kenapa tiba-tiba dia mengatakan hal itu.

“tapi kau yang paling cantik, Queen.” Ujarnya lagi. Aku tersenyum mendengar ucapanya itu,dia ini memang pintar sekali kalau sudah soal merayu.

“satu pertanyaanku” katanya

“apa?”

“kapan kau juga akan mengenakan gaun pengantin seperti itu? aku ingin melihatnya” suaranya sangat lembut di telingaku, dan karena ucapanya itu dengan berhasil membuat wajahku berubah merah.

“suatu hari nanti, saat pernikahan kita” jawabku sekenanya.

~FIN~

Queen’s Note: akhhh,,,,, selesai juga ini ff singkat. Akhir yang Gaje, sangat ga jelas banget….

 

I Don’t Care what You Saying ‘cause I Love Him

Author : QueenSha Lee

Main cast :

Choi Sang Yoon

Lee Hye Joon

Cho Nayna

Lenght: OneShot

Rating : all ages

Desclaimer : ff ini curcol pribadiku  dan jadilah ff gaje kayak gini dehh… daripada banyak curcol jadi.. happy Reading…

QUEENSHA LEE PRESENT…

Special For FeeQueenOlzen

KALO GA SUKA JANGAN DI BUKA,

KALO GA NIAT JANGAN DI BACA,

KALO MASIH PUNYA HATI JANGAN DI BASH,

DAN KALO MENGHARGAI TOLONG DI COMMENT…

HAPPY READING...

Author P.O.V

Tiga orang gadis tengah duduk di beranda sebuah apartement,mereka menyesap hot chocolate yang disediakan oleh tuan rumah sedangkan tuan rumah sendiri tengah asyik menambahkan gula ke dalam teh hangatnya.

Choi Sang Yoon, Lee Hye Joon dan juga Cho Nayna, Ketiga gadis itu hanya diam. berusaha menenangkan hati, jantung dan napas masing-masing.

Atmosfer diantara mereka seketika berubah tegang, ketika mulai pembicaraan di angkat menjadi topik bicara.

“Aku tak setuju!” SangYoon yang memulai pembicaran lagi. Hye joon mendelik ke arahnya

“atas dasar apa, kau tak menyetujuinya?” Hye Joon menimpali.

“kau tahu reputasinya, dia seorang Playboy. P-L-A-Y-B-O-Y” Sang mengucapkan kata playboy dengan penuh penekanan.

“lalu..?” Hye Joon meminum teh hangatnya dengan pelan

“kau sudah tahu reputasinya seperti itu tapi kenapa masih saja dekat denganya dan kenapa juga kau menerima pernyataan cintanya.” Desis Sang Yoon

Hye Joon memandang Sang Yoon sengit. NayNa yang sedari tadi hanya mendengar petengkaran sambil santai ini akhirnya ikut angkat bicara juga.

“Onnie-ya, kau seharusnya mengerti. Kami tak mau kau disakiti” katanya memandang Hye Joon dalam.

Hye Joon P.O.V

Kami bertiga meminum minuman kami masing-masing. Aku menghirup udara sebanyak-banyaknya berusaha menenurunkan tingkat amarahku. Sebenarnya aku malas membahas ini, mereka ini tetep tak menyerah tentang hubunganku dengan Lee Donghae. Ya, Lee Donghae. Aku sudah Resmi menjadi yeojachingunya. Dan mereka dengan alasan tadilah mereka melarangku.

“aku.. aku tahu kalian berdua berniat baik padaku. Tapi ini keputusanku.” Kataku pelan

“keputusan anak kecil” cibir Sang Yoon padaku.

Aku menatapnya geram.  “tolong jaga ucapanmu miss Choi.” Desisku marah

“onniedeul, aku mohon jangan seperti ini, kita bicarakan baik-baik” Nayna menengahiku dan Sang Yoon

“pokoknya aku mau kau putus dengan Lee Donghae” rupanya Sang Yoon sudah tak bisa mengontrol emosinya lagi.

“aku tak akan melakukan hal itu.” geramku dan menatapnya tajam

“kau harus melakukan apa kataku, Lee Hye Joon” terdengar nada perintah dikalimat  yang dia keluarkan dari mulutnya.

Apa-apaan dia.. berani-beraninya dia memerintahku. “YA..Kau bukan eommaku atau appaku yang bisa memerintahku seenaknya. Kau bukan siapa-siapaku. Jadi jangan pernah memerintahku seperti itu” aku berdiri dari duduk.

“dan pulanglah.. aku lelah, aku ingin sendiri” aku masuk ke dalam kamarku, kudengar teriakkan marah Sang Yoon dari luar.

“YA…berani-beraninya kau mengusirku pergi. Ya, aku memang bukan siapa-siapamu jadi terserah denganmu. Aku tak peduli lagi.”

Nayna P.O.V

Aisshh, kenapa aku harus berada di tengah-tengah situasi seperti ini. kedua orang yang sangat dekat denganku kini tengah berperang dingin. Mau sampai kapan seperti ini terus..

“Aiisshh” aku mengacak-acak rambutku frustasi

“Xioni, wae?” tanya Giu Xien ketika menengok ke kamar adiknya.

“Gui Xien.. othokke?”

“memangnya ada apa?” Gui Xien masuk ke kamar Xioni, duduk di kursi belajarnya.

“Fee dan Bee bertengkar..”

“nugu? Fee? Bee?” Gui Xien menatapku bertanya. Ahh, aku lupa itukan nama panggilanku untuk Sang Yoon dan Hye Joon, jadi mana mungkin Gui Xien tahu nama panggilan itu.

“Sang Yoon dan Hye Joon.” Jelasku

“memangnya mereka kenapa?” kini Gui Xien sedang melihat-lihat buku pelajaranku

“mereka bertengkar”

Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut kakakku itu. dia menundukkan kepala, membaca buku pelajaranku.

“YA.. kau mendengarkanku tidak sih?” aku berdecak sebal padanya.

“hmm”dia masih belum mengalihkan pandangannya.

“YA kalau kau tak bisa memberiku solusi lebih kau keluar dari kamarku sekarang..” aku melemparkan bantalku padanya.

“YA , aku mendengarkan, cepat teruskan!”

“dengarkan baik-baik. Kalau tidak aku akan pastika kaset game yang ada di kamarmu besok akan berada di basement. Ingat itu” ancamku padanya.

“baiklah, sekarang apa?”

“dengarkan baik-baik. Sang Yoon dan Hye Joon bertengkar.”

“bukankah itu biasa untuk wanita”

“biasa?? kau bilang biasa, Gui Xien.” Kataku meremehkan kata-katanya

“kau tahu kan kalau Sang yoon sudah marah akan seperti apa.?” Tanyaku padanya

“dia akan diam dan aura setannya akan sangat terasa. Ikkhh,, mengerikan sekali kalau dia marah” bisa kulihat bulu kuduk Gui Xien sampai merinding.

“hmm” aku menganggukkan kepala tanda setuju dengan apa yang barusan dia katakan

“bukan kah, Hye Joon itu malaikat kalian, dia pasti tak mungkin menanggapi amukan Sang yoonkan?” tanyanya lagi

“oh, Gui Xien kau tak tahu. Meskipun dia malaikat di antara dua iblis, urusan marah dia bisa melupakan semuanya tapi kali ini sepertinya tidak. Setiap ada aku dan sang yoon dia akan menghindar dan bersikap dingin. Pokoknya mengerikanlah..” jelasku padanya

“ikh,, kenapa kalian para wanita bisa semengerikan itu sih?” dia menggosok-gosok lenganya.

“itu karena kalian para laki-laki yang menbangunkan jiwa iblis kami.”

“memangnya karena apa? Malaikat kalian itu bisa bertranformasi menjadi seorang iblis.” Tanya Gui Xien, rupanya dia sudah tertarik dengan curhatanku ini.

“karena seorang pria.”

“Mwo.. jadi Sang Yoon merebut pria yang dicintai Hye Joon. OMG ” pekik Gui Xien kaget

“Ya.. Gui Xien. Jangan membuat kesimpulan sendiri” sergahku

“jadi?”

“Sang Yoon tak merestui hubungan Hye Joon dengan si ikan itu”

“oh, jadi itu”

“Gui Xien, bagaimana ini?” aku memandangnya, dia seolah memikirkan sesuatu dan aku harap kali ini dia serius memberikan sebuah saran

“hmm kalau begitu sebaiknya..” perkataannya terhenti sesaat, dia berdiri di depan pintu.

“aku makan dulu karena aku ingin makan.” Ucpanya dengan santai. Aissh,, aku rasa jiwa iblisku kini sedang bangkit. Rasanya aku ingin membunuhnya.

“YA,,, Gui Xien, Cho Kyuhyun akan ku bunuh kau” teriakku keras sambil melemparkan bantal padanya.

“Xioni, JANGAN BICARA SEMBARANG, ATAU KAU TAK AKAN MENDAPAT JATAH MAKAN..”teriak eomma dari ruang makan.

“eomma” rajukku keras. Kudengar suara tawa Gui Xien yang keras. Aku ingin sekali membunuhmu Cho Kyuhyun.

***

Sang Yoon P.O.V

Aku sedang berada di ruang membaca, huh.. membaca mungkin salah satu aktifatas yang bisa membuat aku lupa dengan masalah yang terjadi saat ini. kubuka sebuah Novel, touhcẻ..

Tok..tok..tok..

Seseorang mengetuk pintu, “masuk” kataku keras.

“rupanya kau oppa” ucapku ketika melihatnya. Siwon oppa menyerahkan segelas hot chocolate yang dia bawa. Aku menerima dan menyesapnya pelan.

“aku dengar dari kyu kalau kaku dan Hye Joon bertengkar.”ujar siwon oppa pelan, duduk di atas meja baca.

“hmmm” aku masih menyesap hot chocolateku.

“memangnya karena apa? Setahuku kalian berdua sangat kompak”

“seperti yang dikatakan Kyuhyun oppa padamu” aku membuka halaman baru di novelku,berkonsentrasi membacannya.

“jadi benar karena Donghae” selidiknya

Aku mendeham. “kenapa?” tanyanya

“memangnya kyuhyun oppa tak memberitahumu kenapa?” Siwon oppa menggelengkan kepala.

Aku menghembuskan napas sesaat. Menutup novelku. “aku tak suka Hye Joon berpacaran dengan  Donghae oppa”

“kenapa kau tak setuju? Donghae, pria yang baik” lagi-lagi pertanyaan kenapa keluar dari mulut siwon oppa.

“oppa, oppa memang mengenal Donghae oppa tapi oppa juga mengenalku seperti apa. Oppa, mengenal Donghae oppa sudah 5 tahun lebih tapi oppa mengenal aku 18tahun.”

“so…?”

“oppa pasti tahu apa yang ada di pikiranku kan.” Jelasku padanya

“iya, aku tahu karena memang seperti itu sifatmu. Tapi bukankah Hye Joon mencintai Donghae, bukankah kau sahabat yang baik yang menginginkan sahabatnya bahagia dengan orang yang dicintainya.”

“cinta.. oppa, Hye Joon hanya terbawa suasana saja. Karena dia setiap hari bertemu dengan Donghae oppa di Kantor untuk mengurusi kostum kalian. Aku yakin itu perasaan sesaat. Dan juga aku memikirkan Donghae oppa. Donghae oppa dengan reputasinya, prince of treas, romantic guy,, cih.. “sergahku padanya

“tapi dia kan..” sebenarnya ini tak sopan, aku memotong perkataan oppa.

“yang paling aku tak suka dia itu seorang playboy. Dan dia, Hye Joon sahabatku. Aku tak ingin dia tersakiti nantinya.”

“tapi..”

“jika oppa masuk ke ruang bacaku hanya karena ingin membela Donghae oppa maka oppa akan tak akan mendapatkan apa-apa karena aku akan tetap tak menyetujui hubungan mereka berdua.” Ucapku tajam.

***

Hye Joon P.O.V

BURUK… hari ini hari yang buruk bagiku. Semua yang kulakukan salah,berantakan, sembarang.

“akkhh..”teriakku frustasi. Masalah kenapa masalah selalu senang mengikuti, apa mereka tak bosan mengikutiku kemana pun. Setelah masalah dengan Donghae sekarang aku harus berhadapan dengan masalah lagi, masalah dengan sahabatku.

Kudongakkan kepalaku, melihat siapa yang masuk keruanganku tanpa ketuk pintu.

“Aiden..” aku bangkit dari duduk dan menghampirinya. Dia tersenyum padaku.

“Queen. Kemarilah” dia merentangkan tangannya, aku menghambur ke pelukannya. Dia memelukku erat.

“bogosipo..” ucapnya lembut, dia semakin merapatkan pelukannya, menaruh kepalanya di bahuku dan menyerusuk masuk keleherku.

Aku tersenyum diam, karena aku juga merindukannya. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan album terbarunya sedangkan aku hanya bisa diam menunggunya disini.

“aku dengar kau bertengkar dengan Sang Yoon” katanya ketika aku sedang menyeduhkan kopi untuknya.

Aku tersenyum, “rupanya sudah jadi gosip hangat di dorm” aku menyerahkan kopi kepadanya

“apa karena aku?” tanyanya, aku duduk di sebelahnya. Aku mengelus rambutnya lalu pipinya.

“aku suka hair stylemu di album ini..” kataku spontan

“jangan mengalihkan pembicaraan, Queen” aku tahu kalau dia sedang memandangku. Aku menundukkan kepalaku, menolak untuk menatap matanya.

“ani, bukan karenamu” aku menenangkanya

“kau menundukkan kepala, berarti benar” aku melihatnya.

“tidak, bukan karena kau. Ini hanya pertengkaran biasa, kau tahu kan persahabatan beberapa wanita kadang terasa rumit” sergahku sambil memandangnya.

“itu pasti alasan saja. Kudengar Sang Yoon dan Nayna tak setuju dengan hubungan kita” dari mana dia tahu. Apa benar sudah mereka sudah tahu sampai sejauh itu. oh, aku lupa 10 namja itukan memang tukang gosip.

“ani..” kataku lumayan keras. Dia menatapku dalam.

“dia bukan tak setuju dengan hubungan kita tapi dia hanya masih belum tahu bahwa aku sangat mencintaimu, rasa cintaku padamu.” Aku memegang wajahnya. Mengelus pelan pipinya.

“kau terlihat lelah” ucapku memperhatikannya.

“itu karena aku menghabiskan waktuku untuk memikirkanmu.” Ujarnya sambil senyum

“terima kasih karena telah menyediakan waktumu untuk memikirkan aku, tapi jika seperti ini jadinya. Tolong kurangi waktumu dan beristirahatlah” kataku, sebuah senyum merekah di wajahnya

“kalau begitu bolehkan aku beristirahat disini?” tanyanya padaku

“hmm,, silahkan. Aku memang ada untuk menjadi tempatmu beristirahat.” Dia tersenyum lagi, lalu merebahkan kepalanya di pahaku dan tertidur.

Kuelus-elus kepalanya lembut. Aku menghembuskan napas sesaat.

“Saranghae, Aiden-ku.”  Meskipun orang yang berharga bagiku tak menyetujui hubungan kita tapi aku yakin suatu hari nanti dia mengerti dan tahu bahwa aku sangat mencintaimu, karena memang kau yang di takdirkan untuk menjadi milikkku.

***

Sang Yoon P.O.V

“aku ingin mengakhiri semua ini!” ucap Hye Joon to the point

“tak ada yang perlu di akhiri karena tak ada yang memulai” kataku

“aku ingin kau tahu kalau aku sangat mencintainya, Fee” Hye joon menatapku mantap.

“aku tahu, karena dia juga sangat mencintaimu” sebenarnya aku enggan mengatakan kenyataan ini. tapi ini adalah kenyataan yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana Donghae oppa benar-benar mencintai Hye Joon.

FlashBack

“aku akan membayarmu dengan harga tinggi” kataku pada seorang gadis cantik yang ada di depanku.

“memangnya apa tugasku kali ini miss Choi?” tanyanya padaku

“hmm, mudah kau hanya menggoda laki-laki ini. buat dia jatuh cinta padamu. Araseo!” perintahku sambil menyerahkan foto Donghae oppa padanya.

“baiklah lakukan dengan baik” gadis itu pergi

“seperti yang kau inginkan, Hye Joon aku akan melihat seberapa kuatnya cinta kalian berdua.” Kataku pelan. Kuambil ponsel dari tasku.

“pak Goo, tolong jemput aku sekarang juga” aku memasukkan ponselku dan hanya dalam beberapa menit saja pak Goo dengan mobil sudah terparkir di depan cafe tempatku bertemu dengan gadis yang aku tugaskan untuk menggoda Donghae oppa.

***

Sudah 2 hari aku melihat perkembangan dari tugas gadis itu dan melihat seberapa kokoh cinta Donghae oppa pada Hye joon.

Kini aku mengikuti mereka berdua,masuk ke apartement gadis itu.Donghae oppa seperti tak menolak ketika di ajak kesana, dia malah terlihat tersenyum senang. Kugunakan kacamata dan juga masker untuk menutupi wajahku.

Aku sudah merencanakan semuanya dengan matang. Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa Donghae akan menerima pernyataan cinta gadis itu.

“Saranghae oppa” sudah dimulai, aku bersembunyi di balik tembok. Aku meliha Donghae oppa yang terkejut.

“mwwwooo?” pekiknya kaget

“aku mencintaimu oppa, aku tahu kalau kau sudah mempunyai yeojachingu tapi aku bersedia menjadi selingkuhanmu.” Gadis itu beranjak mendekati Donghae oppa yang masih terkejut.

“saranghae oppa” gadis itu mencium bibir donghae oppa, aku sampai terkejut dibuatnya. Akting gadis itu bagus sekali, kenapa dia tak jadi aktris saja, kenapa dia masih ingin menjadi pesuruhku.

“Donghae oppa, benar dugaanku sekali playboy tetap saja buaya darat. Cihh, Hye Joon pasti akan patah hati. Aku turut menyesal Hye Joon” aku mengambil kamera dan ketika aku ingin memotret barang bukti, aku kembali terkejut dengan reaksi yang diberikan Donghae oppa.

Donghae oppa mendorong gadis itu dan mengusap bibirnya kasar.

“asal kau tahu bibirku ini hanya milik Queen, ani, bukan tapi seluruh tubhku milik Queen” ucapnya keras. Gadis yang ada di hadapan Donghae oppa berubah lagi, dia terlihat seperti sedang akting menangis.

“maaf, aku bukan ingin membentakmu tapi aku hanya ingin menegaskan bahwa aku ini hanya miliknya. Karena aku adalah takdirnya.” Gadis itu terlihat terisak pelan

“semua manusia di takdirkan berpasang-pasangan dan pasanganmu bukan aku. Karena aku sudah menemukan pasangan hidupku dan kau juga pasti akan menemukannya. Kalau kau tak menemukannya maka dia akan menemukanmu disini. jadi carilah pasanganmu itu, jangan mengharapkan aku.” Donghae oppa lalu pergi meninggalkan gadis yang masih berakting menangis itu.

“wow..” tanpa sadar aku tepesona dengan kata-katanya barusan. Dia mendeklarasikan bahwa dia hanya milik Hye Joon, sungguh mengharukan.

“hye Joon, kau pantas dimiliki olehnya.”

Flashback End

“jadi kau setuju dengan hubungan kami?” tanyanya senang

“mau bagaimana lagi.” Aku menghembuskan napas panjang

“gomawo, Sang Yoon-ah.. kau memang sahabatku” dia memelukku erat.

“tapi masih ada satu orang lagi yang harus kau mintai persetujuan”

“hah.. siapa?” tanyanya.

“Cho Nayna. Kau pasti kesulitan menghadapinya.”

“tenang saja Sang Yoon-ah, urusan Nayna. Aku bisa mengatasinya dengan cara halus” ucapnya bangga

“memang dengan apa?” tanyaku penasaran

“rahasia.. karena ini adalah caraku untuk menaklukkannya.”

“cihhh….”

~FIN~

Note: sebenarnya melenceng banget ma aslinya, tapi seperti inilah jika kedua iblis itu menyiksaku. Mereka menyiksa batinku.

Bagi kalian  yang sudah mengecewakanku. Cepatlah berubah dan ingat jangan pernah becandaan kaya gitu disaat aku dapat hadiah bulanan, jika iya maka akhirnya seperti inilah.

Bagi yang terlanjur buka and baca ff ini tolong COMMENTNYA…

[King+Queen’s marriage life] CONTRACT

Author : FeQueenOlzen (QueenSha Lee)

Main cast :

Lee DongHae

QueenSha Lee

And Other cast..

Genre : romance

Length: series

Desclaimer: ff ini murni keluar dari otakku. Jadi bila ada kesamaan or yang sebangsanya itu Cuma ketidak sengajaan.

KALO GA SUKA JANGAN DI BUKA,

KALO GA NIAT JANGAN DI BACA,

KALO MASIH PUNYA HATI JANGAN DI BASH,

DAN KALO MENGHARGAI TOLONG DI COMMENT…

HAPPY READING…

______________________________________________________________________________________________________

Previous

“Aku bisa mengabulkan apa yang appamu mau..” ucapku keras dan spontan.

Apa yang kau lakukan Hye Joon… aku sudah gila sepertinya..

“Neo…?” pekiknya kaget ketika aku keluar dari tempat persembunyianku

“iya,, aku akan mengabulkan apa yang appamu mau. Menikahlah denganku..!!!”

####

Aku duduk berhadapan dengannya. Dia memandangku tajam, mungkin berusaha melihat apakah diriku ini seorang penipu ulung.

Aku memang membalas tatapannya tapi tentu saja dengan tatapan santai, atau bisa kalian bilang wajah tak berekspresi.

“apa ada kertas..?” tanyaku padaku.

“ada, untuk apa?”

“bawa saja.. jangan lupa pulpennya!” teriakku memerintahnya

Dia membawakan selembar kertas kosong dan juga sebuah pulpen. Dia duduk lagi di depanku, menyerahkannya. Aku mengambilnya dan menuliskan seseutu di atas kertas itu.

Kutuliskan CONTRACT

Tertanda di bawah ini, sebuah kontrak dengan

pihak pertama : Lee Hye Joon

pekerjaan : Desainner

pihak kedua: —-

aku terdiam sebentar. Menoleh kearahnya.

“nama Lengkapmu apa?” aku bertanya padanya langsung, aku tak suka membuang-buang waktu.

“Lee DongHae, baguslah margamu. Jadi aku tak usah mengganti margaku” ucapnya acuh tak acuh, kutuliskan namanya

Pihak kedua: Lee DongHae

Pekerjaan :

Rupanya dia melihat apa yang sedang aku tulis sekarang karena sebelum aku menanyakan  pekerjaannya dia langsung menjawab.

“kosongkan saja”

Aku menurutinya untuk mengosongkannya.

Kutulis isi dari kontrak ini,

Seperti yang sudah di ketahui bahwa pihak kedua bekerja sama dengan pihak pertama dalam sebuah penikahan.

  1. Pernikahan ini akan berlangsung tak tahu kapan. Karena hanya pihak pertamalah yang boleh menentukan kapan kontrak pernikahan ini berakhir.
  2. Dalam pernikahan ini kedua belah pihak tidak boleh ikut campur dalam masalah pribadi. (urusi urusanmu sendiri)
  3. Pihak kedua di larang menyentuh pihak pertama, jika itu dilanggar maka akan mendapatkan denda sebesar 1 juta won.
  4. Tidak boleh ada yang mengetahui tentang perjanjian ini, jika salah satu pihak membocorkan surat kontrak ini maka mendapatkan dendaan sebensar 10 juta won

“bagaimana dengan ini?” tanyaku padanya sambil menyerahkan kertas kontrak itu.

“tak adil..” komentarnya

“apanya?”

“disini di tulis semua yang menguntungkan untukmu, bagaimana kalau kau yang tak menepati janji padaku..?” ucapnya memandangku sambil menyerahkan lagi kertas kontrak itu.

“aku pasti akan menepati janjiku..” ujarku

“aku tak percaya?” tukasnya

“baiklahh…baiklahh…. aku akan menuliskan janjiku di kertas ini..” bisa kulihat dia tersenyum senang atas perkataanku tadi.

Jika semuanya berjalan dengan baik sampai akhir maka pihak pertama harus memenuhi hal yang sudah di janjikan pihak pertama pada pihak kedua.

  1. Mengorbitkanya sebagai penyanyi
  2. Menuruti semua keinginannya,(keinginan yang tak melanggar ke 5 norma)

“ ada lagi yang kau inginkan Donghae ssi..?” tanyaku padanya. Dai membaca sekilas, dan tersenyum dengan manisnya di hadapanku.

“untuk saat ini aku puas dengan berjanjian kita..”

“baiklah aku bacakan lagi, surat perjanjian ini..” dia menyerahkan kertas itu padaku, dan aku membacanya lumayan keras agar dia juga bisa mendengarku.

CONTRACT

Tertanda di bawah ini, sebuah kontrak dengan

pihak pertama

Nama: Lee Hye Joon

pekerjaan : Desainner

Pihak kedua

Nama : Lee DongHae

Pekerjaan : —-

Seperti yang sudah di ketahui bahwa pihak kedua bekerja sama dengan pihak pertama dalam sebuah penikahan.

  1. 1.      Pernikahan ini akan berlangsung tak tahu kapan. Karena hanya pihak pertamalah yang boleh menentukan kapan kontrak pernikahan ini berakhir.
  2. 2.      Dalam pernikahan ini kedua belah pihak tidak boleh ikut campur dalam masalah pribadi. (urusi urusanmu sendiri)
  3. 3.      Pihak kedua di larang menyentuh pihak pertama, jika itu dilanggar maka akan mendapatkan denda sebesar 1 juta won.
  4. 4.      Tidak boleh ada yang mengetahui tentang perjanjian ini, jika salah satu pihak membocorkan surat kontrak ini maka mendapatkan dendaan sebensar 10 juta won

Jika semuanya berjalan dengan baik sampai akhir maka pihak pertama harus memenuhi hal yang sudah di janjikan pihak pertama pada pihak kedua.

  1. 1.      Mengorbitkanya sebagai penyanyi
  2. 2.      Menuruti semua keinginannya,(keinginan yang tak melanggar ke 5 norma)

 

Tertanda di bawah ini kedua belah pihak :

 

 

 

 

Pihak pertama (Lee Hye Joon)                           Pihak Kedua (Lee DongHae)

“sekarang tinggal tanda tangan..!” ujarku. Rasanya bebanku terbebas semua dari pundakku. Malam ini aku bisa bermimpi indah. Tapi permasalahan baru muncul lagi di otakku, dimana aku tidur…

Kulihat dia menandatangani surat itu lalu melihat ke arahku.

“aku akan menginap disini!” ucapku tanpa dosa. Dia terlihat terkejut dengan ucapanku barusan. Dan aku juga sudah benar-benar gila sekarang. Aku harus tidur di rumah seorang pria asing. Ini bukan sikap seorang nona muda, Hye Joon. Tapi aku harus tidur dimana lagi…

“kau.. tidur disini..? tidak boleh.. tidak bisa..” sergahnya padaku

Aku mengeluarkan jurus andalanku. Kukeluarkan muka memelasku, dan jika sudah kukeluarkan semua orang pasti akan menuruti kemauanku. Hanya 1 orang yang termempan terhadap jurus andalanku. Siapa lagi kalau bukan kakek tua itu..

“kau tega, sekarang sudah malam. Masa kau membiarkan seorang gadis tidur di luar..” ucapku dengan suara lirih, berusaha berakting dan Yeesss.. dengan sedikit sentuhan air mata semua pasti akan menurutiku.

“baiklah.. tapi untuk kali ini saja!” dia menghela napas sesaat.

Berhasil bukan.. Lee Hye Joon, kau memang hebat berakting, kenapa aku tidak jadi artis sajanya..

“aku ingin mandi. Dimana kamar mandinya..?” tanyaku padanya. Kali ini dia terkejut lagi, aku sudah bosan melihatnya wajah terkejutnya. Dia ini sudah berapa kali dia terkejut hari k=ini karena ucapanku.

“mandi..?” ucapnya ragu-ragu melihatku.

“iya, kamar mandi. Aku biasa mandi sebelum tidur..” kataku polos.

Dia melihatku sekilas dengan tatapan yang entahlah aku tak tahu.

“disana..” dia menunjuk sebuah sudut ruangan. Aku menganggukkan kepala tanda tahu.

“boleh aku pinjam kemejamu. Bajuku sudah bau.. aku tak mungkin menggunakannya.” Ucapku lagi. Dan lagi-lagi dia terkejut.

“kemeja..?”

“iya..” dia lalu pergi entah kemana mungkin ke kamarnya.

“jangan yang pendek, yang panjangnya..!” perintahku dengan suara keras.

***

“kau sudah selesai..?” tanyanya padaku ketika keluar kamar mandi

“hmm..”

“kau tidur disini..” dia menunjuk sofa yang sudah disiapkan dengan bantal dan selimut seadanya.

Aku mendelik ke arahnya. “ kau tega membiarkan seorang gadis tidur di sofa sedangkan pria di kamar tidurnya.”

“memangnya kenapa? Kau tak mungkin kan tidur satu ranjang denganku..” ucapnya santai. Aku mendengus kesal,tak ada dalam sejarahnya seorang Lee Hye joon tidur di sofa. Dia pergi dari hadapanku, dan menuju kesebuah pintu yang aku yakini itu adalah pintu kamarnya. Aku berjalan cepat mendahuluinya, ketika aku berjalan disampingnya kudorong dia kesamping sampai dia oleng, langsung masuk ke dalam kamar dan menutupnya.

“YA.. apa yang kau lakukan..?” teriaknya sambil menggedor-gedor pintu. Aku yang sudah ada dalam kamarnya berusaha menahan pintu agar tak terbuka dengan punggungku.

“YA… cepat buka pintunya!” teriaknya lagi

“Kau tidur di sofa saja..” balas teriakku.

“Aisshhh,, aku tahu pasti akan begini jadinya. Dasar nona muda aneh.” Umpatnya.

“YA.. aku bisa mendengar umpatanmu itu..” tak ada yang menyahuti perkataanku, rupanya dia sudah pergi dari depan pintu. Kuedarkan pandanganku, melihat sekeliling kamar ini. kamarnya tak terlalu besar mungkin ½ nya kamar mandi di apartementku *Hye joon, sombong juga rupanya*  hanya ada satu ranjang kecil, ya mengingatnya hanya tinggal sendiri disini. aku duduk di sebuah kursi yang terletak di depan sebuah meja lumayan besar mungkin menurutinya meja ini meja belajarnya kali, di atas meja itu ada banyak buku, tapi saat kulihat ternyata hanya buku pelajaran SMA yang sudah usang. Di samping buku itu ada foto ketiga, pertama ada foto seorang bayi yang digendong oleh seorang laki-laki dan di sampingnya seorang perempuan yang menggunakan pakaian rumah sakit.

“lucu sekali..” gumamku pelan.

Aku melihat foto yang kedua, wajah seorang anak laki-laki dengan seorang anak perempuan yang tengah tersenyum  senang. Anak perempuan itu duduk dengan manis di atas ayunan dan di belakangnya seorang anak laki-laki yang tengah tersenyum bahagia.

Lalu foto yang ketiga, seorang pria dengan menggunakan seragam SMAnya diapit oleh seorang wanita yang aku yakini bahwa itu adalah ibunya dan seorang pria,,,

“ini pasti ayahnya..” kupandangi ketiga foto yang ada di depanku.

“jadi ini metamorfosismu. Aku iri padamu”

Sedangkan aku, aku sama sekali tak mempunyai satu foto pun baik dari diriku saat bayi hingga saat ini. aku memang tak suka di foto, anti kamera. Bukan karena aku wajahku tak cantik, seperti yang kalian bayangkan saat ini, karena kenyataannya aku mungkin bisa dijadikan objek paling indah  *hyejoonmulailagi.* menurut para photografer, aku malah pernah ditawari oleh sebuah agensi model tapi aku dengan senang hati menolaknya karena aku memang tak suka.

Tapi sekarang setelah melihat foto-foto Donghae, setidaknya ada kenangan yang tersimpan. Aku dan orang tuaku, harusnya saat foto keluarga aku bisa ikut dan berfoto dengan mereka, harusnya saat kelulusan junior high school aku juga bisa berfoto dengan mereka, dan sekarang semuanya terlambat karena mereka berdua tak mungkin kembali lagi kedunia ini. aku menyesal, tapi menyesal sekarang tak ada gunanya juga, karena semuanya sudah terlambat.

Kali ini aku menguap. Ngantuk memulai menyerangku, kulangkahkan kakiku ke ranjang milik Donghae. Merebahkan tubuhku, menarik selimut dan tertidur pulas…

***

“kau sudah bangun..?” tanyanya ketika aku keluar dari kamarnya.

“hmm..”

Aku berjalan mengambil cangkir dan air mineral.

“Donghae ssi,, kau bersiaplah. Sekarang kita ke Seoul, dan mendaftarkan pernikahan kita.. mungkin resepsinya lusa..” ucapku sambil menatapnya

Terkejut… dari kemarin ekspresinya hanya terkejut yang kulihat..

“secepat itukah..”

“semakin cepat penikahan kita semakin baik Untukmu dan untukku.” Ujarku masuk kamar mandi.

~TBC~

Note : mian..mian… ko ceritanya malah jadi GAJE banget…

Ideku mentok disini, di part selanjutnya akan aku perbaiki lagi..

Langsung za lah, aku mohon banget Commentnya,kritikkan dan juga saran dari kalian yang udah terlanjur buka dan baca….

[King+Queen’s story PG-13] I HATE MILK, BUT I LOVE IT

Author : FeeQueenOlzen (QueenSha Lee)

Main cast:

Aiden Lee

Queensha Lee

Fresshia Choi

Genre: romance

Rating : pg-16

Lenght : oneshot

Desclamer : ff ini murni dari otak author.. semuanya sudut pandang QueenSha Lee

KALO GA SUKA JANGAN DI BUKA,

KALO GA NIAT JANGAN DI BACA,

KALO MASIH PUNYA HATI JANGAN DI BASH,

DAN KALO MENGHARGAI TOLONG DI COMMENT…

HAPPY READING…

“ayolah, Queen.. sedikit saja!” ucap Aiden padaku dengan lembut

“aku tak mau, aku tak mau” aku menggeleng-gelengkan kepala.

“sedikit saja.. “ucapnya lemah sambil menyerahkan sesuatu padaku. Aku menutup hidungku tak mau menghirup aromanya. Aku tak suka aromanya, membuatku mual saja.

Aku menolak menerimanya. Kutarik selimut dan menutup tubuhku berusaha keras agar Aiden tak merongrongku untuk meminum minuman  itu.

“baiklah kalau kau tak mau, tapi aku tak akan menyerah Queen. Kau harus meminumnya” ucapnya tajam

“aku mau pergi sebentar nanti malam aku kembali lagi.” Katanya, aku mendengar suara pintu kamarku yang tertutup.

Akkhhh, Aiden tak mungkin jadi seperti ini, dia memperlakukanku seolah-olah aku ini bayi yang baru lahir  yang sangat membutuhkan minuman itu. cihh,,,, susu. Aku benci itu. aku benci minuman itu, aromanya , warnanya, rasanya aku benci semuanya…

Ini semua terjadi karena kemarin.

FlashBack

Lagi-lagi aku pulang larut malam, ini semua karena persiapan Fashion Show di Paris bulan depan. Kurapatkan pelukan lengan di tubuhku. Malam ini begitu dingin, mungkin akibat dari pergantian dari musim semi ke musim gugur. Angin musim gugur berhembus pelan tapi dingin membuat tubuhku kedinginan. Aku berjalan menuju halte bis, hari ini karena pagi tadi Aiden memaksa untuk mengantarkan aku ke butik maka aku tak membawa mobil.

Jadilah sekarang aku pulang mengenakan bis. Aiden tak bisa mengantarkan aku pulang karena tiba-tiba Semua aktris SM.E harus rapat tentang sesuatu.

Tess..tesss…

“aishh, kenapa bisa hujan disaat seperti ini sichh…” umpatku kesal, hujan mulai deras. Kuterobos hujan dengan berlari, aku paling tak suka dengan basah. Tapi sayang semua usahaku sia-sia, belum sampai di halte bis untuk menunggu sekaligus berteduh, hujan bertambah deras dan akhirnya badanku basah kunyup karenanya.

kutunggu bis sambil menghangatkan badanku. Kugosok-gosokkan telapak tanganku, berusaha menghangatkannya. Bibirku menggeletuk kedinginan. Hujan plus angin musim dingin membuatku bertambah membeku.Bibirku pasti membiru dan bergetar sekarang,tapi untunglah bis datang dengan cepat.

Kunyalakan lampu apartementku, memandang sekeliling ruang tamuku.aku hendak melangkah ke arah kamar ketika suara ponselku bergetar.

Drrrtt..drrttt…

“nona, ini saya, Hwang Ri” ucap seseorang

“ada apa, Hwang Ri?” tanyaku padanya

“nona, aku tadi di telpon panitia Fashion Show di paris. Katanya mereka membutuhkan Desain-desain baju nona yang akan di peragakan  dan mereka membutuhkan secepatnya. Besok harus segera di kirim.” Aku memijit kepalaku, sakit, pusing..

Aku menghela napas. “baiklah.. besok akan aku kirimkan.” Kataku lalu mengakhiri hubungan tekpon kami.

Kuhempaskan tubuhku ke sofa,

“aku lelah, aku butuh istirahat..” ucapku pelan.

Tapi ini impianmu QueenSha, bukankah kau menginginkan desain-desain bajumu mendunia. Kau menginginkan semua orang memakai pakaian yang kau desain. Ini impianmu sejak dulu, melakukan Fashion Show di seluruh dunia. Ayoo,, jangan lelah sekarang, kau harus semangat, kau tak boleh menyerah sekarang.

Setelah kata-kata yang menyadarkanku tentang impian yang selama ini aku raih, aku bangkit dari dudukku. Aku berjalan masuk ke kamar tidurku. Mengganti pakaianku yang basah dan mengambil kertas dan juga pensilku.

Kuisi kertas-kertas kosong  ini dengan desain-desain baju yang aku buat.

***

Queen Bangun..Queen Bangun.. Queen Bangun

Terdengar suara alarm buatan Aiden untukku. Aku tertidur rupanya.

“HACHIHH..” aku mulai bersin, dan tenggorokanku, akhh,, pasti sebentar lagi aku ambruk. Aku segera ke kamar mandi, setelah itu tanpa sarapan terlebih dulu aku langsung pergi ke Butik. Aku keluar dari apartementku..

Angin berhembus lembut, seakan sedang membelai wajahku. Kumasukkan telapak tanganku ke saku jas luar,

“dingin sekali hari ini..” ucapku pelan

Aku sampai dengan selamat,

“selamat pagi, nona..” sapa Hwang Ri ketika melihatku masuk ke dalam butik.

Aku memandangnya sesaat, dia memang pegawaiku yang paling raji,  selain karena berpenampilan menarik dia juga gadis yang baik dan pintar. . Aku memang tak salah mempekerjakannya disini.

“Uhukk..uhhuukk” mulailah sudah, kalau aku sudah batuk seperti ini pasti akan parah jadinya.

“apa nona sedang tidak enak badan? Wajah nona kelihatan merah” ujarnya sambil mengikutiku masuk ke dalam ruangan kerjaku.

“ani, aku baik-baik saja” kataku berbohong, aku tak mau membuat orang yang berada di dekatku merasa khawatir.

“ini silahkan nona,” dia mengambil kopi hangat dan menyerahkannya padaku.

“terima kasih..” aku tersenyum,

***

Drrttt…Drrttt…

Ponselku bergetar di samping tempat tidurku sekarang,

“bisakah kalian membiarkan aku untuk istirahat sebentar saja” keluhku sendiri

Uhhukk..uHHuukk..

“Hye Joon-ah kau dimana sekarang, aku dari tadi menunggumu datang?” Suara Sang Yoon

“Hah..aku lupa kalau aku ada janji denganmu” kataku dengan suara serak

“YA… suaramu kenapa? Kau sakit?” tanyanya Khawatir

“Uhhuukkk..uhhuukk.. hmm, sepertinya aku demam,” kepalaku berdenyut lagi. Kupijat-pijat untuk menghilangkan sedikit rasa sakitnya.

“kita batalkan janji kita, aku akan ke apartementmu sekarang juga,,,” ucapnya lalu menutup telponnya.

Sang Yoon memang sahabat yang sangat baik, meskipun aku tahu kalau dia itu setengah Iblis. Kenapa aku bisa menyebutnya demikian.. asal kalian tahu saja, bila moodnya sedang bagus maka dia akan baik seperti malaikat tapi jika dia sedang kesal maka dia akan sekejam namjachingunya itu. pokoknya dia itu orang yang tak terduga, unpredictable bangetlah. Jadilah aku yang sebagai sahabatnya juga hanya bisa membaca mood yang dia sedang alami sekarang, semenjak kecil kami memang selalu bersama jadi aku bisa tahu, mood apa yang sekarang dia rasakan. Jika moodnya sedang jelek maka aku dengan berusaha akan menghindari atau berusaha agar tidak menyinggung perasaannya. Tapi jika moodnya sedang baik maka dia akan sebaik malaikat, memberikan apapun yang aku mau. Menyenangkan bukan..

Ting..tong..ting..tong..

Terdengar suara bel apartementku.  Itu pasti Sang Yoon. Aku bangun dengan gontai,

“akkhh,, kepalaku sakit..” erangku kecil

Aku berjalan dengan lemah, aku tak punya tenaga. Kubuka pintu, Sang Yoon memandangku dengan tatapan aneh.

“KAU… terlihat mengerikan, Hye Joon” ucapnya sambil menelitiku

“ i know..” kataku lemah

“kau terlihat seperti kepompong yang sedang menunggu untuk menjadi kupu-kupu, Hye Joon..”

“i know..” aku tahu, karena aku sadar hari ini aku menyelimuti tubuhku dengan selimut tebal, sarung tangan, kaos kaki, masker juga. Hampir seluruh tubhku tertutup kain. aku berjalan menuju sofa, membaringkan tubuhku di atasnya.

“kau sudah makan?” tanyanya padaku yang sedang berusaha menutup mataku

“hmm..” hanya dehaman yang aku keluarkan

“minum obat?”

“hmm..”

“pergi ke dokter?”

“hmm..”

“apa pacarmu tahu keadaanmu sekarang?”

Aku membuka mata, memandang Sang Yoon “hmm,,  dia sedang sibuk sekarang.” Jawabku

“kau ini bodoh, atau apa sichh? Justru di saat seperti inilah seorang butuh orang yang akan memperhatikannya..” ceramah Sang Yoon.

“aku tak butuh tuhh… aku bisa melakukannya sendiri.” Aku hendak membuktikan perkataan yang barusan aku keluarkan dari mulutku ini, tapi ternyata sakit kepalaku membuat semuanya terasa sulit sekarang, padahal aku baru ingin bangun dan berdiri tapi akibat dari sakit kepalaku ini tubuhku limbung, dan hampir terjatuh tersungkur.

“kau lihat, kau butuh seseorang, Hye Joon. Sudah lah akan aku buatkan bubur, kau tidur saja.”

“baiklah, tapi aku tak mau tidur di kamar..!”

“kau sedang sakit, cepat masuk kamarmu..!” perintahnya padaku

“aku tak mau, nanti jika kau memasak dan tiba-tiba kebakaran, aku bisa langsung mati kalau aku tidur di kamar, aku tidur di sini saja. Jadi pas itu terjadi aku bisa langsung kabur..” candaku padanya

“YA… kau menghinaku ya..kalau begitu cepat tidur sana..”

Aku merebahkan tubuhku, menutup mata dan dalam beberapa menit saja aku sudah terlelap..

Kurasakan seseorang menggenggam tanganku lembut, mengusapkan telapak tangannya di dahiku.

“apa kata dokter?”  sayup-sayup aku mendengar suara yang sangat familiar bagiku, Aiden. Pasti Sang Yoon yang meneleponnya. Cihh, padahal sudah kubilang bahwa Aiden sednag sibuk.

“dia demam, anemia dan kekurangan kalsium. Dia harus beristirahat dan minum air yang banyak. suara Sang Yoon sekarang

“hanya itu..?” tanya Aiden lagi

“hhmmm,, tapi masalahnya sekarang..” ucapan Sang Yoon terhenti

“apa?? Apa ada masalah serius..?” kini Aiden Khawatir

“dia itu tak suka susu” ucap Sang Yoon pelan

“dia tak suka..?”

“iya,, dia benar-benar tak suka”

“kalau begitu aku akan membuatnya meminum minuman yang dia tak suka.” Ucap Aiden lumayan keras

Aku membuka mataku perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mataku sehingga aku bisa melihat Aiden dan Sang Yoon saat ini.

“kau sudah bangun  putri tidur.” Ejek Sang Yoon

Aku tak mempedulikannya, karena di depanku ada objek yang lebih menarik daripada ejekkannya itu.

“gwenchanayo?” tanya Aiden padaku sambil menempelkan telapak tangannya di wajahku.

“gwenchana, ahh,, rasanya nyaman sekali” aku memejamkan mata seolah menikmati sentuhan tangannya.

“Ehhheemm,,”deham Sang Yoon, mungkkin dia sudah kesal karena tak kupedulikan

“karena sudah ada yang akan mengurusmu maka aku akan pergi dari sini. Karena aku ada janji dengan Kyuhyun Oppa.” katanya senang

Sebelum keluar dari kamarku dia menolehkan kepalanya terlebih dulu.

“aku sudah buatkan bubur, jadi harap dimakan. Obat ada di ada di sampingnya.” Aku menolehkan kepalaku ke atas meja kerjaku. Dan disana ada mangkuk yang berisikan bubur, segelas air dan obat di sampingnya.

“gomawo, Fee..” sebelum akhirnya pergi dia tersenyum padaku sekilas.

“kau mau makan sekarang..?” tanya Aiden padaku.

Aku menganggukkan kepala, sebenarnya aku tak napsu untuk makan tapi aku tak mau menyia-nyiakan kerja keras yang telah dilakukan sahabatku itu. dan juga aku mengkhawatirkan rasanya, atau dia menaruh racun dalam buburku. Tapi tak mungkin kan dia membunuh sahabatnya sendiri, kalau itu terjadi atas dasar apa dia melakukannya.

“aaa….” Aiden menyodorkan sesendok bubur ke depanku

Aku melahapnya sedikit dan berusaha menelannya, akhh… tenggorokanku sakit.

“air..” Aiden memberikan gelas air padaku, aku meneguknya.

“makan laginya..!” perintahnya lagi, mulutku membuka. Aku benci ini, aku sebenarnya tak mau di perlakukan seperti ini, seperti orang yang tak punya rasa kehidupan seperti bayi.

3 suapan yang berhasil masuk ke dalam perutku, perut dan tenggorokanku tak mau.

“ini obatnya..” Aiden menyerahkan 3 buah tablet kepadaku, aku langsung menelan mereka satu-persatu.

“sekarang istirahat laginya..” aku membaringkan tubuhku, Aiden menyelimuti tubuhku dan dia duduk di bangku di sebelah ranjang tidurku.

“jangan sakit Queen.. itu membuatku khawawtir” katanya pelan mengenggam tanganku.

“sudahlah ini kan hanya demam” lalu mataku terpejam, aku kembali tak sadarkan diri.

Dan saat aku sadarkan diri dari tidurku, dia sudah menyuruhku, ani,, memaksaku untuk minum minuman yang paling tak kusukai.

Menyebalkan…

FlashBack End

Sekarang sudah pukul 8 malam tapi Aiden masih belum datang. Kalau dia sudah menyerah atas misinya dalam membuatku meminum susu itu aku sangat bersyukur tapi kalau dia marah bagaimana..

“othokee..?” ujarku panik. Aku bangun dari tempat tidurku, ternyata panik bisa membuat orang haus.

Aku berjalan ke arah dapur, mengambil segelas air putih dan meminumnya. Aku sudah merasa baikkan sekarang jadi kuputuskan untuk duduk di sofa sambil menonton tv. Kutolehkan kepalaku ketika pintu apartementku terbuka.

“kenapa kau disini?” tanya Aiden padaku

“aku merasa sudah baikkan dan aku sudah bosan tiduran di kamar seperti orang sakit saja..” ucapku asal. Aiden menghampiriku dan duduk di sampingku

“coba aku lihat..” dia memeriksaku dengan cara tradisional yaitu menempelkan telapak tanganya ke dahiku.

“memang sudah tak terlalu panas. Tapi masih harus istirahat..” dia mendelik kepadaku. Aku hanya menatapnya tak peduli.

Dia berdiri lalu pergi ke arah dapur. Dia membawakan segelas air berwarna pink, awalnya aku tak tahu minuman apa itu. tapi ketika dia mendekat aku tahu dari aromanya. Itu adalah Susu. Susu strawberry.

“kau kan tak suka susu putih jadi aku belikan susu strawberry, minumlah..” perintahnya lembut padaku.

Aku menggelengkan kepala dan menutup hidung sert mulut dalam satu tangan  “ anio, aku  mau.. meskipun aku suka strawberry tapi itu susu.. aku tak mau..” tolakku tegas.

“ayolah… sedikit saja, hanya 1 tegukakan saja..” ucapnya lembut. Aku sengaja tak memandangnya karena aku pasti akan luluh ketika melihatnya karena dia pasti sedang menampakan wajah aegyonya dan itu bisa membuatku luluh dan menuruti permintaannya.

“aku tak mau, Aiden.. aku sudah berkali-kali bilang padamu, aku tak mau.” Kataku masih menutup hidung dan mulutku.

Lalu terdengar suara desahan napas panjang darinya. Dia menghela napas, berarti dia sudah menyerah. Tapi semua itu hanya pura-pura saja. Dia melepas paksa tanganku dan mencengkramnya kuat.

Aku memandangnya tak terima tapi dia malah menatap mataku dalam dan intens, dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku. Jantungku.. jantungku berdetak lebih cepat sekarang, napasnya terasa di wajahku, entah sejak kapan aku menahan napas lalu aku merasakan bibirnya sudah mendarat tepat di atas bibirku.

Aku yang sedari tadi masih membuka mata, dengan perlahan menutupnya. Aiden menggerakkan bibirnya, melumat bibir atas dan bibir bawahku bergantian. Lidahnya mengusap bibirku sesaat membuat lenguhan kecil keluar dari mulutku.

Dia memang pintar sekali kalau dalam situasi seperti ini dan aku menikmatinya dengan senang hati. Aiden mengigit kecil bibir bawahku sehingga aku membuka mulutku. Dia melumatnya kasar lalu aku merasakan ada cairan yang masuk ke dalam mulutku, dan rasanya… aku tahu rasa ini… susu…

Aku membuka mataku, meronta-ronta padanya. Dan akhirnya aku menelan itu.. aku menelan minuman yang paling aku benci. Aiden mulai melonggarkan cengkramannya tangannya. Aku mendorongnya keras.

“KAU… berani-beraninya…” kilatku marah padaku.

“hahahaha…. ini hanya satu-satunya cara agar kau meminumannya.” Ujarnya santai

“dengan lewat ciuman.. aku lupa kalau namjachinguku ini seorang aktor, kusangka kau sudah menyerah untuk menyuruhku meminum itu.”

“apa kau suka caraku..? enak bukan?” dia menggodaku.

“lihatlah wajahmu memerah, berarti kau menyukainya. Ayo kita lakukan lagi. Kali ini pasti akan lebih hebatlah..” ucapnya lagi

“YA…kau pasti ketularan yadongnya Eunhyuk oppanya..” ucapku keras seraya berlari masuk ke dalam kamar.

Siapa yang tak suka caranya tadi. Sekarang aku rubah presepisiku tentang susu. Aku memang benci susu tapi jika di berikan dengan cara seperti itu, aku jadi menyukainya…

~FIN~

Note : ff singkat datang lagi dan lagi… ff gaje alias ga jelas banget. Sebenarnya ini Crcol colongan karena aku(authornya) emang ga suka banget ma susu. Hoeekk..

Tubuhku menolak untuk minum susu, dan karena kurang kalsium itulah sekarang tubuhku jadi sangat imut. Hahahaha…

 

[King+Queen’s marriage life] Let’s Get Married

Author : FeQueenOlzen (QueenSha Lee aka wife of Donghae)

Main cast :

Lee DongHae

QueenSha Lee

And Other cast..

Genre : romance

Length: series

Desclaimer: ff ini murni keluar dari otakku. Jadi bila ada kesamaan or yang sebangsanya itu Cuma ketidak sengajaan.

______________________________________________________________________________________________________

Langkahku terhenti, keringat sudah membasahi badanku. Aku mencoba menghentikan langkahku berusaha untuk beristirahat sejenak, kubuka tas yang aku bawa, mengeluarkan sebotol air mineral.

Kenapa aku jadi susah begini..? kenapa aku harus kembali lagi ke tempat yang paling kuhindari di Negara Korea ini. aku benci kota kecil ini… cihhh, kalau bukan karena kakek tua dan juga surat waisat sialan itu mungkin aku akan tenang di Seoul dan tak usah kembali lagi kesini.

Dan kenapa kakek menulis surat waisat seperti ini. isinya sungguh menggelikan. Coba kau bayangkan, aku harus mencari seorang Suami. Kalau untuk mencari suami itu it’s ok.. aku bisa  saja mencarinya di Seoul dan tak usah jauh jauh kesini, tapi yang jadi permasalahannya sekarang  adalah Suamiku ini harus berasal dari Mokpo. Kota sebelah timur Korea, tempat tinggal kakekku sekaligus tempat paling aku benci.

Sebenarnya aku juga lahir di kota dan tinggal disini, tapi karena sesuatu hal akhirnya orang tuaku pindah ke Seoul. Ohh,, kalian pasti bertanya-tanya siapa gadis disuruh menikah ini.

Inilah Aku, aku  Lee Hye Joon, cucu dari pemilik Lee Company.  Umurku 20 tahun. Semua orang mengagumiku, aku yang cucu pemilik Lee Company sekaligus pewaris tunggalnya. aku yang cantik, aku yang mandiri, aku yang pintar, aku yang sukses. Aku adalah seorang Desainner terkenal di Korea, Dalam usia 18 tahun aku sudah mengadakan fashion Show di paris. Aku adalah gadis yang sempurna.

Tapi semua itu sia-sia saja akibat dari surat waisat itu. aku tahu apa yang di pikirkan kakekku, beliau tak mau aku yang seorang yeoja ini memimpin perusahaan yang dia dirikan. Alasannya adalah karena aku ini seorang perempuan. Hanya itu, alasan yang kolot bukan.

Kuseka peluh keringat di dahiku. Kulihat ada kedai makanan di depan sana..

Kryuukkkk.. suara perutku begitu keras.

“kau pasti lapar ya.. aku baby, kita makan..” ucapku sendiri sambil mengelus bagian perutku

Ini salah satu bagian dari kebiasaanku, jika seseuatu terjadi aku akan mengatakannya pada diriku sendiri. Ini bentuk kepedulianku pada tubuhku ini, ketika aku sakit maka aku akan mengelusnya dan berkata ‘TIDAK SAKIT.. SEBENTAR LAGI PASTI SEMBUH’ itu yang akan aku katakan. Jika aku di marahi oleh kakekku, aku akan berkata ‘SEMUANYA BENAR’. Meskpiun aku terkesan mengalah dan pasrah tapi aku rasa dengan cara seperti inilah aku bisa bertahan.

Aku berjalan kedepan dan masuk ke dalam kedai.

Kedai itu memang tak terlalu besar. interiornya pun sederhana saja, karena ini bukan kedai di tengah kota. Aku mengacung tangan dan seorang wanita paruh baya keluar sambil membawa daftar isi.

“ aku pesan bubur abalon..dan minumnya jus strawberry.” Kataku spontan. Pelayan itu lalu pergi.

Pandanganku mengelilingi kedai ini. lumayan banyak pengunjung juga rupanya, mereka dengan khusyuk  memakan makanan mereka ada juga dari mereka sambil bercakap-cakap.

“maaf ini pesanan anda..” terdengar suara lumayan berat di sampingku sambil meletakan pesanaku.

Kudonggakkan kepalaku, kulihat dia. Mataku terfokus padanya, aku tak tahu sejak kapan aku menahan napas, aku merasa sesuatu tiba-tiba mengikatku kuat, sangat kuat. Aku memandangnya lama, dia juga memandangku. Dan dalam beberapa menit aku merasa bahwa tak ada orang lain di kedai ini selain kami berdua. Dai terdiam dan aku juga terdiam tak ada yang bersuara sama sekali.

“DongHae-ya, cepat antarkan ini, kemeja no 2”seru seorang pelayan keras. Mungkin karena suara itulah orang yang ada di depanku dan di panggil DongHae itu tersadar. Dia tersenyum sekilas dan segera membalikkan badan hendak pergi untuk mengantarkan pesanan. Tanganku, tanganku seolah punya otak sendiri sekarang, aku mencekal lengannya dan dia membalikkan badannya, menatapku bertanya.

“menikahlah denganku..!” ajakku spontan padanya

Aku menjadi orang lain kali ini. harga diriku jatuh sekarang, akhh.. mau di taruh dimana mukaku yang cantik ini, seorang gadis sempurna dengan beraninya melamar seorang pria tampan di sebuah kedai kecil dan aku yakin semua pengunjung sekarang sedang memandangku dengan tatapan aneh, Tapi semua pikiran itu entah pergi kemana. Kini aku memandangnya intens, aku tak mempedulikan pandangan orang lain saat ini, pikiran gilaku berkembang aku ingin menikah dengan laki-laki yang ada di depan.

“kau… pasti salah orang, agasshi” ucapnya lembut dan melepas cekalan tanganku di lengannya.

“aku tak salah orang. Demi tuhan menikahlah denganku..” kataku mantap memandangnya.

“maaf aku harus bekerja, agasshi.. permisi” ucpanya terpotong, dia membalas menatapku tajam dan pergi begitu saja.

Tolong jangan memandangku seperti itu. aku bisa meleleh karena pandanganmu yang tajam. Aku melihat punggungnya.

“aku akan menunggumu disini, DongHae ssi..” ucapku lumayan keras agar dia mendengarnya.

Malam sudah menjelang, malam ini memang tak terlalu dingin karena hari ini musim panas. Aku menunggu Donghae di luar kedai,sambil berjongkok ria. Aku mendongak ke atas melihat ke langit, malam ini langit sepertinya sedang cerah. Banyak terlihat bintang dan bulan juga terlihat terang mengalahkan cahaya bintang.

Aku jadi teringat appa, biasanya disaat langit malam sedang cerah seperti ini maka appa akan mengajakku untuk melihat bintang dengan menggunakan teropong bintangnya. Aku akan bertanya banyak kepada apa. Bintang apa itu? kenapa bentuknya seperti itu? dan appa akan dengan senang hati akan memberitahukan semuanya. Kami ditemani teh hangat dan juga sekotak kue buatan omma akan sampai pagi di luar  hanya demi melihat bintang. Tapi kini semuanya berbeda,setelah kejadian 4 tahun yang lalu, appa tak mungkin lagi mengajakku untuk melihat bintang bersama.

“aku merindukanmu, appa..” ucapku pelan. Tak terasa cairan bening meluncur ke pipiku, cairan yang memperlihatkan kelemahanku. Cihh,, aku tak suka ini.

Kuedarkan pandanganku, aku melihat donghae ssudah keluar dari kedai dan pergi dari sana. Sebenarnya aku ingin memanggilnya tapi kuurungkan niatku setelah melihat dia berhenti di toko bunga dan sepertinya berhenti untuk membeli bunga.

Bunga Mawar Putih…

Apa dia sudah punya yeojachingu? Apa untuk pacarnya itu?

Dia tersenyum sekilas. Lalu pergi lagi, aku masih menguntitnya dari belakang, berusaha agar menjaga jarak agar dia tak menyadarinya. Dia berhenti di depan pintu rumah duka. Sekilas bisa kulihat dia menghela napas sebentar lalu tersenyum dan masuk.

Pertanyaan baru keluar lagi dari dalam otakku.

Apa yeojachingunya sudah mati?

Dia meletakkan bunga itu di depan sebuah nisan, aku tak tahu siapa. Dia tersenyum lagi.

“appa, aku datang menjengukmu. Bagaimana kabarmu apa?” tanyanya di depan nisan itu. suaranya terdengar lirih sangat lirih.

Jadi itu appanya.. kukira siapa? Tapi syukurlah dia tidak punya yeojachingu jadikan aku tak usah bersusah payah untuk memaksanya menikah denganku. Ceritanya akan berbeda jika dia benar-benar punya seorang yeojachingu. Lebih susah dan juga merepotkan tentunya.

“aku menjalani hari ini dengan baik appa. Yachh,, meskipun ada sedikit insiden dengan seorang gadis aneh” ucapnya

Aku sadar ternyata kami mempunyai kesamaan dalam hal ini, aku akan menceritakan apa yang kurasakan dan kulakukan hari ini pada appa. Aku jadi teringat masa laluku.

FlashBack

“hei.. kenapa wajah putri appa cemberut seperti itu?” tanya appa ketika melihatku terduduk di bangku taman.

 Aku mendongak “aku kesal”  jawabku ketika melihat appa

Appa duduk disamping, memandangku sekilas.

“siapa yang membuatmu kesal, dear?”

“aku kesal pada kakek. Aku tidak diperbolehkan untuk ikut ke pabrik sedangkan saudara Jung di paksa ikut padahal dia tak mau. Kenapa kakek seperti itu padaku?” ucapku sebal.

Appa tersenyum melihatku. Senyum itu, senyum terindah yang pernah aku lihat. Wajah tersenyumnya sungguh menampakan kebijaksanaan dan juga ketulusan. Senyum ketulusan itu pasti akan berlanjut ke arah petuahnya. Dia akan menasehatiku dengan lembut. Biasanya aku ini tak mau mendengarkan apa kata orang lain tapi untuk semua perkataan appa aku akan mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

“mungkin kakek memang sedang tak ingin kau menganggunya. Kau kan nakal!” kataku menggodaku.

Aku mengembungkan mulutku, menatap sebal appa.

“aku tak nakal appa.” Sergahku membela diri

“biarpun kau nakal, appa akan selelu menyanyangimu, nak..” ucapnya seraya memelukku erat.

Flashback end

“appa, aku akan menjadi apa yang appa mau..” terdengar suara mantap dari arah depanku. Aku memperhatikan DongHae lagi. Kini bisa kulihat sorot matanya yang penuh semangat.

“aku akan menjadi seorang penyanyi terkenal seperti apa yang appa mau, aku akan menjadi sukses seperti yang appa mau, aku akan melakukan apa pun untuk bisa mewujudkan apa yang appa mau.!” Tekadnya kuat.

“Aku bisa mengabulkan apa yang appamu mau..” ucapku keras dan spontan.

Apa yang kau lakukan Hye Joon… aku sudah gila sepertinya..

“Neo…?” pekiknya kaget ketika aku keluar dari tempat persembunyianku

“iya,, aku akan mengabulkan apa yang appamu mau. Menikahlah denganku..!!!”

~TBC~

 

Aku mengetik perkenalan Hye Joon dan oppa dengan anehh… oppa mianhae,,,

Aku mengetik ini dengan susah payah karena sebenarnya laptopku ini sedang dalam pengawasan yang intensive(alias dalam pengawasan my father), aku dilarang buka laptop terlalu lama alasannya karena mataku… kenapa dengan mataku. Beliau tak mau anaknya yang manis ini *Hueekk* punya 4 mata jadilah aku di rongrong untuk banyak makan sayuran plus nggak terlalu lama di depan laptop.

Haeppa :  Queen, kok kamu jadi Curcol gitu

Hye joon : King,, biarin.. supaya bebanku nggak terlalu berat di pundak

Haeppa : kalo berat, gotongan bae nyokk..!

Mian atas Dialog Gajenya…

Langsung baelah.. mohon Comment, Kritikkan dan Sarannya

[King+Queen’s Story] I hope just in my dream

Author : FeQueenOlzen (QueenSha Lee)

Main cast: Donghae and QueenSha Lee

Genre : romatic

Leght: oneshot

Rating: all ages

Cerita ini di ambil merupakan sudit pandang dari Hye Joo aka QueenSha Lee..

___________________________________________________________________

“appa, ingin menikah?” ujar seseorang dari telpon yang aku pegang sekarang ini. sebenarnya apa yang sedang terjadi pada ayahku yang satu ini. tidak biasanya dia seperti ini, langsung mengatakan padaku bahwa dia ingin menikah.

Aku terkejut bukan main…ayahku yang tinggal jauh dariku ini sejak kapan dia dekat dengan seorang wanita. Ya, meskipun aku juga tahu bahwa aku juga sering menjodohkannya dengan teman-teman yang aku kenal di Dunia desainner ini. sebenarnya, aku juga tahu kalau dia masih trauma dengan pernikahannya yang lalu.

“appa, tidak becandakan?”tanyaku padanya masih penasaran wanita mana yang bisa merebut hati dan menyembuhkan traumanya itu.

“appa, tidak bercanda.” Ucapnya mantap

“jawab pertanyaanku. Kapan kalian bertemu dan dimana?” tanyaku serius. Aku tak mau ayahku salah memilih, aku tak mau ayahku ini trauma lagi, karena aku menyanyanginya, amat sangat menyanynginya.

“kami sudah kenal 3 bulan yang lalu dan kami bertemu di galery. Ternyata dia juga penyuka lukisan, appa sangat kagum tentang pendeskripsian lukisan appa olehnya. Dan kau percaya hye Joon?”

“apa?”

“ternyata love at first sight itu ada..” suara ayahku terdengar begitu senang dengan topik ini.

“aku juga tahu, appa.” Kataku pelan, mungkin tak terdengar oleh appa.

“apakah dia seorang gadis..?” aku mulai bertanya lagi.

“tidak, dia seorang janda dan mempunyai seorang anak” jawab appa santai.

“apa anaknya masih kecil?”

“tidak, anaknya sudah besar dan mandiri”

“ohhh…”

“……” kami terdiam sejenak, tak ada yang memulai pembicaraan. Tidak appa ataupun aku.

“hye Joon..?” panggil appa

“ne…”

“dia orang korea..” terdengar suara appa yang ragu-ragu saat mengatakannya.

“ohhh,, ya sudah kalau begitu. Appa kembalilah kesini dan perkenalkan aku denganya..!” ujarku santai

“tidak apa-apa kan?” tanyanya lgi dengan ragu-ragu

“gwenchana..”

“baiklah kalau begitu lusa appa akan ke korea, jadi bersiap-siaplah..”

Kami mengakhiri obrolan ini.

Cihh,, orang korea, kenapa jodohku dan jodoh appa adalah orang korea, kenapa bukan orang Eropa, prancisnya sekalian.

Sepertinya kami berdua memang terikat dengan negara ini selamanya.

***

Hari ini begitu cerah, matahari bersinar terang. Semuanya terlihat baik-baik saja. Aku memasuki butik milikku lalu langsung masuk ke dalam ruanganan kerjaku.

“nona, ini tehnya..” seorang pegawai menaruh secangkir teh di meja dan setelah itu keluar dari ruanganku.

aku menyeruput teh itu  dengan pelan, memastikan aroma teh yang tercium olehku, rasa manisnya, dan juga kehangatan teh di pagi hari. Aku memandang keluar jendela, melihat orang-orang yang tengah berlalu lalang disana. Hari ini appa akan pulang ke Korea, mempertemukanku dengan orang yang disukainya, lalu apa yang seharusnya akan aku lakukan saat ini. menerimanya sebagai ibuku atau menolaknya.? Aku tak tahu. Tapi yang aku ketahui bahwa ini seperti sedang menggambar desain sebuah baju dan membuatnya sendiri.

Kita akan menilai dari sudut pandang objektif dan subjektif. Apakah model ini cocok dengan tubuhnya? Apakah bahan ini nyaman di pakai olehnya? Lalu apa tanggapannya setelah memakai baju itu..?

Ya, menurutku seperti itu. menilai secara Objektif dan subjektif karena aku tak mau ayahku ini salah memilih dan terpuruk untuk kedua kalinya, yahh.. meskipun aku tahu bahwa sebenarnya aku ini bukanlah putri kandungnya.

Drrrttt..Drrtt…

Ponselku bergetar, kuambil benda yang ada di atas meja kerjaku, melihat siapakah yang menelepon.

…Aiden Lee

Senyum berkembang di bibirku. Pujangga hatiku meneleponku, sudah beberapa hari ini kami berdua tak bertemu karena dia sedang sibuk dengan album kelimanya dan aku setelah menyelesaikan konsep album kelima mereka dan juuga desain baju untuk mereka aku masih di sibukkan dengan Fashion show untuk bulan ini di Busan. Jadilah kami jarang bertemu.

“Queen…?” panggilnya dengan suara lembut

“hmmmm…” aku terdiam menetup mata seolah-olah membayangkan bahwa dia ada disini, disampingku.

“mian, hari ini aku tak bisa makan siang denganmu..!” katanya dengan nada menyesal. Aku terdiam…

“Queen..?”

“hmmm…” lagi-lagi aku menjawabnya dengan mendeham

“Gwenchanayo?”

“ne,, gwenchana. Sebenarnya aku juga harus menjemput appa di bandara.” Kataku pelan

“Jinnjaa. Jadi appamu akan datang kesini..?”

“ne…”

“sekarang apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya lagi mengisi kekosongan

“memejamkan mata, membayangkan kau ada disini.” jawabku jujur lalu membuka mataku.

Tiba-tiba Aiden terdiam, dia tak mengatakan apa-apa lagi.

“Aiden. Apa kau masih hidup?” candaku padanya.

“mianhae, jagi.. joengmal mianhae.. kita tak bisa bertemu karena aku sibuk dengan album ini.. tappii..” suaranya terdengar lirih

“sudahlah, aku kan juga sedang sibuk. Jadi tak apa-apa..” aku mencoba menenangkannya. Dia ini,, aku baru tahu sifat asli seorang SuperStar yang satu ini, ternyata dia ini orang yang selalu menyalahkan dirinya sendiri mensipun itu bukan salahnya.

“aku berjanji, aku akan bersamamu selamanya…” Ucapnya mantap

“jangan berjanji, Aiden Lee..” kataku padanya

“waeyo?”

“karena kau tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, beberapa hari kemudian, beberapa jam kemudian, beberapa menit kamudian ataupun beberapa detik kemudian.” Jelasku padanya

“jadi kau tak mempercayaiku..?” tanyanya dengan nada terdengar aneh… seperti, kecewa, marah dan sedihh….

“bukannya aku tak percaya padamu, aku sangat percaya padamu. Tapi janganlah berjanji karena mungkin saja kau tak bisa menepati janjimu”

“ara..ara.. aku mengerti. Tapi tetap saja. Aku tidak akan meninggalkanmu.. camkan itu QueenSha Lee..”

“hmm, aku tahu Aiden Lee..”

Aku mendengar suara gaduh dari telpon.

“apa kau sedang syuting video klip..?” tanyaku padanya

“ne…dan sepertinya  aku harus teq lagi. Karena dari tadi aku salah terus?”

“wae???” tanyaku. Dia ini kan seorang aktor hebat, aku tahu aktor hebat juga manusia tapi bukan berarti dia harus teq berkali-kali dong.

“hhmmm,, karena sedari tadi jiwa dan pikiranku tidak disini..” katanya pelan dan lembut

“memangnya kau titipkan dimana?” tanyaku pensaran

“di sampingmu, di pikiranmu dan di hatimu..” ujarnya kini lebih lembut. Aku tersenyum senang mendengarnya

“akan kujaga mereka, maka cepatlah datang dan ambillah” tantangku

Dia tertawa nyaring mendengar kegomabalanku kali ini.

“dengan segera, Queen.. ohh ya,aku sudah di panggil Leeteuk Hyung.. bye, Queen..”

“bye, Prince..” ujarku lembut

“untuk ini aku tak mau di panggil prince, karena sekarang aku sudah menjadi seorang King yang menemukan pasangan hidupnya Queen..”

Akhhh,, kenapa orang ini selalu bisa membuatku senang, gembira dan bahagia. Hatiku seakan melambung di buatnya, kalau Olzen ada di sini dan melihat wajahku yang memerah akibat ucapan Aiden, dia pasti akan tertawa terbahak-bahak melihatku sekarang.

Kucoba menenangkan diriku,menetralisirkan waajahku,

“ok.. bye, King..”

Sambungan telpon kami terputus. Kulihat jam tanganku, tak terasa sekarang sudah pukul 12 siang, saatnya menjemput appaku di bandara.

***

“appa..”panggilku pada seorang lelaki dengan jas luar hitam panjang, memakai topi dan kacamata sambil membawa sebuah koper kecil.

Orang-orang pasti tak menyangka bahwa lelaki ini sudah memiliki seorang anak, karena terlihat dari wajahnya yang tampan, sangat tampan, kalau dilihat-lihat ayahku ini seperti berumur 30an tahun dan juga gayanya yang Fashionable. Jas luar rancanganku terlihat cocok di pakai olehnya.

Akhh,, appaku memang tampan. Brad pitt pun kalah tampan dibandingkan dengannya.

Dia tersenyum saat melihatku, aku memeluknya erat.

“putri appa,, aku terlihat dewasa nak..” katanya dengan bijaksana.

“ne…bagaimana kalau kita makan siang.” Ajakku padanya

“baiklah,, appa juga sudah lapar.”

***

Kumasuki restoran ini. restoran yang sudah di pesan oleh ayahku untuk pertemuan keluarga kami. Hari ini aku mengenakan sebuah dress berwarna putih sambil memasangkannya dengan higheels hitam, kugerai rambut panjangku.

“appa, tenanglah dia pasti datang” ucapku berusaha menenangkannya karena sedari tadi dia terus menggerakkan kakinya.

Dia menoleh ke arahku, memandangku penuhh…apa, aku tak tahu arti tatapannya. Lalu tiba-tiba appaku berdiri sambil tersenyum, kulihat arah pandang appa. Disana tengah berjalan wanita cantik dengan menggunakan Dress warna Krem dengan tas yang dilampirkannya di lengan.

Dia sangat terlihat anggun, pantas appa bisa jatuh cinta padanya. Dia juga terlihat pintar, secara subjektif dia lulus dalam penilaianku.

Kulirik appa yang masih tersenyum padanya.

“cantik bukan?”

“hmm,, seperti bidadari” jawabku sekenanya.

Wanita seperti bidadari itu kini sudah berada di depan kami. Dia memandang appa dan aku, lalu tersenyum. Aishhh,, kenapa aku seperti melihat cahaya terang. Mataku silau.

“anakmu mana?” tanya appa padanya

“dia akan datang sebentar lagi. Apa ini Lee Hye Joon?” tanyanya padaku dengan suara lembut.

“ne, annyeong. Agashi…joneun Lee Hye Joon imnida, 18 y.o” aku tersenyum manis

“annyeong, aku Lee Sam Nie. Wahh,, rupanya DongHae akan mendapatkan seorang adik.” Ucapnya riang sambil menatapku.

Hah.. apa katanya tadi Donghae. Donghae yang mana?. Kalau di pikir-pikir marganyakan Lee bararti anaknya Lee Donghae. Lee Donghae, apa lee donghae itu? tapi mana mungkin, nama Lee Donghae banyak di korea, tak mungkin dia.

Ya, tak mungkin ikanku.

Aku memikirkan hal ini dengan keras, sampai aku tak menyadari bahwa ada seorang pria yang mendekat ke meja kami.

“annyeonghaseo…”salamnya ramah

Aku begitu mengenal suara ini, suara lembut ini. kudongakkan kepalaku, melihat pemilik suara itu.

“LEE DONGHAE” pekikku keras

“Queen..” ucapnya lemah.

“kalian sudah saling kenal?” tanya Sam Nie Agasshi penasaran melihatku dan Aiden

“agasshi, jadi dia anak agasshi?” tanyaku berubah serius

“benar, kalian sangat cocok. Jadi kakak adik.” Ucapnya tenang

***

makan malam hari ini sangatlah sepi. Aku dan Aiden hanya bisa saling menundukkan kepala, memikirkan berbagai pertanyaan.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Sebenarnya kenapa?

Kenapa harus dia?

Hanya pertanyaan-pertanyaan itulah yang mengelayut di pikiranku kali ini.

“apa kau menyukainya..?” tanya appa padaku ketika sampai di apartemenku.

“hmm..”

“appa, boleh aku menanyakan sesuatu?”

“mwo..?”

“apa appa benar-benar menginginkannya, apakah appa ingin dia menjadi pendamping hidup appa, apakah appa mencintainya?” rentetan pertanyaanku

“bertanyalah satu-satu, Hye Joon.. appa bingung mendengarnya.?” Katanya memandangku

“hmm,,,sudahlah. Aku masuk dulu. Night…”

Aku memasuki kamarku, aku mengurungkan niatku untuk bertanya jelas pada appa. Aku sebenarnya tahu jawaban yang akan appa berikan tentang semua pertanyaanku ini. dia menginginkannya,mencintainya, menjadi pemdamping hidupnya. Lalu bagaimana dengan aku. Aku yang mencintai anak dari calon ibuku itu, bagaimana dengan hatiku, bagaimana dengan pujangga hatiku. Akankah aku merelakan semua impianku dengannya demi kebahagian appa, atau aku harus egois dengan cara mengatakan tentang hubunganku dengan Aiden.

Akkhh… aku…

Apa yang harus aku lakukan sekarang…

Aku menggaruk-garukkan kepala, menghempaskan tubuhku ke ranjang.

Drtt…Drtt..

Ponselku bergetar.

…Aiden

From: my king

Kita harus bicara….Besok di cafe biasa.

aku langsung membalasnya…

To: my king

Nde…

Sekarang apa lagi yang akan terjadi padaku..

***

@Cafe

Aiden terlihat berpikir serius di depanku. Entahlah apa yang sedang dia pikirkan sekarang ini. dahinya berkerut…

“Aiden….” panggilku. Dia memandangku tajam dan dalam ke dalam manik mataku.

“apa kau menyanyangi appamu?” tanyanya tiba-tiba. Sebenarnya kenapa sich dia itu dan pertanyaan apa ini.

“nde..”

“baiklah kalau begitu, kau menyanyangi appa dan aku menyanyangi ommaku, aku tak mau mereka menderita dan mengalami hal yang sama. Kehilangan pasangannya. Jadi kita akhiri saja semua. kita jadi kakak adik saja” ujarnya datar sambil menatapku

Apa katanya tadi…

Berakhir sampai disini..

Jadi dia ingin putus, meninggalkan aku..

Dia. Apa yang sebenarnya dia inginkan. Dia.. dia…

“ANDWE….” teriakku keras

Tiba-tiba terdengar suara aneh. Sudah pagi, Queen..Sudah pagi…

Terdengar alarm buatan Aiden, aku langsung membuka mata. Shock…

Hahh..hahh.hahh… napasku terengah-engah, memandang sekeliling, aisshh,, ternyata aku masih berada di kamar.

“syukurlah hanya mimpi.. syukurlah..” aku mengusapkan air mataku yang jatuh akibat mimpi burukku. Semoga semua itu tidak terjadi….

Kulangkahkan kaki ke dapur, tenggorokkanku  haus.

Drttt..Drrrttt…

Ponselku bergetar, kulihat layar ponselku dengan ragu-ragu..

Dari Father

“hallo.. Hye Joon sayang” sapanya dengan riang

“ada apa appa?” tanyaku penasaran

“appa ingin menikah…” ucapnya datar

Hahh..

“ANDWE….” Teriakku histeris

~FIN~

FeQueenOlzen’s note:

Akhhhh,,, inilah jadinya kalau hatiku galau gara-gara tuh ikan Nemo. Jadilah tanganku mengetik semua ini dengan perasaan galau plus senang ngelihat gaya rambutnya yang baru di 5jip. Rambutmu bagus, oppa. aku suka gaya rambutmu yang sekarang..hahahaha…..

Di mohon commentnya…

my love story part 3

Author : FeQueenOlzen(QueenSha Lee)

main cast : Cho Kyuhun, Lee Hye Joon

lenght: series

rating : all ages

desclaimer: ff ini murni dari otakku.

_____________________________________________________________________________________________________

Hye Joon P.O.V

“cepat belikan aku janjangmyeon..”

“mwo..?” aku sangat terkejut di buatnya

“YA.. kau ini tuli ya, aku bilang belikan janjangmyeon, karena aku sedang kelaparan.” Teriaknya

“YA.. kau tak usah berteriak begitu, aku tak tuli tapi soal janjangmyeon kau gila ya, sekarang sudah pukul 9 malam, mana ada rumah makan  yang masih berjualan janjangmyeon malam-malam begini.” Balasku

“aku tak peduli, pokoknya kau harus belikan aku janjangmyeon sekarang dan antarkan langsung ke dorm. Aku akan memberimu waktu 10 menit. Cepat belikan dan bawa atau aku akan menambahkan jangka waktu hukumanmu menjadi 3 minggu.Arachi..” katanya dengan beserta ancamannya.

Dia itu memang iblis, sungguh iblis yang menyebalkan.

Kemana aku harus mencari janjangmyeon malam-malam begini. Cihhh,, iblis sialan. Ayo berpikir Hye Joon. Apa aku membuatnya saja, tapi aku kan tidak bisa memasak.ottokhe…? pikirku.

Kudengar pintu depan terbuka, mungkin mama. Mama memang sering  pulang malam. Aku keluar kamar sambil memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan dengan janjangmyeon.

“mama bawa apa?” tanyaku pada mama ketika memasuki dapur dan melihatnya membawa bungkusa

“oh,, ini janjangmyeon”

“janjangmyeon?” tanyaku untuk memastikan

“ne,,,”

Sekarang janjangmyeon ada dihadapanku, itu artinya aku tak harus pergi malam-malam begini untuk mencarinya. Aku terselamatkan, aku diselamatkan oleh mamaku. Mamaku tercinta, segera saja aku memeluk mamaku dengan erat.

“mama, apa kau tahu aku sangat menyanyangimu. Gomawo..” ucapkudi pelukannya.

“ehh…” mama terkejut karena ucapanku tadi

Aku melepaskan pelukanku, mengambil jajangmyeon dan pergi begitu saja.

“kau mau kemana baby?” teriak mama ketika aku membuka pintu depan

“keluar sebentar, bye, mama aku mencintaimu” balasku teriak agar mama bisa mendengarnya

Aku tak mau mengambil resiko harus menunggu bis yang lama itu akan membuang waktuku yang hanya tinggal 8 menit lagi. Jadi aku putuskan untuk menaiki taksi meskipun harus membayar dengan malah. Akhh, daripada aku harus jadi pelayannya lebih lama. Aku lebih baik bangkrut saja.

Aku sampai di depan Dorm Super Junior. Aku berlari menuju lift untuk menuju lantai 11 tapi ternyata liftnya sedang dalam perbaikkan, akhirnya aku harus menaiki tangga darurat. Cihh, sungguh menyusahkan.

hosshh…hosshh.. aku berusaha mengatur napasku yang tersengal. Coba kalian bayangkan aku harus berlari menaiki tangga dari lantai 1 sampai 11. Kalo aku bukan seorang gadis yang sehat mungkin kalian akan menemukanku di hot news sebuah koran bahwa

# ditemukan seorang meninggal dunia di tangga menuju lantai 11 karena suruhan majikannnya.#

Cihh aku masih mau hidup,aku tak mungkin menyia-nyiakan hidupku dan juga aku tak mungkin cepat mati hanya karena ini kalo karena makan daging mentah mungkin aku bisa langsung mati.

Segera aku memencet bel, lalu ada suara seseorang berbicar dari dalam Dorm.

“maaf, agasshi siapa? Dan ada keperluan apa kemari?” tanya orang itu

“aku Lee Hye Joon, kau bisa tanyakan pada evil maknae kalian itu”kataku

Setelah beberapa menit aku menunggu akhirnya pintu dibukan dan bisa kulihat Cho Kyuhyun yang tukang Suruh-suruh itu di depanku.

“kau terlambat 3 detik Lee Hye Joon yang lambat” umpatnya

“Cihh, terserah padamu Cho Kyuhyun yang seenaknya saja.” Balasku. Sungguh aku ingin membunuhnya kalo tidak ingat bahwa itu berarti aku juga akan di bunuh oleh para SparKyu yang ada di seluruh dunia.

***

Kyuhyun P.O.V

Aku tak henti-hentinya tertawa sedari tadi Setelah menelepon Hye Joon di tengah malam begini dan memintanya untuk membelikan janjangmyeon.  Aku tahu, kalo aku jahat,menyuruh seorang gadis keluar malam hanya untuk mencari janjangmyeon apalagi aku hanya memberinya waktu 10 menit padahal aku 100% tahu kalo mana tidak mungkin ada warung makan yang masih buka pada jam malam begini, tapi iblis dalam diriku sedang bangun jadi aku ingin sekali mngerjainya. Pasti menyenangkan.

Aku menunggunya sambil bermain game di ruang tamu. Kudengar suar bel Drom kami berbunyi

“Kyu, cepat buka pintunya!” perintah Eunhyuk padaku. Cihh, berani-baraninya dia menyuruhku. Aku ini di takdirkan jadi pesuruh bukan jadi tukang disuruh-suruh.

“henry cepat buka pintunya.!” Aku mengalihkan perintah eunhyuk pada wookie

“kenapa aku?” tanyanya padaku

“karena kau maknae disini”

Akhirnya setelah mendapatkan perkataan dan juga tatapanku yang tajam dia segera melihat siapa yang ada di depan pintu.

“maaf, agasshi siapa? Dan ada keperluan apa kemari?” tanya henry, aku bisa mendengarnya karena aku berada di belakangnya.

“siapa?” tanyaku pelan

“katanya Lee Hye Joon, lalu tanyakan pada maknae kita. Untuk saat ini kan aku yang jadi maknae, tapi akku tak mengenalnya.”ujar Henry bingung

“buka pintunya..!” perintahku lagi

“apa hyung kenal dengannya..?” tanya Henry lagi

Aku tak menjawab pertanyaannya. “cepat bukakan pintunya!” perintahku lagi padanya kali ini dengan senyumanku yang super seram ini.

Henry membukakan pintunya.

Kulihat Hye Joon memandangku tajam, rupanya dia kesal setengah mati.

“kau terlambat 3 detik Lee Hye Joon yang lambat” umpatku

“Cihh, terserah padamu Cho Kyuhyun yang seenaknya saja.” Balasnya. Bisa kulihat keadaannya, sungguh mengenaskan. Rambutnya yang diikat ke belakang  berantakan, wajahnya terlihat lelah, tubuhnya pun berkeringat. Dia ini abis lari maratonnya tapi aku jadi tak tega melihatnya begini.

“kenapa keadaanmu mengenaskan begitu?” tanyaku padanya tanpa mempersilahkan dia untuk masuk

“tentu saja karena ulahmu Cho Kyuhyun.”  Kudengar napasnya yang tak teratur

“aku?”

“iya, aku harus menaiki tangga darurat karean liftnya sedang dalam perbaikkan”

“wahhh, sungguh mengesankan. Ternyata aku gadis yang kuatnya.” Ejekku

“mana pesananku?kau pasti tidak bisa mendapatkannya kan?” tanyaku padanya

“kau pasti tak tahu, kalau aku. Lee Hye Joon ini mempunyai GPS yang bagus. Aku bisa mendapatkan pesananmu dengan sangat mudah, Kyuhyun ssi” lalu tiba-tiba Leeteuk Hyung datang bertanya padaku kareana secara kebetulan dia sedang berada di sini.

“siapa dia kyu?”

“hanya orang yang aku yang menyebalkan” kataku

“kenapa disitu saja. Ayo masuk” ajak  Leeteuk Hyung pada Hye Joon

“jangan mengajaknya masuk nanti Dorm kita akan berantakan, dia punya kebiasaan melempar barang Hyung.” Kataku mengejeknya tapi seseorang memukulku kepalaku dari belakang

“kau ini sungguh tak sopan pada seorang gadis. Ayo masuk..”kali ini ajak Heechul

“hyung,,,appo” aku mengelus-ngelus kepalaku. Pukulan Heechul memang keras makanya aku samapi menringis kesakitan dibuatnya.

Hye Joon masuk ke dalam Dorm. Dia terlihat terkejut melihat keadaan dorm yang luamayan mulai berantakan.

“bukankah baru lusa kemarin di bersihkan kenapa?” ucapnya pelan ketika aku berjalan disampingnya.

“kau tahu kan mereka itu orang-orang tak berguna.” Kataku pelan kalo aku ketahuan berkata seperti itu pasti aku akan di bunuh wookie yang yang setiap hari membersihkan dorm ini.

dia berjinjit agar dapat sejajar denganku yang 20 cm lebih tinggi darinya. “termasuk juga kau.” Katanya tepat di telingaku. aku bisa merasakan nafasnya berhembus di telingaku, aku menggigit bibr bawahku menahan wajahku agar tak memerah akibat ulahnya, tapi ternyata percuma saja wajahku memerah dan dia tertawa.

“YA,,, kau mengodaku.”

“hahaha….kau sungguh lucu”

Sial aku di permainkan olehnya. Aku langsung menuju dapur mengambil mangkuk untuk janjangmyeonku tersayang. Sekarang Hye joon sedang duduk di ruang tamu tentunya sedang di kerubuni oleh member Super Junior.

“annyeong oppadeul, naneun Lee Hye Joon imnida..” bisa ku dengar salam perkenalannya.

***

Hye Joon P.O.V

Aku tak pernah menyangka akan bertemu dengan idolaku sekarang. Memimpikannya pun tak pernah tapi sungguh Tuhan begitu baik padaku sehingga aku di perbolehkan untuk bertemu dan menyapa mereka semoga saja semua yang berita kabarkan bahwa member super junior adalah orang yang ramah dan aku bisa menjadi salah satu teman mereka.

“annyeong oppadeul, naneun Lee Hye Joon imnida..” aku memberi salam pada mereka.

“annyeong..” balas mereka serempak

“dia pelayanku hyung…” teriaknya dari dalam dapur, membuatku malu saja.

“cihhh”cibirku padanya

“apakah kau seorang Elf?” tanya oarang yang begitu aku tahu, leader dari Super Junior, Leeteuk.

“ne”

“siapa yang paling kau suka disini..?” tanya laki-laki dengan wajah tampan plus imut ini. salah satu lead Dance, Lee DongHae

“semuanya..?” jawabku jujur, mereka semua terlihaht kebingungan dengan jawabanku.

“aku memang menyukai kalian semua. kalian punya pesona sendiri-sendiri, Leeteuk oppa dengan kepimpinannya, heechul oppa dengan kecantikannya, Yesung oppa dengan Suara dan keanehannya,kangin oppa dengan kenakalannya,Shindong oppa dengan kekocakkannya,Eunhyuk oppa dengan Dancenya,sungmin oppa dengan tampang imutnya, Donghae oppa dengan ketampanannya, Siwon oppa dengan kelembutannya,wookie oppa dengan keahlian memasaknya,Kyuhyun ssi ya, aku harus mengakui suaranya, Zoumi oppa dengan kasih sayangnya, dan terakhir Henry oppa dengan permainan Biolanya. Kalian selalu bisa membuat semua selalu bisa menbuat semua wanita di dunia jatuh cinta hanya dengan mengenal kalian saja.” Jelasku panjang lebar.

“mian Hye Joon ssi, tapi kau memanggil semuanya dengan sebutan oppa tapi kenapa Kyuhyun Hyung tidak..?” tanya Henry oppa polos

“oh,, hanya 1 alasan yang mungkin tak masuk akal bagi oppadeul”

“mwo?” tanya Eunhyuk yang penasaran sehingga mendekat ke arahku

“aku tak suka dengannya, aku memang tak membencinya hanya saja aku tak suka dengannya.”

“kami juga sama sepertimu” kata mereka serempak

“YA…” terdengar suara marah dari orang yang kita bicarakan tadi.

“kami memang punya pesona masing-masing, tapi adakah yang paling kau idolakan diantara kami?” tanya HeeChul penuh harap.

Aku menghela napas sebentar.

“apakah kalian sedang mengintograsi seorang yang baru kalian kenal?”

“ne..” mereka ini begitu kompak ternyata.

“baiklah, aku punya 3 kandidat. Sungmin Oppa, Heechul oppa dan juga Donghae oppa.itu cukup..” setelah perkataanku, 3 kandidat yang aku sebutkan tersenyum girang dan selebihnya yang tidak aku sebutkan malah cemberut, aku jadi khawatir melihat mereka.

“kalian kan punya pesona sendiri jadi jangan cemberut begitu dong…” ucapku menenangkan mereka.

“kalian ini begitu saja sudah patah semangat. Dia kan Cuma anak kecil, jadi jangan terlalu di pikirkan omongannya, tak penting.” Aku yang mendengar hal itu hanya ikut memasang cmeburut seperti wajah orang-orang yang ada di hadapanku.

“bukankah sebaiknya kau pulang saja..! sekarangkan sudah malam” perintahnya padaku

“oh..ya aku sampai lupa.”

“Dasar Pabo.”

“Cihhh…”cibirku membalasnya

“aku pulang oppadeul,” pamitku pada mereka

“kau pulang dengan apa?” tanya Sungmin Oppa

“aku bisa pulang pakai taksi”  kataku tiba-tiba aku terkejut karena terdengar seseorang berteriak.

“JANGAN… bagaimana kalo aku antarkan kau pulang” kali ini siwon oppa yang berteriak, aku tak mau merepotkan mereka

“anio, aku bisa….” aku belum menyelesaikan kalimatku tiba-tiba kyuhyun memotong

“lebih kau terima saja, daripada aku yang harus bertanggung jawab atas dirimu.” Katanya dengan menampakan wajah mengancam.

“baiklah” aku jadi pasrah sendirilah.

Jadilah aku duduk di samping Siwon oppa tentu dalam mobilnya. Stelah penolakan yang sia-sia akhirnya aku menurut juga. Sebenarnya ini menguntungkan aku juga karena aku tak usah keluar uang untuk ongkos taksi.

Sungguh perhitungan sekali diriku ini…tapi ini yang aku sukai dari diriku. Selalu memperhitungkan apa yang akan terjadi.

“aku menyukaimu” siwon oppa memulai pembicaraan.

“hah…?” tanyaku. Maksudnya apa mengatakan bahwa dia menyukaiku.

“aku menyukai pendapatmu tentang kami. Kami yang punya pesona sendiri.” Ungkapnya masih konsentrasi menyetir.

“ohh,, aku hanya mengungkapkan apa yang sebenarnya kok. Aku kadang suka dengan personal kalian, tapi kadang aku juga tak suka dengan kalian.”

Siwon oppa tertawa, tawanya sangat ringan. “aku jadi makin menyukaimu.” Katanya

“aku juga menyukaimu oppa.” balasku. Aku tak bisa menampik bahwa ternyata dia benar-benar tampan saat di pandang dari samping.

“haha… aku bukan menyukaimu karena itu tapi aku memang benar-benar menyukai, Lee Hye Joon” ucapnya dengan serius meskipun dia masih memandang ke jalan

Aku tertawa hambar, siwon oppa bisa bercanda juga rupanya. “ jangan bercandan oppa,.. candaanmu ini tak lucu”

“aku sedang tak bercanda Hye Joon ssi” katanya dengan penuh penekanan kini dia memandangku dalam. Aku sampai harus menahan napas karena tatapan matanya yang tajam itu sedang menghujam langsung ke jantungku.

“jangan-jangan kau Pedofil, kau penyuka anak kecilnya?” godaku padanya

Dia tertawa, “kau ini kok bisa tahu sichh…”

“KYYAA,, aku dalam bahaya dong..” candaku sambil berakting takut.

Setelah candaan yang super garing itu, kami kembali diam. Terbawa pada pemikiran masing-masing. Tapi tiba-tiba perkataan Siwon oppa sangat mengagetkan aku.

“kau cocok dengan Kyuhyun” ucapnya datar.

“HAH…!” aku terkejut bukan main. Shock, sangat Shock dengan perkataan siwon oppa barusan.

“apa oppa baik-baik saja? Tidak sakitkan? Tidak sedang mabukkan?oppa sebaiknya jangan menyetir dulu.” Ucapku berusaha menyadarkanya

“kau pikir aku ini kenapa?”

“aku shock oppa, ada angin apa oppa sampai berkata seperti itu?”kataku memamandangnya.

“aku hanya bicara apa yang aku pikirkan.”

“dan oppa berpikir aku cocok dengan Kyuhyun”

“hmm” siwon oppa menganggukkan kepala pertanda bahwa iya.

“tak akan oppa, aku tak akan pernah cocok dengan Cho Kyuhyun itu, oppa.”

“waeyo?”

Sebelum aku menjawabnya, aku berusaha mengatur napasku terlebih dulu. Ini memang terlalu berlebihan tapi beginilah jadinya.

“hanya ada satu alasan, aku tak mau eksentensiku berakhir karenanya.” Jawabku asal

“aku sedang tidak bercanda, Hye Joon ssi” ucapnya sambil memandangku

Aku menghela napas “araseo… aku hanya tak suka dengannya. Tak tahu kenapa, setiap melihatnya aku jadi kesal sendiri padahal aku tak kenal dengannya dan puncaknya adalah saat aku terpaksa harus jadi pelayannya.”

“memangnya tipe pacar mu seperti apa?”

“oppa..” ucapku spontan

“aku…?”

“anio,oppa seperti papaku. Mirip sangat mirip”

“ohh, aku kira tipe pacarmu itu seperti aku. Aku sampai kaget.”

Hari ini entah kenapa aku jadi sering kali menghembuskan napas kalau menjawab pertanyaan.

“aku hanya ingin dia lembut padaku, aku tak suka tipe-tipe  terlalu romantis,aku ingin dia jujur padaku, mencurahkan suka dukanya padaku karena aku paling tak suka di bohongi, dia mencintaiku dan aku mencintainya. Simpelkan tapi tak semua laki-laki bisa.”

“kau benar…”

Aku melihat keluar jendela, dan mengetahui bahwa sebentar lagi akan sampai di rumah.

“oppa disini saja.”

“aku akan mengantarmu sampai rumah”

“ini sudah sampai oppa, kelewatan malah.”

Siwon oppa langsung tersadar,

“mian, tak apa-apa” siwon oppa langsung putar balik mobilnya.

“gamsahamnida..” aku berterima kasih pada oppa,lalu melambaikan tanganku.

Aku memasuki rumah..

Lampu ruang tengah memang mati tapi ternyata berbeda jauh dengan orang yang berada disana.

“baru pulang rupanya..?” kata mama tajam

“ehh,,mama…”

“darimana saja kau baby?” sekarang papa yang berkata

“hanya dari luar,ada perlu.”

“sekarang cepat masuk dan tidur..”

Kali ini juga aku menghembuskan napasku,sungguh melegakan, ternyata keberuntungan sedang berada di tanganku.

Aku masuk kamar dan langsung tidur.

***

Kyuhyun P.O.V

“kau dimana?” tanyaku. Sekarang aku sedang menelepon bocah tengil itu, Lee Hye Joon.

“di sekolah” jawabnya datar

“sudah pulang?”

“sebentar lagi”

“sepulang sekolah datanglah ke suatu tempat. Aku akan mengirimimu alamat tempat itu, kau harus datang dalam 5 menit. Arachi..” ancamku. Meskipun sudah 2 hari dia menjabat menjadi pelayanku tapi aku tak henti-hentinya untuk mengancamnya,karena aku memang tak terlalu percaya dengannya. Entahlah aku juga tak tahu kenapa aku tak bisa mempercayainya, aku seperti merasa kalo aku meloloskannya dari ancamanku dia akan pergi danentah mengapa  hatiku tak mau itu.

Kau sudah gila Cho Kyuhyun…

***

Hye Joon datang dalam keadaan yang cukup mengenaskan. Dia membungkukkan badannya mencoba mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Dahinya di penuhi oleh keringat.

Aku segera menghampirinya dan dengan berbaik hati memberikannya sebotol minuman air mineral.

“kau terlihat kacau?” ucapku ketika di hadapannya

Dia menegakkan tubuhnya dan memandangku tajam. “ ini semua gara-gara kau” ucpanya sengit. Sebenarnya aku ingin memberikan sebotol air mineral yang sudah kubawakan untuknya tapi…

“Joonnie” panggil seseorang. Siwon, sejak kapan mereka menjadi akrab dan apa maksudnya dengan Joonnie.

Kulihat he Joon tersenyum ketika melihat Siwon mendekat ke arahnya.

“ya, ampun. Kenapa kau bisa hancur seperti ini?kau terlihat kelelahan. Kau habis lari marathon?”

“ini semua gara-gara maknae kalian yang brengsek ini.” ucapnya sambil menatapku.

“sebaiknya kau minum ini, kau seperti kehausan.” Siwon menyodorkan air minumnya pada Hye Joon, dan dia malah tersenyum senang. Cihh..memuakkan

Ku alihkan pandanganku dari mereka berdua, kalo lama-lama aku berada di antara mereka bisa-bisa akan terjadi kebakaran besar. ehh,, tunggu kebakaran apa maksudnya? Maksudku hatiku yang serasa terbakar..

***

Hye joon P.O.V

Siapa dia? Gadis itu terlihat cukup akrab denganya dan kenapa hatiku merasa jengah melihat mereka berdua. Aku seperti ingin marah tapi kenapa? Aku ingin menangis, kenapa? Rasanya mataku tak mau melihat mereka berduaan seperti itu.

Aku melihat sebuah saputangan bergelayut di depan mataku, aku mendongak ke atas untuk melihat siapa yang dengan gentlenya memberikan aku saputangan.

“ini..”

“Siwon oppa…” aku tersenyum padanya dan dia duduk di sampingku.

“kau kelihatan seperti akan banjir, aku akan dengan sok pahlawan memberimu saputangan ini. terimalah!”

“gomawo..” dengan engan aku mengambil saputangan yang diberikannya

“tapi aku tak akan banjir, apalagi untuk alasan yang tak jelas” lanjutku

“aku malah melihat alasanmu dengan jelas, kau cemburu Chagi..” Siwon oppa mendekatkan kepalanya padaku dan berbisik di telingaku.

“MWO…? cemburu pada siapa?” tanyaku tak mengerti

“padanya kan..” ujar Siwon oppa yang dengan sangat berhasil membuatku terkejut setengah mati, sedangkan siwon oppa menunjuk ke arah gadis yang aku sendiri tak tahu siapa namanya.

“aa..ku .. mana mungkin cemburu gadis secantik itu.” Ucapku lemah, yang bisa ku lakukan hanyalah menundukkan kepalaku saja.

“kau mau tau siapa dia?” tanya Siwon oppa dan aku untuk sekian kalinya di kejutkan olehnya.

Sebelum aku mengatakan apa-apa, Siwon oppa sudah berbicara dulu.

“namanya Song Sang Yoon, dia mantan Kyuhyun. Hanya itu yang perlu kau tahu.. untuk alasan kenapa mereka putus, tanyakan saja pada yang bersangkutan. Aku tak ikut campur.”

Aku seperti kehilangan detak jantung,oksigen,cahaya, dan yang paling mengerikannya adalah aku kehilangan tempatku berpijak di dunia ini, alasan kenapa aku bisa berada di bumi ini. kenapa aku merasa seperti ini? aku tak tahu, tapi untuk saat ini aku memang merasa semuanya sudah tidak baik-baik saja.

Sekarang Siwon oppa tepat berada di depan wajahku, wajahnya memang dekat tapi itu tak bisa menghalangi adegan yang sedang berlangsung di depan mataku kali ini. mereka tersenyum dan aku bisa melihat serta merasakan aura bahwa mereka terlihat  bahagia sekarang.

“Gwencanayo?”

Tapi seketika Kyuhyun sudah menarik lenganku dengan keras.

Kuperhatikan wajahnya,aku melihat wajahnya yang mengerikan, seperti mengancam. Tubuhku di tariknya agar lebih dekat dengannya dan bisa kudengar desisan tertahan dari dalam kerongkongannya *bisa ngebayangin nggak? Author juga bingung*. menjauhkan wajahku dari Siwon oppa.

“oppa??” terdengar suara seorang gadis yang kini aku sudah tahu namanya, Sang Yoon ssi.

“Yoonie-ya bisa kan kau pulang sendiri?” ucap kyuhyun sambil menahan amarahanya.

Sang Yoon memandangi Kyuhyun bertanya lalu perhatiannya beralih padaku yang sedang menempel di samping Kyuhyun lalu beralih memandang kyuhyun lagi . Sepertinya Kyuhyun menyadari bahwa Sang Yoon sedang memandanginya.

“sebaiknya aku mengantarnya pulang, sekarang sudah sore?” katanya berusaha mengatur napasnya. Tanganku di tariknya, tapi untuk kali ini aku memberontak. Aku menghentakkan tangannya yang menarik tanganku.

“oppa, sebaiknya kau antarkan Sang Yoon ssi pulang saja! Aku bisa pulang naik bis.” Kataku di hadapannya. Aku bisa melihat berubah tegang.

Kyuhyun P.O.V

“oppa” aku sangat mengenal suara itu, suara yang pernah mengisi hari-hariku selama ini. aku membalikkan badanku, aku melihat wajah itu, wajahnya masih seperti dulu sebelum dia pergi dari duniaku. Tapi ada perubahan darinya, kini dia terlihat sangat dewasa.

“Yoonie-ya”

“ne, ini aku oppa” aku masih terpaku di tempat, tiba-tiba aku merasakan angin yang datang  dan menyusup ke paru-paruku. Aku tak bisa melihat siapa-siapa lagi selain dia, gadis yang sedang berdiri tepat di depan mataku.

“kau..”

“bisa kita bicara oppa..?” tanyanya dengan suara lembut

Aku seperti terhipnotis oleh suaranya, aku menganggukkan kepala dan pergi menjauh dari Hye Joon yang sedari tadi ada di sampingku karena kami memang sedang bertengkar. Dia mengajakku ke pojok ruangan. Para kru memang tak curiga dengan kedekatanku dengan gadis yang ada di depanku ini,  kami punya berbagai alasan untuk itu.

Pertama: karena aku dan dia teman sejak kecil. Kami tumbuh bersama jadi bisa di bilang kalo aku ini sudah termasuk bagian dari dirinya.

Kedua:  karena Sang Yoon adalah putri dari Song Company, pemilik saham terbesar di stasiun televisi swasta terbesar dan juga karena dia adalah seorang photografer handal. Jadilah semua Kru tak heran melihat kedekatan kami berdua.

Itulah 2 alasan yang paling rasional dalam otakku saat ini.

“apa kabar oppa?” tanyanya memulai pembicaraan dadakan kami

“baik, neo?”

Dia hanya tersenyum manis sebelum menjawab pertanyaanku,

“baik..” ujarnya singkat

“bagaimana Paris?” kataku hanya sekedar basa basi

“masih tetap sama oppa, menara Eeifel nya tak pernah pindah kemana-mana ko, tak akan pernah pindah ke Seoul juga kan..” candanya. Aku tertawa mendengar candaannya.

“kau ini memang selalu bisa bercanda. Tapi untuk kali ini candaanmu garing, Yoonie-ya..” ucapku  sambil mengusap lembut kepalanya.

Dia memandangku  dan tersenyum lagi.

“bogosipho oppa..” dia menundukkan kepalanya mungkin karena malu tapi berbeda denganku aku terkejut mendengarnya. Dia berbeda, kini dia lebih jujur mengatakan apa yang di pikirkannya, sungguh berbeda dengan Sang Yoon yang aku kenal selama 20 tahun.

Dia memandangku, berharap mendapatkan jawaban dariku,tapi entah kenapa aku malah mengedarkan pandanganku ke penjuru ruangan pemotretan kali ini. napasku berubah, aku merasa marah dan kecewa melihat pemandangan yang ada di depanku.

Aku melihat kepala Siwon yang mendekat ke wajah bocah tengil itu. Posisi kepala siwon yang lumayan miring membuatku menduga yang tidak-tidak.

Apa yang mereka lakukan di sini..? pikirku. Aku langsung bangkit berdiri dan menghampiri mereka. Saat ini yang aku pikirkan adalah bahwa ini tak boleh terjadi..

Mereka …

Dengan kasar aku menarik lengan Hye Joon, berusaha menjauhkannya dari Siwon. Aku marah, amat sangat marah tapi aku tak tahu kenapa aku bisa semarah ini. aku mendekatkan tubuhnya agarmendekat ke tubuhku tanpa aku tahu, aku malah makin marah melihat tatapan Siwon yang seperti mengatakan BAHWA-KAU-KALAH. Dia mengejekku rupanya.

“oppa??” aku mendengar suara Sang Yoon

“Yoonie-ya bisa kan kau pulang sendiri?” ucapku berusaha mengontrol  nada bicarku.

Dia memandangku dengan tatapan bertanya, lalu pandangannya berubah ke arah Hye Joon lalu ke arahku lagi, aku membalas tatapannya.

“sebaiknya aku mengantarnya pulang, sekarang sudah sore?”kataku lagi sambil mengatur napasku lagi.aku menarik tangannya,  aku merasa kalo dia memberontak. Dia menghentakkan dan menariknya. Aku melepaskan tangannya.

“oppa, sebaiknya kau antarkan Sang Yoon ssi pulang saja! Aku bisa pulang naik bis.” Katanya dengan nada datar.

Apa,,,

Apa yang dia katakan tadi?

Oppa, dia memanggilku oppa..ini salah, sangat salah. Mana mungkin seorang Lee Hye Joon memanggilku oppa.ini salah sangat salah.

SALAH BESAR…

Memikirkan bahwa semuanya salah,tubuhku sampai tegang.

“apa yang kau katakan?” ucapku tajam

“oppa, kau tak perlu mengantarku, aku bisa pulang sendiri” dia mengulanginya lagi. Memanggilku dengan sebutan OPPA, itu membuatku merinding. Sungguh mengerikan.

“biar aku yang akan mengantarkannya, kyu” ucapan itu yang menyadarkan aku kembali ke duani ini kembali.

Aku mendelik ke arah siwon. Dia… dia tersenyum pada Hye Joon. Cihhh,,,

Hatiku panas, dadaku sesak dan napasku tak beraturan. Apa yang terjadi padaku sebenarnya? Aku merasa marah,kesal pada kedua orang yang berada di hadapanku ini.

Kupandang Hye Joon sesaat dengan pandangan marah. “terserah kau saja!” aku langsung pergi begitu saja. Aku ingin meninggalkan semua. semua yang ada disini termasuk diriku snediri.

Hye Joon P.O.V

“kenapa kau diam saja?” tanya Siwon oppa padaku. Aku menengok ke arahnya berusaha tersenyum tapi rasanya senyumanku kurang menyakinkan.

“apa kau sakit?” tanyanya lagi dengan nada khawatir. Aku mengelengkan kepala, aku tak mau menjawab pertanyaannya karena aku memang tak tahu harus jawab apa. Aku tak tahu apa yang kurasakan saat ini. pikiranku saat ini penuhi oleh Cho Kyuhyun sialan itu, hatiku sakit ketika melihatnya akrab dengan yeoja lain apalagi itu adalah mantan yeojachingunya sendiri.  Apa lagi dengan kejadian di tempat parkir tadi.

Flashback

Kyuhyun berusaha melindungi Sang Joon dari hujan, tangan kanannya memegang payung dan tangan kirinya memegang pundak Sang Joon. Tubuh mereka nyaris menempel, aku yang berada di belakang mereka sambil memegangi payung ku melihatnya hanya bisa diam.

Lalu ketika Sang Joon menyadari bahwa bahu Kyuhyun basah karena air hujan dia berusaha mendekatkan tubuh Kyuhyun agar mereka berdua bisa muat dalam satu payung.

Entah apa yang terjadi pada hatiku ini rasanya saat melihat hal itu di depan mataku sendiri sakit, Sangat sakit. Rintikkan hujan seperti menemaniku dalam kesakitan hatiku ini, air yang turun dari langit ini seperti halnya air mataku yang seperti ingin jatuh juga.

Sebenarnya apa yang terjadi padaku….?

“hye joon”

Aku menoleh ke samping kanan melihat siapa yang memanggilku.

“oppa”

“kau melamun lagi..” aku diam saja..

Aku menatap kosong Kyuhyun dan juga Sang Joon lagi, kini mereka sudah masuk ke dalam mobil Kyuhyun.

“kami duluan,” seru Kyuhyun

“aku pulang dulu, oppadeul. Annyeong…”  Sang Joon tersenyum sangat manis pada kami semua.

mesin menderu pelan lalu pergi begitu saja, tanpa menyapaku, tanpa melihatku, tanpa memandangku. Dia sama sekali tak memandangku, itu membuatku sakit. Kupengang dadaku dengan tangan berusaha menenangkannya.

Flashback end

“kau mencintainya kan, Hye Joon?”  ujar siwon oppa pelan dan berhasil membuatku shock setengah mati.

“ap..pa yang opp…a katakan?”

“aku tahu kau menyukainy,,ahhh,salah kau mencintainya?”

“oppa gila,mana mungkin aku bisa mencintai Cho Kyuhyun.” Sergahku keras, menatap siwon oppa yang sedang menyetir.

“tapi matamu mengatakan kau mencintainya Hye Joon, nae dongsaeng”

Aku menghembuskan napasku kesal. Berusaha merilekskan kembali tubuhku di kursi.

“benar bukan?”

“aku tak tahu apa yang kurasakan saat ini oppa?” aku menghembuskan napas lagi tapi kali ini tentu dengan pelan-pelan.

“apa yang kau rasakan?”

“aku senang berada di dekatnya plus sebal. Hatiku sakit melihatnya akrab dengan yeoja lain, oppa. apakah semua itu bisa di sebut cinta,oppa?” kataku pelan. Sangat pelan, aku ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi padaku.

“bisa, atau lebih tepatnya kau sudah mulai mencintainya..” jawab Siwon oppa sambil menatapku dalam.

“tapi kalau benar ini cinta. Maka seharusnya cinta ini tak boleh ada oppa.”

“maksudmu?” tanyanya penasaran dengan ucapanku

“bila aku mencintainya, maka aku akan membunuh cintaku ini oppa?” ucapku tegas, pada Siwon oppa dan juga pada diriku sendiri.

“waeyo? Kenapa kau melakukan hal itu?”

“karena percuma saja cinta ini tumbuh hanya di hatiku saja dan sepertinya Kyuhyun masih mencintai Sang Joon eonni.”

“jadi kau mau menyerah begitu saja, tanpa ada perjuangan. Aku baru tahu” nada bicaranya berubah kecewa setelah mendengar alasanku.

“tahu apa?”

“you’re a Luzer.” Siwon oppa menatapku tajam saat mengatakannya. Aku tersentak di buatnya.

Aku hanya terdiam mendapatkan ucapan seperti itu. Aku tak tahu harus apa. Membalas perkataan oppa, tapi apa yang harus di balas karena kenyataannya aku memang seorang pecundang yang takut kalah sebelum perang.

***

“Hye joon-ah” panggil seseorang yang aku tahu siapa itu.

“hmmm”

“Hye joon-ah apa kau tahu, katanya ada murid pindahan dari Beijing.” Serunya dengan keras di samping tempat dudukku.

“hmm” aku sama sekali tak tertarik dengan semua itu. Kubiarkan sahabatku ini berkoceh sembarang sedangkan aku hanya menanggapinya dengan anggukan.

“bagaimana hye joon ah?” tanyanya padaku sedangkan aku nyaris tertidur dengan nyenyak.

Brakkk…

Dia menggebrak meja yang sedang kujadikan bantalan kepalaku ini. telingku sakit bukan main, lebih tepatnya berdengung-dengung tak karuan.

“YA..CHO NAYNA,KAU MERUSAK ACARA TIDUR SIANGKU” teriakku keras padanya. Bagaimana tidak, bisa-bisanya bocah iblis ini menghancurkan acara tidurku yang sangat berharga dan jarang sekali aku dapatkan.

“habis kau hanya diam, dan malah tidur ketika aku sedang bercerita.” Dia mengembungkan pipinya.

Suasana kelas sesaat hening, syukurlah dengan begitu aku bisa tidur dengan tenang. Tapi entah kenapa Nayna juga malah berubah diam. Kuangkat kepalaku yang sedari tadi menelungkup di atas meja.

“Lee Hye joon, be my girl??” ujar seseorang. Aku memandangnya terkejut..

Dia…

TBC

Author’s note: akhirnya part 3 selesai….

akkhh,,,setelah perjuangan beberapa hari kaarena omelan ayah. akhirnya bisa selesai juga. mian kalo kurang feel atau yang lain sebagainya karena ff…

ff ne main castnya memang aku,(istri dari Prince of tears). tapi ini memang tak disengaja. aku juga udah minta maaf ma Ikan Mokpo oppa  and istri Kyuhyun dalam blog ini..

mianhamnida All…

[King+Queen’s story] Our Story Begin..

Author : FeQueenOlzen (Queensha Lee)

Main cast : Lee Donghae, Heechul

Genre: romance

Pg: general

Desclamier: ff ini murni dari otakku..

BUDAYAKANLAH MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN

SAY NO FOR SILENT READERS

***

Hye Joon P.O.V

“APA-APAAN MAKSUDNYA…?JADI KAU MENUDUHKU BERSELINGKUH HAH…. “ teriak seseorang. Aku sangat mengenal orang itu,suara yang sering menyanyikan lagu tidur untukku selama 12 tahun. Suara lembutnya yang menenangkan. Aku akan tertidur lebih cepat jka dia menyanyikan sebuah lagu untukku. Tapi kini berbeda,suara itu sekarang terdengar keras dengan amarah yang amat sangat. Suara Appaku terdengar di balik pintu rumah. Aku termangu sendiri di depannya.

“Sampai kapan semua ini akan berakhir..?” ucapku pelan.

Sedangkan aku, Lee Hye Joon. aku hanyalah anak kecil yang sedang menginjak remaja. Aku memang tak mengerti kenapa semua ini terjadi padaku. Orang tuaku selalu bertengkar seperti ini.kenapa orang tuaku selalu bertengkar..? aku tak kan pernah tahu kenapa karena appa yang selalu menemaniku tak pernah memberitahuku tentang permasalahan mereka.

Appa  seorang pelukis dan juga Omma yang seorang pengusaha. Dulu,kami adalah keluarga yang bahagia. Kami bertiga selalu bersama-sama, piknik bersama, nonton film bersama, sampai-sampai tidur bersama. Kami sangat bahagia saat itu.

Tapi kini berbeda,mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri, tak ada acara bersama lagi, tak ada canda tawa lagi. Semuanya berubah tanpa kutahu kenapa dan bagaimana??.

Aku hanyalah bocah ingusan yang tak bisa mengerti masalah orang dewasa. Mereka selalu saja membuatku menangis tiap malam karena pertengkaran mereka. Sungguh ini menyiksa batin dan jiwaku….

Aku hanyalah bocah cenggeng yang selalu menangis. Semua yang kulakukan kini adalah menghindar dari mereka berdua. Seperti sekarang ini.

Setelah mendengar teriakkan Appa dan Omma aku akan kabur ke rumah Teman baikku, Song Sang Yoon. Kami bertetangga plus teman sejak lahir karena ternyata kami lahir di tanggal yang sama,tahun yang sama yang berbeda hanyalah bulannya. Kami hanya berbeda 1 bulan..

Dia adalah teman baikku. Teman yang mengerti semua tentang aku dan hanya kepadanya lah aku bisa mengeluarkan  apa yang ada dalam hatiku. Ketika aku ingin menangis maka dia akan menyiapkan pundaknya untukku, ketika aku putus asa dia kan memberiku semangat, ketika aku sedih dia akan menghiburku dan membuatku tersenyum lalu ketika aku ingin lari maka dia akan menangkapku dan mengembalikanku serta memberikan nasehat yang terbaik untukku. Dia lah teman baikku.

Orang yang tegar itu,orang yang seperti tak punya masalah itu kini sedang berada di depanku. aku bisa menangis di depannya…

“Yoonie-ya….hikkss..hiikkksss” tangisku ketika melihatku.

“shuuttt…shhuttt… sudah-sudah…tenanglah. ayo masuk..” katanya lembut padaku.

Dia merangkul pundakku yang gemetaran akibat menangis. Dia mendudukkan aku di ranjang kamar tidurnya. Aku menangis sejadi-jadinya,dia hanya diam memelukku. Dia tahu persis apa yang terjadi tentang keluargaku karena keluarganya dan keluargaku adalah teman dekat.

Setelah menangis sepuasnya, aku tertidur dengan pulas di kamarnya dan tidur bersamanya.

***

Sinar bulan kini di ganti dengan Sinar matahari yang,hari kini telah  berganti.  Semua yang kemarin terjadi biarlah terjadi karena hari ini akan jadi hari baru dan jangan sampai kau terpaku pada masa lalumu yang tidak menyenangkan itu. Masa lalu biarlah berlalu, masa lalu memang pelajaran untuk kita di masa depan. Itulah prinsipku, setelah aku menangis sepuasnya aku bisa bangkit kembali dengan semangat baru. Semangat menggebu-gebu…

“sudah bangun rupanya, Queen..”ucap Yooni kepadaku. Dia memang senang sekali memanggilku dengan nama inggrisku Queensha Lee. Dia sudah memakai seragam sekolah  sambil membawa senampan makanan, sepotong roti dan juga segelas susu…

Dia menaruh makanan itu di atas meja…

“ne,,,tapiii…”

“what..?” tanyanya

“kau ini temanku bukan sichhh…. kau kan tahu aku tidak suka Susu dan itu, apalagi susu Putih…”

“ohhh..kau itu harus banyak minum susu supaya kuat dan tinggi, Queen”katanya. Sungguh kata-kata itu adalah kata-kata kombinasi memberi semangat plus mengejek..

Ku lempar bantalnya dan dengan perpaduan antara mata dan juga sistem koordinasi yang seimbang akhirnya bantal itu terkangkap juga.

“Cihhh,,,bantalku bau ilermu nichh…” ucapnya sambil lari menghindari lemparan Sendal rumah yang ku pakai.

“kau mau ke sekolah tidak ?” tanyanya padaku sambil menengok kepalanya  sedikit lewat pintu takut dengan lemaparanku yang seratus persen bakal mendarat ke kepalanya.

“ne,, aku akan ke sekolah. Kau tunggu saja dulu aku mau mengambil seragam sekolahku ke rumah.” Kataku lemah ketika mengatakan kata rumah.

Rumah memang kini termasuk kedalam daftar hitam tempat yang paling buruk dalam catatanku. Setelah aku sarapan di kamar Yooni, aku langsung pulang untuk berganti pakaian. Ketika sampai rumah aku melihat vas bunga yang pecah, baju appa yang berserakan dimana-mana,sofa yang tak beraturan,ruamh ini benar-benar berantakan. Mingkin saat aku tak ada di rumah mereka bisa leluasa bertengkar dengan melempar barang sana-sini…

Aku tak punya waktu untuk membereskan rumahk yang super berantakan ini jadi kuputuskan untuk masuk kamar dan mengganti bajuku..

Aku dan juga Song Sang Yoon sekolah di Internasional Junior School of Korean. Kami memang teman plus satu angkatan tapi kami bukanlah teman sekelas. Aku dan dia beda kelas, aku di kelas A dan dia di kelas B. . . .

Saat  di sekolah aku hanyalah seorang bocah yang dunianya hanya bermain. Aku mengobrol dengan teman-temanku,bercanda,semuanya. Aku akan melupakan semua masalah dengan keluargaku saat di sekolah. Setelah pulang  sekolah seperti biasa, aku akan menunggu Yooni untuk pulang bersama, aku menunggu Yooni karena dia banyak sekali mengikuti berbagai macam les, dari mulai bahasa,renang, fisika,matematika…anak itu memang tak pernah bosan untuk belajar. . Aku menunggunya di tempat biasa.Perpustakaan..

Aku sangat suka sekali dengan ruangan yang memiliki banyak koleksi buku. Maka dari itu aku bisa sangat betah disini. Disini aku bisa menjadi diriku, aku bisa menemukan duniaku, aku bisa memahami tentang kehidupanku. Aku akan membaca apa saja disini. Aku bukan tipe orang yang pemilih,maka buku apapun bisa aku baca dari mulai komik,novel,biografi,astronomi,politik,ekonomi,dll aku bisa membaca semuanya.

Disini aku bisa menemukan Duniaku,dunia yang belum pernah aku rasakan. Aku bisa masuk dan merasakan apa yang ada dalam Dunia bukuku…

“haii…Ratu Dongeng…” aku mendengar suara seseorang. Ku tengokan kepalaku dan melihat siapa gerangan yang menyapaku.

“Yooni…kau sudah selesai.?” Tanyaku

“Aissshhh…kalo sudah membaca kau memang suka lupa waaktu. Ini sudah pukul 7 malam Queensha Lee. Ayo kita pulang.” Katanya padaku

“anio, aku masih mau disini,Yonni..”

“tapi ini sudah malam, kau bisa dimarahi..”katanya menjelas tapi aku tak mau pulang kerumah yang isisnya hanya dengan suara teriakkan saja.

“anio, kalo kau ingin pulang. Pulanglah duluan… aku masih mau disini..”

“HAHAAA… kau memang susah di beri nasehat.aku pulang dulu. Kau juga jangan lama-lama disini…araseo!!!” katanya dengan tegas

“araseo…”

Yooni sudah pulang sedangkan aku hanya duduk mengembalikan jiwaku pada buku yang aku baca tadi. Jiwaku memang sensitif tapi dari sensitif itu aku bisa denga cepat masuk ke dalam duniaku lagi. Seolah arwahku sudah tertarik kembali kesana. Ke tempat dimana kau bisa menjadi diriku sendiri..

waktu terasa berjalan dengan sangat cepat ketika kau sedang asyik melakukan apa yang kau sukai. Kulihat jam dinding yang ada di dinding pojok perpustakaan. Pukul 20.00 GMT.sebenarnya aku sangat tak rela harus meninggalkan tempat kesayanganku ini.

kupakai baju hangatku karena malam ini memang sangat dingin karena saat sedang pergantian musim. Dari musim semi ke musim gugur. Angin musim gugur memang sejuk tapi kadang-kadang bisa menbuat kita mati juga.

Sekarang memang sudah malam dan juga udara yang dingin tapi itu tak menghentikkan kota seoul untuk terus menjalankan aktivitasnya di malam hari. Di malam hari juga banyak kios-kios ataupun pedagang Soju yang sudah buka. Kulangkahkan kakiku ke rumah.

Aku memasuki rumahku. Rumahku kini sudah rapi tidak seperti tadi pagi yang seperti kapal pecah. omma keluar dari kamarnya.

“darimana saja kau..?” tanyanya tajam padaku

“perpus..”jawabku singkat

“perpus, sampai jam segini. Kau pikir ommamu bodoh. Aku pasti bermain-main sajakan ?” katanya tajam lagi padaku.

Kulihat appa juga keluar dari kamarnya. Kamar omma dan Appa terpisah sejak mereka bertngkar.

“coba lihat. Jadi selama ini kelakuanmu seperti ini selama omma tak ada di rumah. Kau semakin tak disiplin..semua salahmu..?” ucap omma langsung menyalahkan appa.

“Ya.. kau juga tak mendidiknya. Kau hanya sibuk dengan bisnismu..”

“JADI KAU MENYALAHKAN AKU..SEHARUSNYA KAU BERPIKIR AKU INI BEKERJA UNTUK KALIAN SEMUA. KALAU KAU MAU AKU DISINI SEBAIKNYA BERHENTILAH MELLUKIS DAN CARI UANG YANG BANYAK.” Teriak omma

“APA KAU TAK LIHAT SEBENTAR LAGI AKAN ADA YANG MEMBELI LUKISANKU…JADI KAU TAK USAH MEREMEHKANKU..”

“YA!!kalian ini bisa diam dulu nggak sich. Apa kalian ini tak lihat aku sudah capek.” Kataku mengakhiri pertengkaran mereka dan langsung berjalan ke kamar

“YA…jadi kau membentak kami….YA!!! LEE HYE JOON..” teriak omma

Aku membalikkan tubuhku ketika omma berteriak.

“What Ever…”

Aku memasuki kamar. Kamar yang sudah aku tempati selama 12 tahun ini. selama itu kamarku selalu rapi tapi tidak seperti sekarang. Sekarang kamarku tak beraturan, banyak kertas yang berserakan,buku dimana-mana. Semuanya adalah hasil pelampiasan dari apa yang ada sekarang.

Malam ini Hujan besar,mungkin akan terjadi badai. Petir menggelegar dengan kerasnya,kilat menyambarkan sinarnya seolah-olah mencari kita tapi semua itu seperti terkalahkan oleh teriakkan mereka berdua,kini aku sedang meringkuk gemetaran disudut kamar tidur. Bukan karena takut dengan gelap,petir ataupun kilat tapi aku mendengar suara teriakan mereka,teriakkan ketika mereka marah. Aku menutup telingaku semakin ke dalam,sungguh aku tak mau mendengar mereka.

Mungkin ini akan  menjadi puncak konflik dalam suatu cerita kehidupan dan akhirnya pasti akan ada ending juga, tinggal mereka memilih endingnya saja mau happy or sad. 2 ending itulah yang biasa di pakai dalam cerita kehidupan kita.

Sedangkan sekarang puncak+ending dalam kehidupan keluargaku. kita akan lihat besok ending seperti apakah yang mereka pilih.

***

Pagi ini tak seperti biasanya padahal tadi malam jelas-jelas aku mendengar suara mereka bertengkar dan biasanya dalam bertengkaran itu mereka akan menjadi brutal dan menghancurkan isi rumah tapi sekarang berbeda. Mereka dengan tenangnya sarapan bersama di meja makan. Ku pikir ini adalah happy ending.

“ayo, Chagi. Kita sarapan setelah itu kami akan memberitahumu seseuatu..” ucap omma lembut padaku. Aku tersenyum bahagia melihat keluarga kecilku kembali seperti semula. Semoga selamanya akan seperti ini. seusai makan kami bertiga menonton tv bersama di ruang keluarga.

“Chagiya,omma dan appa ingin menyampaikan sesuatu tapi kau jangan kaget?”

“ne..”

“kami….”

“….”

“kami sudah memutuskan untuk bercerai dan kami sudah memutuskan kau akan ikut dengan appamu…” ucap omma dengan enggan

Kulirik appaku yang duduk di depanku. Tatapan matanya sayu dan terihat lelah dengan keadaan ini.

***

Setelah sidang perceraian orang tuaku selesai,kini aku resmi hanya punya appa di dunia ini. Sekarang   orang yang dulu sudah melahirkanku,membesarkan aku, dan orang yang kupanggil dengan sebutan omma kini sudah tak ada lagi,orang itu sudah aku hapus dalam hatiku.

Aku akan meninggalkan tempat aku dilahirkan, tempat aku dibesarkan. Aku meninggalkan kota Seoul. Kini kubuka lembaran baru hanya dengan appaku pergi mencari cahaya di luar sana.

@Paris, Perancis

Sudah 2 tahun aku disini. Appaku membuka Galery of Art. Sebuah galeri yang dibuat oleh appa dengan susah payah, galeri itu berisikan semua karya appa, dan aku sangat bersyukur appa bisa menjual beberapa lukisannya, akhirnya appa jadi terkenal sebagai salah satu pelukis terkenal di Perancis.

Sedangkan aku, aku menghabiskan waktuku dengan buku dan juga kertas-kertas kosong yang kuisi dengan desain-desain  baju. Aku bisa seharian penuh berkencan dengan kertas-kertas kosong itu. Jari-jariku seperti menari di atas kertas itu. Ya,,,desain-desain itu aku gunakan untuk membuat bajuku sendiri. Sepertinya aku memang sangat cocok dengan appa. Jiwa seni appa sangat melekat padaku.

Dan sekarang aku juga membuka sebuah bisnis butik disini, mencoba peruntunganku d Perancis, kiblatnya Fashion.

Kudengar seseorang mengetuk pintu kamarku.

“masuk…”

Appa masuk dengan membawakan segelas jus melon untukku.

“hmmm,,,Dear, sedang apa?” tanyanya padaku, setelah menaruh jus itu di meja belajarku sambil duduk di atas ranjangku .

“hanya sedang menggambar, appa..” jawabku sambil meminum jusku.

“menggambar apa?”

“hanya menggambar baju-baju saja kok appa..”

Kulihat  appa sedang berpikir keras seperti ingin mengatakan sesuatu.

“waeyo, appa?” tanyaku lembut menghampiri dan duduk di sebelahnya.

“apa kau benar-benar akan kuliah di Harvard???” tanyanya ragu. Aku tahu masalah kuliah ini memang membuatnya cemas setengah mati. Bagaimana tidak, umurku baru 14 tahun tapi sudah masuk kuliah dan coba kalian bayangkan Harvard University sendiri yang memberikan tawaran kuliah disana, biaya semuanya dari mereka dari transport, apartement,uang makan, pokoknya biaya kehidupan sudah mereka tanggung.

Kenapa aku bisa masuk kuliah di umur yang begitu….kecil,karena selama disini aku mengikuti acselerasi sekolah. Appa memang tak tahu semuanya,sampai pada saat pertama kali dia tahu kalau putrinya ini mengikuti acselerasi dan bisa lulus di usia 14 tahun sungguh sangat mengejutkannya dan ketika dia membaca surat udangan dari Harvard sendiri pun dia amat sangat terkejut. Tapi yang kudapat bukan ucapan “APPA,BANGGA PADAMU” melainkan kata “MIANHAE,MY DEAR” setelah itu dia memelukku dan dia menyesal.

Penyesalannya karena tak pernah memperhatikan aku, meninggalkan aku sendirian di rumah dan juga penyesalannya terhadap kerja otakku yang terlalu cepat,menurutnya. Aku tak pernah mengerti jalan pikiran appaku ini tapi aku hanya menganggukkan kepala membalas pelukannya yang hangat.

“….”

“bukankah lebih baik kau kuliah disini saja. Kau bisa ambil jurusan Desain atau apapun yang kau sukai…” ucapnya lembut, aku meneguk habis jusku

“appa,aku memang maunya disini”

“memang lebih baik kau disini..” katanya memotong ucapanku

“tapi ini kesempatanku,appa. Siapa sich yang tak mau kuliah di universitas bagus apalagi itu Harvard university.  Appa, cobalah untuk mengerti, aku tidak akan lama just 3 years, i promise.

“stop, daripada aku memikirkan kau dalam 3 tahun sudah lulus kuliah,lebih baik kau lebih lama disana. Ok…” katanya menyerah

Appa keluar dari kamarku, dia memang paling tak bisa berdebat denganku. Faktor utamanya adalah karena dia tak mau kehilangan aku, putri kesayangannya. Appaku itu memang tak pernah suka sendirian sedangkan aku, putrinya lebih suka sendiri, dalam melakukan apapun, aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Kulirik tas dan koperku yang sudah terisi dengan barang-barang bawaan. Ya,,, besok aku berangkat ke New York lalu ke baru ke Boston. Malam ini adalah malam terakhir di kamar yang aku tempati selama 2 tahun.

***

Charles de Gaulle airport kini dalam keadaan lengang,tak banyak orang yang melakukan penerbangan internasional rupanya. Aku menunggu jadwal keberangkatan pesawatku, aku sengaja mengambil pesawat dengan keberangkatan sore agar pada saat tiba di Boston nanti sudah malam. Jadi aku bisa langsung istirahat.

Pesawat boing 23478B keberangkatan Paris-New York sebentar lagi akan lepas landas,diharap semua penumpang sudah ada dalam pesawat. Terdengar suara informasi mengumunkan jadwal keberangkatan

“appa, jaga dirimu baik-baiknya,jangan sampai sakit, jangan terlalu giat melukis, jalan-jalanlah keluar dan carilah istri baru,….” kataku lembut sambil memeluknya. Memeluk tubuh ini untuk terakhir kali sebelum aku pergi dari sisinya.

“kau juga, jaga dirimu baik-baik, untuk masalah istri nanti sajalah. Kau jangan terlalu serius belajar,carilah pacar yang tampan..oke, Queensha Lee, appa bangga padamu.” Melihat appa sekarang rasanya aku ingin menangis tapi ini semua sudah keputusanku. Aku tersenyum dan dia juga membalas senyumanku dengan hangat.

je t ’ aime(i love you)” ucapku lembut sambil berlari menuju pintu keberangkatan

love you too,my dear

***

Disinilah sekarang aku berada. Di kota Amerika dan universitas Harvard. Tak kurasa 3 tahun aku menjalani kehidupanku disini. 3 tahun ini kuhabiskan waktuku hanya dengan belajar dan sekarang aku bisa terbebas dari semua itu. Aku lulus dengan nilai tertinggi dan kini aku sudah menjadi seorang sarjana jurusan Ilmu Teknik Telekomunikasi. Bagaimana dengan menggambar? Tentang bakat alamiku, tentu aku tak pernah menyia-nyiakannya. Aku terus menggambar desain-desain lucu.

Aku sudah melakukan survei dan akhirnya aku memutuskan untuk membuka sebuah butik di Los Angeles. Kenapa memilih Los Angeles? Kenapa tak di New York? Alasannya hanya satu, sebagai seorang pembisnis yang sejak mencari keuntungan aku sudah mencari tempat yang paling strategis di Amerika ini. dan menurutku tempat yang paling strategis di Amerika adalah Los Angeles.

Bisnis ini berjalan setelah aku lulus kuliah dan dengan teknologi internet yang sudah mendunia maka bisnisku pun maju pesat.  Aku sudah mempunyai banyak cabang di seluruh dunia dari mulai Paris, Jerman, Roma, Cina, Jepang, Indonesia, dan Singapore.

Sekarang aku sedang berada di Los Angeles,salah satu cabang dari butikku.

“hi,Queen…” sapa seseorang dari belakang ketika aku sedang mengontrol pakaian.

Aku berbalik dan mendapati lelaki dengan wajah super cantik sedang tersenyum kepadaku. Kalau saja kupakaikan sebuah dress ke tubuhnya yang langsing pasti dia akan terlihat lebih seperti wanita. Bagaimana tidak, wajahnya yang mulus bersih, kulitnya yang putih, kakinya yang jenjang di tambah kini rambutnya yang mulai memanjang membuat dia terlihat sama persis seperti wanita, mungkin orang yang tak kenal dengannya akan mengira bahwa dia benar-benar seorang wanita bukan lelaki.

“ohh,,,hi,Ella”

“kau ini senang sekali memanggilku seperti itu..” katanya dengan mengembungkan pipinya.

Aku sangat senang bisa menggodanya seperti ini.  oh,ya orang yang kupanggil Ella ini adalah temanku. Aku dan dia berkenalan saat ada sebuah ajang fashion show di Paris bulan lalu, jadi kami baru berteman satu bulan yang lalu tapi entah kenapa aku merasa aku sudah lama sekali mengenalnya. Saat pertama kali berkenalan aku juga hampir salah sangka, kusangka dia seorang perempuan tapi ternyata sebaliknya.

Dia orang Korea, Nama aslinya Kim Heechul, dia seorang aktor yang sedang naik daun akhir-akhir ini. mungkin kali ini dia sedang mencoba peruntungannya di Hollywood.

“habis kau itu terlihat sangat cantik di mataku. Bukannya kau juga senang kupanggil Cinderella kan. So….”

“araseo, i know that..tumben kau disini?” tanyanya padaku

“memangnya aku biasa kemana?”

“yahhh,,biasanya kau di Paris. Ini summer, honey” katanya sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Biasanya kalo summer  aku memang pergi ke Paris, menghabiskan liburanku dengan appa tapi tidak untuk summer tahun ini. aku sudah memutuskan untuk serius mengontrol Butik-butikku yang sudah bercabang dimana-mana dan juga entah hatiku langsung memilih Los Angeleslah kota yang pertama aku kunjungi.

“anio, aku hanya ingin mengurusi butikku dulu..”

Pintu butik terbuka, seorang lelaki masuk dalam butikku. Dia menggunakan kemeja dengan kacamata dan juga topi, pakaiannya memang sederhana tapi itu malah membuatnya terlihat tampan.

Dia menghampiri aku dan Ella yang sedang mengobrol.

“YA!!! Kau ini kenapa meninggalkan aku sendirian..” katanya keras pada Ella

Aku binggung, orang ini tidak sopan sekali, datang-datang sudah membentak-bentak orang.

“YA!!! Lee DongHae jangan berteriak di telingaku!” ucap Ella

“Aisshhh…. kenapa jadi kau marah,harusnya kan aku yang…” ucapan lelaki itu di potong Ella

“sudah, Stopp…” kata Ella membungkam mulut lelaki itu dengan tanganya

“Sorry,karena membuat keributan di Butikmu,Queen” ucap Ella dengan menyesal

***

Lee DongHae P.O.V

Pernahkah kamu merasa waktu mendadak lenyap, tapi bumi tetap berputar?

Ya, aku tahu maksudmu. Bumi yang kamu pijak berputar, tapi waktu di benakmu beku

Pernah kamu merasa tidak dimana-mana, sekaligus berada dimana-mana???

Aku juga tahu itu. perasaan lebur total yang tak terperi indahnya.

Dan pernahkah kamu tidak berkata-kata, tapi kamu berbicara?

Bukankah itu yang sedang kita lakukan sekarang….

[Supernova,Dee]

Queen,,,,,

Nama itu, nama yang aku ingin dengar selama ini dan sekarang orang yang benama Queen ini ada di hadapanku. Kuperhatikan wajahnya, wajahnya sama seperti namanya  Anggun seperti Queen. Aku seperti menemukan cahayaku, bintangku, pasanganku dalam singgasana kerajaanku. My Queen, finally i got you.

“ya,, aku bisa maklumi itu tapi mungkin lebih baik. Kita ke ruanganku saja daripada kalian berdua mengganggu kenyamanan pelangganku.” Ucapnya lumayan ketus, aku tersenyum melihatnya. Aku ingin tahu semuanya tentangmu, Queen.

“baiklah..” ucap Ella dengan nada menyesal, dia segera pergi sedangkan aku dan Ella hanya mengikutinya dari belakang

“silahkan masuk..” katanya padaku dan Ella.

Aku dan Heechul Hyung memasuki ruangannya. Ruangan itu berada di lantai 2,Ruangan itu memang tidak terlalu besar tapi aku sangat nyaman dengan jendela yang menghadap ke jalan raya,fentalasi cahaya dan udara yang bagus sehingga tak terlalu memerlukan AC. Ada sofa dan juga sebuah meja untuk tamu. Sebuah lukisan di dinding yang bercat Krem itu. Lukisan sebuah rumah yang sangat indah dengan taman di depan rumahnya. Meja kerja dan sebuah kursi untuk penghuni ruangan itu,di atas meja itu ada beberapa buah map, majalah Fashion,sebuah laptop,ipod,ipad dan juga majalah Ekonomi.

“cihh…kau ini orang teraneh yang pernah aku kenal, Queen”  ucap Heechul Hyung begitu saja. Ucapan orang ini memang asal saja,apa dia tak punya perasaan sama sekali, kata-katanya memang selalu tajam. Kulirik gadis yang ada di hadapanku menunggu reaksi apa yang akan di berikan pada Ella atas perkataannya.

“hahaha….Aneh, aku memang dari dulu sudah aneh, Ella” ucapnya sambil tertawa

“mungkin aku yang paling aneh,karena mau berkenalan dan berteman dengan orang aneh sepertimu.” Ucap Heechul.

Heechul hyung memang sangat sangat aneh… and it’s true.

“mau minum apa? Disini hanya ada air mineral…” setelah kuperhatikan dia itu tipe gadis yang munafik, kenapa..? karena ucapan dan kenyataannya sangatlah berbeda.

“ohh,,ya aku sampai lupa sendiri teman sendiri. Kenalkan dia Lee DongHae,nama Westernnya Aiden Lee, aku baru sadar ternyata kalian punya marga yang sama.”

Aku mengulurkan tangan, dia menjabatnya. Bisa kurasakan tangan yang kecil,hangat ada dalam genggamanku.

“hi, Lee DongHae imnida, bisa panggil Aiden saja.”

“hi, Queensha Lee,nice too meet you.” Katanya sambil tersenyum

Sebenarnya aku tak rela kalo harus melepaskan genggaman tangan mungil ini.

“apa ada yang baru?” tanya Heechul hyung

“untuk saat ini tidak ada, tapi mungkin bulan depan akan ada yang baru. Aku sedang menyelesaikan suatu proyek dulu tapi karena kau sudah datang lebih baik aku tanyakan dulu pendapatmu” ucapnya seraya pergi menuju meja kerja dan membuka laci mejanya. Kulihat dia datang membawa kertas.

“lihatlah,,,”perintahnya pada kami

Bisa kulihat masing-masing kertas itu berisikan desain jas.

“ini…”rasanya aku bisa membayangkan bahwa akulah yang memakai salah satu dari jas itu.perasaan itu kian kuat ketika aku menyentuh salah satu desain itu.

“bagaimana?” tanyanya

“great,good, bagus… cool” ucap Heechul hyung takjub

“aku seperti merasakan bahwa akulah yang memakainya…” lanjutnya lagi, jadi bukan aku saja yang merasakan itu.

“benarkah..? ini adalah proyek yang aku kerjakan saat ini. aku akan menghadiahkan jas itu pada ayahku,orang yang paling special untukku dan juga sahabat terbaikku.”

DEG…DEG…

Orang yang special untuknya, mungkinkah sekarang dia sudah mempunyai seorang kekasih. Rasanya rasa sakit tiba-tiba menghinggap di dalam hatiku.

“wow,,ternyata kau murah hati juga…” kataku spontan

Dia melihat ke arahku,lalu tertawa.

“mercy, atas pujiannya..”

“sebaiknya kami pulang sekarang, aku masih punya tugas..” ucap Heechul hyung tiba-tiba

“…hmm,baiklah. Kapan-kapan datang lagi kesini ya..”katanya ramah sambil tersenyum, dia mengantarkan kami ke pintu depan.

“hati-hati” teriaknya sambil melambaikan tangan saat mobil kami menjauh

***

Author P.O.V

“hyung, aku ingin menanyakan sesuatu..!” kata DongHae ketika berada di dalam mobil

“what..?”

“apakah kau tahu orang special yang Queen maksud?”tanya DongHae

“anio, aku kan bukan orang tuanya yang harus tahu semua tentangnya.”

“tapikan kau temannya..”

“aku memang temannya tapi kami baru berkenalan bulan lalu, jadi aku tak terlalu kenal dengannya.”

“tapi kulihat kalian begitu dekat” ucap Donghae

“kau sedang mengintrogasiku,ada maksud apa?”

“….”

“jangan-jangan kau suka dengannya..!” tebak Heechul yang masih berkonsentrasi dengan jalanan.

“…” dilihatnya wajah Donghae yang memerah

“hahaha…pesona Queen memang kuatnya..”

“maksudnya??” tanya donghae penasaran

“ya,,, dulu aku memang menyukainya. Kau tahu, lelaki mana yang tidak tertarik dengannya. Gadis muda, apa kau tahu dia baru berusia 18 tahun  masih sangat mudakan,cantik,terpelajar,pintar,pembisnis muda, dan juga jangan lupa kalo adalah seorang putri pelukis terkenal di Perancis.”

“dan sekarang?”

“aku tak pernah bermimpi punya kekasih seperti dia. Dia itu tipe orang mandiri, semuanya bisa dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Mungkin kalau pun aku menjadi kekasihnya aku tak di perlukan. Dia terlalu sempurna untuk menjadi seorang manusia apalagi seorang gadis belia.” Terang Heechul

Lee DongHae P.O.V

Aku mencintaimu sepenuh hati,Ratu

Tak peduli lagi tepat atau tidak

Tak peduli kau menyadari aku hilang atau tampak

Tak peduli kau bahagia dengan diriku atau Cuma dengan sel otak

[Supernova,Dee]

Aku memikirkan semuanya,tentang ucapan Heechul hyung tadi di mobil.

Queensha Lee, tipe orang yang munafik plus mandiri itu, orang yang tak pernah memperlihatkan dirinya kepada orang lain,orang yang memakai topeng tebal di mukanya, orang yang menutup hatinya dengan tembok tebal yang sulit di runtuhkan, orang yang tak memerlukan orang lain,tak punya sandaran hidup,menyimpan semuanya sendirian.

“aku akan menemukanmu, Queen.. Aku akan menarikmu dari dalam kegelapan itu. Aku akan Menemukan dirimu yang sebenarnya” kataku mantap

Itulah janjiku pada diriku sendiri, menemukan dirimu yang sebenarnya.

***

Jam makan siang, tak ada jadwal untuk siang ini.

“hyung, boleh aku minta sesuatu.?” Tanyaku pada Heechul Hyung ketika keluar kamar

“apa?”

“nomer ponsel Queen..”

“for..?” tanyanya penasaran

“lunch…”

“ohh, ada di ponselku..” kuambil ponsel Heechul hyung dan menyerahkan padanya

“ini….”

“oke,,,terima kasih hyung”

“you’re welcome”

Ku tekan noner-nomer itu, dengan sedikit ragu ku telpon

“Allo”

Terdengar suara di sebrang sana.

“hallo,ini aku Donghae”

“DongHae,..?” suara terdengar bertanya

“Lee DongHae, “

“Lee DongHae..?” aku menghela nafas.

“Aiden Lee..”

“ohh,,, temannya Ella, ada apa?” tanyanya padaku

“hanya ingin mengajakmu Lunch, apakah kau mau?”

“lunch, baiklah kebetulan aku sedang di luar.” Ujarnya dan dengan seketika hatiku menjadi gembira.

“kau yang tentukan tempatnya”

“aku?” katanya bingung

“ya, karena aku tak begitu tau tentang restoran yang bagus di sini” kataku, sebenarnya bukan itu alasannya, aku hanya ingin dia yang menentukannya saja. Rasanya senang berbagi informasi dengannya (?).

“baiklah, kalo begitu kita bertemu di Flowers Cafe saja. Kau tau kan tempatnya?” tanyanya padaku

“ya, aku tahu..”

***

hari ini adalah weekend. Lampu lalu lintas berubah merah, aku memberhentikan mobilku dengan hati-hati.

Setelah perjalanan yang sangat panjang,biarpun hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk sampai di Flowers Cafe tapi aku merasa sangat lama.

Aku memasuki Flowers Cafe, mengedarkan pandanganku,melihat sekeliling cafe.

“dia belum datang rupanya…” ucapku pelan, aku duduk di kursi pojok dekat jendela yang menghadap ke jalan raya. Aku tidak terlalu suka tempat yang ramai,aku lebih suka tempat sepi.

“maaf, Sudah lama menunggu?” kini orang yang aku tunggu-tunggu sudah ada di hadapanku. Dia duduk di depanku,membuka buku menu yang ada di hadapanku. Dia terlihat sangat cantik, kau tahu setiap hari dia selalu cantik, meskipun aku hanya melihatnya setiap hari dari kejauhan.

“mau makan apa?” tanyanya padaku

“ehhh…” aku tersadar dari dunia yang aku buat sendiri, dunia yang aku ciptakan untuk mengangguminya. Kulihat orang yanng berada di sampingnya, rupanya dia sudah memanggil seorang pelayan.

“oh, aku Steak Daging saja” kataku asal

“aku,salad buah” ujarnya dan pelayan itu segera pergi.

“apakah Ella tak ikut?” tanyanya

“tidak, katanya dia sedang ada Syuting hari ini..” jawabku singkat, aku tak tahu mau mengobrol apa, tak ada bahan obrolan yang bermutu.

Ponsel milik Queen berdering..

“allo, ada apa papa?” tanyanya pada orang yang di telponnya

“tidak, besok aku akan pulang,ya, aku tahu.bye..” dia memutuskan telponnyanya. Kulihat dia menghela napas sejenak lalu memandangi salad yang ada di depan matanya,pandangan matanya seperti sedang menerawang.

“Gwenchanayo?” tanyaku

Aku takut dia sakit, atau apa gitu.

Seperti tersadar dari lamunannya. Dia melihatku dan tersenyum kecil, manis sekali. “baik, baik semuanya pasti baik” kini dia mulai memakan Saladnya

“apa ada masalah?”

“tidak” jawabnya singkat masih konsentrasi pada makanan yang ada di depannya

“ohh,, besok aku ada janji dengan Ella, tolong bilang padanya aku tak bisa memnuhi janjinya. Besok aku harus ke Paris”

“baiklah aku tahu..” besok dia akan jauh dariku dan itu lagi. Sungguh menyesakkan memang tapi mau bagaimana lagi.

“apa kau mau Es krim?” tanyanya padaku ketika keluar dari Flowers Cafe dan melewati tukang Es krim

“es krim…”

“ya” aku terdiam sejenak.

“kau penyuka Es krim?” tanyaku

“Penggila lebih tepatnya. Aku terlalu tergila-gila pada Es Krim” jawabnya antusias. Ahh, inilah celahnya agar kami berdua bisa akrab dengan bantuan Es krim.

“kenapa?”

“kau tanya kenapa, kau sendiri tahu bagaimana rasa es krim yang lembut di mulut dan juga enak”

“Es Krim apa yang kau suka?”

“Coklat tapi Strobery juga enak”

“wahh,, kita sama. Aku juga suka Es krim ke dua rasa itu. Bahkan di Seoul aku punya kedai langganan untuk Es Krim dan rasanya sangatlah Enak..kau harus memcobanya..” kataku panjang lebar.

“baiklah, kapan-kapan aku akan memcobanya. Dimana tadi?”

“Seoul” ucapku langsung.

Raut wajahnya berubah, entahlah berubah seperti apa rasanya aku melihat kesedihan, Kekecewaan, Amarah, Menyesal aku sendiri tak mengerti.

“Seoul..”ucapnya kali ini dengan suara pelan

“ya, disana ada kedai paling enak di dunia” dan dia hanya tersenyum pahit mendengarnya.

“lebih baik aku pesankan..” aku segera pergi untuk membeli Es Krim

Rasanya sekarang seperti sedang kencan, aku bahagia, sangat bahagia. Aku sangat beruntung bisa ikut dengan HeeChul hyung ke LA.

“sebaiknya aku pergi sekarang, aku harus mengurus kepergianku” pamitnya ketika sudah berada di depannya.

Dia mengambil Es Krim Coklat yang aku pegang dengan tangan Kananku. “gomawo..” ucapnya pelan di dekat telingaku dan mengecup pipiku pelan.

“Bye..” dia berlari menembus orang-orang yang berlalu lalang di jalan, aku merasa jiwaku terbang, wajahku pasti sudah memerah, semerah tomat.

***

Hye Joon P.O.V

Pulang ke Paris, itulah yang sedang aku lakukan sekarang. Mungkin jika ayah tak memintaku untuk pulang, aku tak akan pulang sampai bulan depan tapi sepertinya ayah sedang menrindukan Putri kesayangannya.

Aku telah memberitahukan pada Aiden bahwa aku akan pulang ke Paris dan membatalkan janjiku dengan Ella lewat dirinya.

“sudah kubilang tak usah di antar..” kataku pada Aiden dan juga Ella. Mereka ini memaksa untuk mengantarku ke bandara, padahal biasanya juga aku berangkat sendiri.

“berapa lama kau disana?” tanya Aiden, raut wajahnya berubah tidak seperti kemarin yang cerah. Itu terjadi setelah aku memberitahu mereka berdua bahwa aku akan pulang ke Paris.

“tak terlalu lama, mungkin 2-3 hari aku masih banyak pekerjaan di sini” kataku padanya. Aku melihat ekspresi yang entah apa artinya. Dia terlihat begitu sedih. Aku jadi tak tega melihatnya.

Pesawat dengan keberangkatan LA-Paris akan lepas landas silahkan para penumpang masuk ke dalam pesawat…Terdengar suara informan.

“aku harus segera masuk,” aku tersenyum pada mereka, meskipun baru kenal Aiden beberapa hari ini tapi aku sudah menganggapnya sebagai temanku sendiri seperti Ella. Ella memelukku dan aku balas memeluknya.

“cepatlah pulang, kami merindukanmu.”

Aku hanya tertawa mendengar dia mengatakan hal itu. “ aku hanya pergi ke Paris Ella jadi jangan merasa bahwa aku akan pergi meninggalkan kalian” ku tepuk-tepuk punggungnya dan melepas pelukanku

Aku terdiam berdiri di depan Aiden. “apa kau tidak mau memeluk temanmu ini Aiden?”

“memangnya boleh?” tanyanya polos. Aku tertawa, sungguh asyik melihat wajah polosnya.

“tentu saja, kau kan temanku.” Dia mendekatiku,merentangkan tangannya dan memeluk tubuhku. Entahlah  rasanya begitu nyaman dan hangat sekali di pelukannya. Tanpa kusadari aku menyandarkan kepalaku ke bahunya yang lebar mencoba menghirup aromanya. Dia juga seperti melakukan apa yang sekarang sedang aku lakukan. Mendekatkan tubuhku dengannya,memelukku erat seolah tak mau berpisah.

“semoga perjalananmu menyenangkan dan kembalilah ke sini dengan selamat. Hanya itu keinginanku” ucapnya pelan, aku tak bisa menjawab perkataannya hanya menganggukkan kepalaku yang bersandar di bahunya.

“Ehemm… sampai kapan kalian mau begitu terus?” ujar Ella yang sangat berhasil membuat Aiden dan juga aku melepaskan pelukan kami. Kami sangat sadar bahwa wajahku dan wajahnya pastilah sangat merah sekarang ini.

Aku segera berjalan ke pintu masuk, membalikkan badan dan melambaikan tanganku pada mereka.

“bye..”

Keberangkatan dari LA ke paris membutuhkan waktu kira-kira 5 jam. Aku menghabiskan waktu 5 jam itu dengan tidur,kurebahkan badanku,telingaku di tutup earphone agar tak terganggu dengan suara-suara aneh (?). dalam 3 menit aku sudah terlelap karena memang akhir-akhir ini adalah hari yang melelahkan.

Aku merasa aneh, aku seperti sedang berada di korea, di rumah lamaku. Aku berjalan mengitari rumah itu,aku melihat seorang wanita yang sedang berteriak pada seseorang. Kudekati wanita itu,

Diam, katanya

Aku ingin mengambil apa yang seharusnya jadi milikku, dia anakku, Lee Hyuk Jae Ujarnya.

Aku sangat mengenal bahwa itu adalah suara appa tapi siapa wanita yang ada di depannya ..

Tidak dia bukan anakmu, dia anakku ucap appa memelas

Siapa yang mereka maksud? Anak siapa?

Tidak dia anakku,aku akan mengambilnya…. kata wanita itu

Tapi ketika aku sedang mendengarkan, rohku seperti tersedot untuk kembali ke dunia nyata.

“Nona, bangun sebentar lagi akan Landing.” Aku mendengar suara seorang pramugari, ku buka mataku. Pramugari itu tengah tersenyum membangunkan aku.

“ohh…” aku berusaha duduk. Aku memikirkan mimpi yang baru saja aku alami. Apakah ada yang di sembunyikan oleh ayahku selama ini dan  yang paling penting adalah ini menyangkut aku, anaknya sendiri.

Sekarang sudah sampai di bandara, aku keluar dan menemukan ayahku yang sedang menunggu kedatanganku. Aku berlari kearahnya memeluk erat tubuhnya.

“kau tampak kurus sayang” itulah kalimat pertama yang dia ucapkan padaku

Aku mengamati “ayah juga terlihat Kurus, pasti karena melukis” candaku

“bagaimana kau bisa tahu?” tanyanya padaku

“aku punya indra ke tujuh, appa. Jangan lupakan itu” dia tertawa dengan renyah.

Appa  menggenggam tanganku dan berjalan menuju rumah.

“appa tahu kau pasti lelah” ya, aku lelah. Pikiranku lelah memikirkan mimpi tadi. Akankah aku menanyakannya sekarang? Akankah ayahku yang ceroboh ini akan memberitahu kebenarannya. Aku rasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menanyakan padanya tentang mimpiku.

Kami membisu di dalam mobil.

“apakah bisnis butikmu berjalan lancar.?” Tanyanya mencairkan suasana

“ya, seperti itulah. Aku akan membuka cabang bru di Seoul.” Ucapku tanpa melihat ke arah appa.

Sontak appa terkejut dengan ucapanku itu “Mwo..? apakah aku yakin..kau tidak bercandakan.”

“ya, aku sudah memikirkannya dengan matang dan sepertinya disana juga tempat yang bagus untuk berbisnis.” Aku berusaha menyakinkannya.

“tapi itu Seoul sayang”

“lalu kenapa? Aku juga ingin mengembangkan bisnisku disana?”

Kemudian kami membisu lagi dan ini untuk waktu yang lama, tadi memang bukan pertengkaran hanya perdebatan tentang pendapat masing-masing. Sesampainya di rumah, aku berjalan ke dapur mengambil air minum dari dalam kulkas.

“makanlah dulu..!” perintah appa

“baiklah, kebetulan aku sedang lapar.” Aku menghampiri meja makan, sepiring spagetti sudah tersedia di depan mataku.

Aku mengambil sendok dan memakannya dengan lahap. Masakan appaku memang sangat enak, apalagi spagettinya,rasanya sudah setara dengan buatan koki di restoran-restoran terkenal.

“tidurlah, appa sudah membersihkan tempat tidurmu!”

“oke, aku akan tidur.” Aku memasuki kamar tidurku dan memejamkan mataku.

mentari sudah terbit, hari sudah berganti dan aku melakukan aktivitas seperti biasanya di pagi hari. Berjalan-jalan sebentar di teras rumah hitung-hitung olahraga. Menyapa tetangga-tetanggaku, menemani Sammy (kucingku) berjalan-jalan pagi. Menikmati mentari pagi memang menyenangkan.

“hi,sayang” di ciumnya pipi kananku oleh appa ketika kami bersiap akan sarapan.

“hi, Dad…”

“appa seharian ini akan ada di galery jadi jangan mencarinya.” Ucpanya ketika aku menyendok makananku

“ohh, baiklah aku tak akan mengganggu appa.” Ucapku ketus, kenapa aku di suruh pulang kalo akhirnya appa tidak memperhatikan putri tunggalnya ini. tahu begini aku tak akan pulang, aku masih banyak pekerjaan di LA dan mengurus pembukaan butik baruku di Seoul.Menyebalkan.

Appa beranjak dari duduknya hendak pergi meninggalkan rumah menuju galery.

“appa aku tak bisa lama disini mungkin besok aku akan kembali ke LA” ucapku,memberikan penekanan ke setiap katanya. aku mengantarkannya sampai ke depan mobil.

“oke, nanti malam kita manfaatkan waktu kita dengan baik.” Janjinya padaku.

Aku kembali memasuki rumah, memberi makan Sammy dan pergi ke kamar untuk mendesain pakaian lagi, tapi ternyata aku menemukan sesuatu hal yang tak sengaja di tinggalkan appa. Lukisannya tertinggal.

Appa sudah pergi,aku akan  mengantarkan lukisan ini pada appa. Appa pasti senang putrinya memberikan kejutan. Rencanaku.

Jarak dari rumah ke Galery memang lumayan jauh maka dari itu appa sampai menggunakan mobil untuk menuju kesana, sebenarnya appa tak mau menggunakan mobil, katanya dia masih kuat untuk berjalan jauh tapi tetap saja aku tak tega melihatnya berjalan jauh dan ini bukanlah diriku yang sebenarnya, aku bukannya naik mobil, eh malah jalan kaki menuju Galery appa.

Aku merasa aku begitu merindukan Paris, seperti sudah lama sekali aku tak kesini. Aku sangat suka pemandangannya. Apalagi kalau musim dingin bulan desember, aku dan appa akan pergi ke Menara Eeifell,melihat lampu menara eifell yang dinyalakan di tengah malam, meskipun aku dan appa memang tak pernah merayakan natal tapi kami bergembira karenanya banyak anak-anak seusiaku yang mengajakku bermain salju,membuat boneka salju sedangkan appa akan selalu membuatkanku teh gingseng hangat.

Aku merindukan itu semua.

“Queen, bukankah kau QueenSha Lee..?” tanya padaku. Aku hanya terbengong melihatnya.

“ ini aku,Peter. Kita seangkatan waktu kuliah di Harvard. Kau ingat..” aku kembali memutar waktu dan mengingat nama Peter serta wajahnya itu.

PETER…

Harry Peter..akhh, bukan itu Harry Potter

PETERPAN,, apalagi itu sangat impossible. Dia terlihat sudah besar dan juga ku akui bahwa dia tampan.

PETER,, akhh aku ingat..

“kau yang membuat virus tapi tak bisa menemukan AntiVirusnya kan..” kulihat dia tersenyum padaku, aku perhatikan dia. Sebenarnya aku dan dia sama-sama murid undangan dari Harvard, jadi sebaya, tapi soal penampilan. Sekarang dia sangat berubah, dulu dia sangat diam dan culun, mungkin hanya teman satu-satunya tapi aku ternyata baru tahu kalo dia amat sangat tampan mungkin dia bisa kusejajarkan dengan Brad Pitt. Akhh, dia seperti malaikat yang di turunkan Tuhan. Wajahnya memancarkan cahaya kebahagian.

“akhirnya kau ingat. Berkerja dimana sekarang?” tanyanya padaku. Aku menghela napas sejenak.

“hanya sedang berbisnis kecil-kecilan, kau sendiri?”

“sekarang aku mendirikan  perusahaan game di sini..” aku berdecap kagum siapa tahu ternyata tertarik juga dengan dunia game, padahal dulu dia di Fakultas Ilmu Teknik Telekomunikasi adalah mahasiswa yang kurang menyakinkan. Para dosen menyuruhnya untuk mengambil fakultas kedokteran karena itu memang keahliannya tapi ternyata dia menolaknya dan malah masuk ke Fakultas yang sama denganku.

“jadi kau masih tinggal di paris?” kini dia yang bertanya

“tidak, aku bisa tinggal dimana saja? Kadang di sini sambil menemani ayahku kadang bisa di LA bisa di singapore..”

“wow,, penjelajah rupanya.”

“bukan, ini hanya karena tuntutan pekerjaan. Bye, aku harus mengantarkan ini pada ayahku” pamitku padanya. Aku memang mudah akrab dengan orang lain tapi bukan berarti aku bisa bilang bahwa aku suka dengannya. Itu tak mungkin.

Aku meninggalkan Peter, melanjutkan perjalananku ke Galery appa. Entah kenapa mentari pergi kemana, hari yang cerha kini berubah menjadi mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Ku perhatikan Galery ini masih sama seperti dulu ketika pertama kali kami membelinya hanya yang berubah catnya yang sudah di ganti dengan warna Coklat. Aku memasuki ruangan appaku, mencoba membuka pelan pintunya tapi aku tersentak meendengar kata-kata yang sama persis seperti yang ada dalam mimpiku di pesawat dan melihat appa sedang berbicara dengan seorang wanita.

“Diam” perintahnya keras pada appa.

Aku ingin mengambil apa yang seharusnya jadi milikku, dia anakku, Lee Sung Min Ujarnya.  Aku hanya mematung sambil memanggangi gagang pintu. Ini sangat mirip dengan mimpiku

“Tidak dia anakku,aku akan mengambilnya. Aku akan mengambil Hye Joon, Sung Min ssi.” Ujarnya.

Apa yang dia katakan, aku anaknya..apa maksudnya semua itu?

Jadi sebenarnya aku bukan anak dari omma dan appa yang merawatku, jadi aku anak angkat. Hatiku sangat sakit,mataku panas, aku ingin menangis, tubuhku gemetar.

“ap…paaaa” kataku dengan terbata-bata, sontak kedua orang yang sedang memperebutkan aku menoleh ke arahku. Appa sangat terkejut saat melihatku

“Hye Joon..” wanita yang ada di depanku berdiri, memandangku dalam. Sekarang aku tak bisa memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, aku ingin lari. Aku ingin meninggalkan semua ini, lebih baik aku tuli saja agar tak dapat mendengarnya. Aku berlari meninggalkan Galery appa,sepertinya mentari juga sedang bersedih, sama seperti hatiku yang sakit. Sepertinya langit juga sedang sedih makanya dia ikut menangis denganku.

Aku sama sekali tak mempedulikan hujan, yang ingin kulakukan adalah  pergi dari sini secepatnya, aku ingin lari. Berlari jauh, jauh sekali.

Aku mengambil koperku, untunglah kemarin aku tak sempat membereskannya jadi aku bisa langsung membawanya pergi.

“sayang, dengarkan penjelasan appa..” ucap appa lirih ketika aku keluar rumah sambil membawa koperku kembali.

“Shireo.. aku tak mau mendengarnya. Akan lebih menyakitkan jika mendengar langsung dari appa.”

“tapi…?” aku menghentakkan tangan yang menahanku

“aku akan pergi” pamitku, meskipun aku ini sedang marah tapi aku tak akan lupa pamit padanya. Appaku..hanya Appaku.

Tangan itu melepaskan tahanannya dan membiarkan aku pergi.

***

Lee DongHae P.O.V

Ponsel Heechul  berdering,  kulihat siapa yang menelepon, tertera nama Queen yang memanggil. Kecewa memang kenapa dia malah menelepon Heechul hyung bukan aku.

“hyung, telpon dari Queen” teriakku karena sekarang Heechul hyung sedang berada di kamar mandi.

“angkat saja..”

Setelah mendapat persetujuan dari pemilik ponsel dengan hati gembira aku menganggakatnya.

“yobose…”sapaku terhenti karena mendengar suara Queen yang lirih

“Ella, cepatlah kesini. Aku bisa gila sekarang…” apa yang dia katakan kesana, ke Paris.

“kemana?” tanyaku

“apartemenku..” ujarnya lirih, dia seperti sedang sakit dengan segara aku ke apartemennya.

(singkat cerita) kini aku sudah berada di depan pintu apartemennya, menarik napas sesaat berusaha mengendalikan perasaan yang membuncah(?) entah darimana. Perasaan rinduku padanya, senangku, gembiraku…akkhh semuanya.

Ake menekan belnya, tapi entah kenapa tak di buka-buka. Jadi aku berinisiatif untuk membuka pelan pintunya dan ternyata pintunya tak terkunci. Aku dengan sedikit rasa takut nanti di sangka maling di siang bolong berjalan pelan, tapi betapa terkejutnya aku. Ruangan ini seperti diobrak abrik seseorang. Aku dengan cepat mencari dimana posisi Queen berada.

Aku menahan napas ketika menemukannya, kulihat dia dalam kondisi yang baik dan sekarang sedang minum bir di meja makan.

Aku mendekatinya dan Aku menyentuh pundaknya.“Ella,..?” tanyanya padaku, rupanya dia sudah mabuk

Rasa kecewa tiba-tiba muncul, kenapa harus Heechul hyung bukan aku.

“bukan, ini aku Aiden..” aku melihat kondisinya sekali lagi.

“Gwenchanayo?” tanyaku lagi

“tidak,semuanya tidak baik-baik saja.”ujaranya dengan setengah sadar.

“ada apa? Dan kenapa apartemenmu jadi berantakan begini..?”

Bukannya jawaban yang kudapat. Dia malah melemparkan gelas yang digunakannya untuk minum.

PRANGGGG….

Aku terkejut bukan main,gadis yang ada di hadapanku ini seperti bukan seorang Queen. Dia bukan Queenku, Queenku tak mungkin berantakan seperti ini. aku meringis melihatnya.

“Queen kau gilanya..?” teriakku padanya

“ya, aku memang gila. Aku gila karena semuanya..” dia terduduk di depanku, menangis keras.

“kenapa semuanya terjadi padaku…?” aku sedih melihatnya,

Aku mendekat ke arahnya, duduk di depan dan mengangkat dagunya agar aku bisa melihat wajahnya. Sungguh, baru kali ini aku melihatnya seperti ini, Queenku. Matanya, matanya mengatakan bahwa dia sakit, dia tersiksa, dia tak mau semua ini. kubantu dia berdiri memdudukkannya di sofa dan memberikannya segelas air.

Dia meminum air yang kuserahkan, “ada apa sebenarnya?” tanyaku ketika dia sudah terlihat agak tenang. Dia mendongak dan melihat dalam mataku. Aku yang merasa risih dengan tatapannya lebih memilih untuk menaruh gelas yang sudah di minumnya ke meja makan.

“Aiden” panggilnya dengan lirik. “hmm” hanya itu yang keluar dari mulutku

“rasanya sakit..”

Aku segara menghampirinya lagi takut dia memang sakit. “sakit,Dimana?” aku mulai khawatir dengan keadaannya

Dia memegang dadanya “rasanya sakit disini, sakit sekali..” dia memukul-mukul dadanya dan memulai menangis lagi.

“apa kau perlu obat..?”

“tak ada yang bisa mengobatinya, Aiden. Tak ada…” dia mengelengkan kepalanya, menangis dengan keras.

“othoke..? apa yang harus aku lakukan?” aku mulai panik, ayo Lee Donghae mulailah berpikir.

Tanpa pikir panjang aku segera merengkuh tubuh lemahnya, memeluknya erat seolah melindunginya dari sesuatu yang aku sendiri tak tahu yang aku tahu sekarang adalah bahwa aku harus menenangkannya.

“tenanglah, semuanya akan baik-baik saja” ucapku menenangkannya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Queen menangis dalam pelukanku. Sungguh rasanya sangat menyedihkan melihatnya dalam keadaan seperti ini, aku seperti merasakan apa yang Queen rasakan saat ini.

Pukul 23.00 GMT

Sekarang Queen sudah tenang dan tengah tertidur dalam pelukanku. Kugendong tubuhnya ke kamar. Yah.. aku tak tahu yang mana kamarnya karena ternyata di apartemenny ada dua kamar, dengan ketidaktahuanku ini jadi aku dengan asal memasukkannya ke dalam kamar entah itu kamarnya atau bukan, yang penting dia harus istirahat di atas kasur empuk.

Kurebahkan tubuhnya dengan pelan ke atas kasur, memandangnya..

“sedang tidur pun kau bisa mempesonakan aku, my Queen”

Wajahku, wajahku pasti memerah saat ini. akhh,, kenapa aku jadi malu sendiri. Sebaiknya aku keluar dari kamar ini, karena kalo berlama-lama disini pasti akhirnya pasti bisa kalian bayangkan sendiri, seorang gasis berduaan saja dengan seorang pria di dalam kamar pula. Aku tak berani membayangkannya. Ketika aku hendak melangkahkan kakiku pergi, sebuah tangan malah memegangi ujung kemeja.

“tolong, jangan pergi” katanya pelan

Aku melihat ke arahnya, dia sedang berusaha duduk dengan tangan yang masih erat memegangi ujung kemejaku. Akhirnya dia duduk dan menghadapkan badannya ke arahku.

“jangan pergi, aku tak mau sendirian.” Ujarnya lagi. Sebenarnya aku tersenyum dalam kegelapan kamar ini. aku juga ingin bersamamu,Queen tapi tidak saat ini.

Aku sedikit membungkukan badanku. Membelai lembut wajanya “sebaiknya kau istirahat, aku kelihatan sangat kelelahan, Queen.”

Aku berdiri dan membuka pintu kamar tapi aku kembali di cegahnya, dan kali ini dia memelukku erat dari belakang.

“tolong jangan pergi, jangan tinggalkan aku.”

“tidak, kau harus istirahat” perintahku padanya

“jangan pergi, jangan tinggalkan aku, tolong. Aku tak mau sendiri, aku tak mau kehilanganmu, aku mau kau bersamaku” benarkah, Queen. Benarkah kau mau bersamaku, apakah ini cintamu, apakah kau sedang menyatakan cintamu padaku, apakah aku boleh memilikmu Queen. Apakahh…

Pertanyaan itu menghentikan kerja otakku dan di ganti dengan sebuah ciumanku di bibirnya. Aku mencium lembut bibirnya,pelan aku menyentuhnya, memeluknya dengan erat. Jika ini mimpi tolong HeeChul hyung jangan bangunkan aku sekarang, jika ini memang mimpiku buatlah selamanya aku berada di mimpi ini, aku tak kembali ke dunia nyata, aku mau disini selamanya.

Queen membalas Ciumanku, dalam beberapa detik saja ciuman kami sudah berubah liar. Perasaan bahagia menyeliputi seluruh tubuhku, kurengkuh tubuhnya agar lebih dekat denganku. Entahlah setan mana yang mengarahkan aku untuk menggendong tubuhnya ke atas kasur.

Hyung sepertinya malam ini aku tidak bisa pulang… kataku dalam hati

Aku membaringkannya tanpa melepas ciuman kami. Tanganku mulai gatal, ku elus-elus punggungnya. Ciuman ini mungkin sudah berlangsung kurang lebih 5 menit tapi kami sama sekali tak kehabisan napas. Hebat bukan…

Aku menghentikan ciuman kami, mengangkat wajahku agar bisa memandang wajahnya.

“untuk sekarang sudah ya, sayang.” Ucapku lembut. Aku berbaring di sampingnya memeluk tubuhnya lagi. Dia menempelkan kepalanya ke dalam dadaku, aku memeluknya lebih erat dan malam ini merupakan malam terindah yang pernah aku alami.

HeeChul P.O.V

Kemana anak kurang ajar itu pergi, sekarang sudah tengah malam. Meskipun aku memang bukan siapa-siapanya tapi setidaknya dia beritahu aku. Aku hyungnya di sini.

“cihh,,,sudah kuhubungi onselnya dari tadi tapi tak di angkat-angkat.”  sambil berpikir kemana perginya Donghae. Aku membuka laporan telpon masuk, ternyata ada satu panggilan masuk dari Queen.

“bukankah tadi dia bilang ada telpon dari Queen lalu setelah itu dia pergikan. Apakah mungkin dia pergi menemui Queen..” analisisku

“tapi bukannya Queen sekarang sedang berada di Paris, mana mungkin. Apa dia sudah kepincut gadis LA selain Queen. Itu juga tak mungkin”

Aku memasuki kamarku “biarlah aku ngantuk ingin tidur” aku menyelimuti tubuhku dengan selimut dan tidur.

***

Hye Joon P.O.V

Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya, setidaknya itu yang kurasakan saat ini. seperti sebelumnya setiap di peluk orang ini, orang yang sekarang tengah memelukku sampai aku terbangun pagi ini aku merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Rasa nyaman yang kurasakan dari lengannya yang hangat saat melingkarkan lengan itu di pinggangku, aku menyukainya. Aku menyukai pelukannya, sungguh seperti candu yang terus meminta untuk di penuhi, seperti nafsu yang harus di salurkan, apabila Bella merupakan Heroin bagi Edward, Han Hye Na merupakan narkotika bagi Cho Kyuhyun sedangkan aku, sekarang pria yang bernama Aiden Lee ini sudah menjadi candu bagiku.

Setelah malam itu, aku dan dia semakin dekat. Tak tahu sebenarnya yang mendekat siapa tapi aku merasa bahwa aku dan dia bagai bulan dan bumi, bulan selalu mengelilingi bumi, berevolusi. Biarpun bumi harus berevolusi mengelilingi matahari tapi bulan tidak akan pernah meninggalkan buminya dan aku sangat suka ungkapan itu.

Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, dan setiap malam aku selalu ingin dia ada di dalan jarang pandangku. Entahlah sejak kapan aku menjadikannya sebagai pemicu detak jantungku, jika aku tak melihatnya jantungku akan langsung berhenti dan akhirnya aku akan mati.

Seperti malam ini, tidak seperti biasanya dia terlambat datang ke apartemenku. Biasanya dia akan datang kesini pukul 22.00 GMT tapi sekarang sudah pukul 23.00 GMT. Seperti sudah jadi kebiasaanku bahwa aku hanya bisa tidur saat dia memelukku.

Bel apartemenku berbunyi menyadarkan aku dari lamunanku sendiri. Aku tahu siapa orang yang berada di depan pintu apartemenku saat ini, dengan segera ku bukakan pintu.

“kenapa lama?” kataku ketus

“sorry, tadi aku harus siaran dulu menggantikan Heechul hyung yang sedang flu. Sorry..” ujarnya penuh dengan penyesalan, ahh,, aku memang lemah dengan suaranya yang super seksi itu apalagi kalo sudah memelas begitu.

Dia duduk di sofa “dan lihat kau juga sepertinya tertular flu”  aku menyerahkan segelas teh hangat padanya.

“tidak, kalau pun aku sakit. Obatnya hanya satu yaitu kau..” ucapnya tanpa rasa malu

Aiden Lee kau selalu sukses membuat wajahku memerah seperti ini.

“wah,, kali ini aku berhasil membuatmu tersipu-sipu..” dia terlihat girang sekali padahal apa asyiknya membuat orang tersipu-sipu.

“sudahlah, cepat tidur..” ucapku gugup

“mau aku peluk, Queen” godanya lagi. Aku tak mau dia melihat wajahku memerah lagi akibat ucapannya yang dengan 100% bisa membuatku malu+ bahagia.

Aku memasuki kamar, dia mengekorku di belakang ikut masuk juga ke dalam kamarku. Ku masukkan tubuhku ke dalam selimut hangat, dia juga mengikuti apa yang kulakukan, mendekatkan tubuhnya dan memelukku erat. Hangat, Nyaman dan aku tak mau semuanya berakhir begitu saja.

***

Siang ini, orang yang kupanggil appa mengajakku untuk bicara. Aku memang tak tahu kapan dan kenapa dia datang menemuiku.

Aku memang menyetujui pertemuan ini tapi bukan karena aku ingin melihat appa melainkan aku ingin tahu kebenarannya.

“maaf, Hye Joon sayang, appa tidak bermaksud untuk menyembunyikannya. Appa ingin kau tahu bahwa kau ini tetap anak appa” ujarnya di depanku

“aku tahu, tapi siapa wanita itu dan kenapa dia ingin mengambilku kembali?”

“sebenarnya dia memang ibu kandungmu, tapi setelah melahirkanmu dia menyerahkan kau kepadaku karena appa dan mantan istri appa tak bisa memiliki anak, jadi..” jelasnya padaku sedangkan aku hanya diam, berusaha menyerap apa penjelasan dari appa.

“jadi benar kalo aku ini anak angkat.” Akhirnya aku angkat bicara. Sebenranya rasanya sakit ketika aku harus mengatakan bahwa aku ini anak angkat.

“bisa di bilang begitu, tapi kau tetap anak appa.”

“aku tahu itu.”

“besok appa akan pulang ke Paris, aku mau ikut.?” Katanya pelan

“tidak, aku pergi dulu masih banyak pekerjaan. Aku pergi dulu” pamitku padanya, aku bukannya marah padanya, aku sangat sayang pada appa. Aku sudah memperhitungkan ini sebenarnya tapi tetap saja rasa sakit yang mendera hatiku ini.

Aku memasuki mobilku dan pergi ke pelukan seseorang. Aku membutuhkan itu sekarang, aku membutuhkan pemicu jantungku sekarang, aku butuh obat penawarku sekarang, aku butuh Aiden Lee sekarang juga. Dengan konsentrasi yang terbagi 2 akhirnya aku sampai di lokasi Siarannya menggantikan Ella.

“tumben kau kemari?” tanyanya dan aku langsung berlari menghambur ke pelukannya. Aku mendapatkan pelukan itu, aku mendapatkan pemicu jantungku, aku mendapatkan obat penawarku. Dia mengelus lembut rambut panjang yang ku geraikan.

“kau pasti merindukanku. Bagaimana kalo aku sedang tidak disini? kira-kira kau akan bagaimana?”

Aku memang tidak pernah mengucapkan perasaanku yang sesungguhnya tapi untuk kali ini aku akan mengatakannya padamu jadi persiapkan telingamu.

“aku sangat merindukanmu, kalo kau tak ada mungkin aku akan mati” kubenamkan kepala ke dalam dadanya.

“hahaha, tidak mungkin seorang Queensha Lee mati dengan sia-sia, apalagi hanya karena merindukanku”

Aku menatapnya dalam “kau tidak percaya?’

“tidak” katanya lalu tertawa dengan keras

“aku tidak akan mengampunimu jika itu terjadi” aku memandang wajahnya, tanganku menyelusuri matanya, hidungnya, pipinya,dan terakhir bibirnya sedangkan dia hanya memejamkan mata menikmati sentuhanku.

“kau terlihat lelah, ada lingkaran hitam di bawah matamu. Kau seperti panda?” aku tertawa, dia mengembungkan pipinya. Sangat lucu, dia jadi begitu manis.

“bagaimana kalau kita makan malam bersama?” tanyanya padaku.

“baiklah, aku tunggu.”

***

DongHae P.O.V

Bagaimana aku memberitahunya, aku tak akan tega meninggalkanya sendiri setelah dia terbiasa dengan aku yang berada di sisinya. Ditambah dengan jawabanya yang akan mati kalau aku pergi darinya. Aku harus bagaimana??

Kenapa ini harus terjadi, setelah aku betah disini, kenapa pihak agency memintaku pindah ke Seoul. Aku tak mau, bukan karena aku tak berbakti pada negaraku tapi aku takut meninggalkanya sendirian.

“tapi apapun yang terjadi kau harus memberitahunya” nasehat Heechul hyung selalu terngiang di telingaku.

Ya, malam ini aku harus memberitahukan tentang ke pindahanku ini. reaksi apapun harus aku terima. Aku sudah bertekad akan membahagiakannya, aku pasti kembali padamu Queen.

“Queen, ada yang harus aku katakan padamu?” kataku

“aku…”

“cepat katakan Aiden..” perintahnya tak sabar

“aku akan pindah ke Seoul” akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku ini, dia memandangku terkejut.

“kau bohongkan?” tanyanya tak percaya

“tidak, Queen aku dan Heechul hyung akan berangkat lusa.” Aku tak mau meninggalkannya. Queen berdiri dari duduknya dan langsung masuk ke kamar.

Kamar ? ya, karena malam ini kami makan di apartemen Queen. Aku tak mau mengajaknya keluar makan malam di luar bukan karena aku tak punya uang, hei, aku tak punya uang (ingatlah Author aku seorang aktor). Aku tak mau memikirkan resiko dia akan Shock di restoran kalo aku mengajaknya makan disana.

Aku mengetuk pintu kamarnya.

“Queen, mengertilah” suaraku lembut.

“kau pulanglah aku ingin tidur” aku tahu suara itu, suaranya ketika dia sedang menahan tangisnya.

Lebih baik aku membiarkan dia sendirian sekarang ini. “baiklah aku pulang dulu, oh ya makanlah sesuatu kau tadi belum makan apa-apakan” aku segera pergi dari apartemennya.

Hye Joon P.O.V

Aku menangis sesegukkan sambil terduduk di belakang pintu kamarku. “Kenapa kau lakukan ini padaku, Aiden Lee. Aku tak suka kau melakukan semua ini. kau mau meninggalkan aku setelah aku terbiasa dengan keberadaanmu, sangat tak mungkin Donghae ssi.” Baru kali ini aku menyebutkan nama korea Aiden.

kau akan kehilangan lagi, Queen. Kau akan kehilangan orang yang kau cintai sekali lagi.

Aku membaringkan tubuhku keatas kasur setelah itu aku tidur dengan tenang mungkin karena kelelahan setelah menangis sedari tadi.

***

Hari mulai berganti dan siang ini aku mendapatkan kabar dari Ella bahwa keberangkatannya di percepat jadi sekaranglah hari keberangkatan Aiden. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sebenarnya. Aku binggung, haruskah aku mengantarkannya kebandara atau tidak.

“nona,”panggil seorang pegawai butikku.

“ada kiriman untuk nona” aku melihat bungkusan yang cukup besar berada di tangannya.

“ohh, terima kasih”

Ku buka bungkusan itu dan ternyata isinya adalah sebuah boneka Taddy Bear super besar. aku mengangkat boneka itu dan menemukan sebuah surat.

To : QueenSha Lee

Saat pertama melihatmu, aku tahu bahwa itu kau,Ratuku. Kau pasti tak ingat padaku. aku adalah teman masa kecilmu, hah.. aku pasti tak akan pernah ingat. Aku mengela napas lalu melanjutkan membaca surat itu.

Tapi mugkin kau mungkin akan ingat dengan sebutan “Ikan” yang kau berikan padaku ketika kita TK. Aku ingat panggilan itu tapi aku tak menyangka bahwa dia dan “si Ikan adalah orang yang sama.

kenapa anak sekecil ini sudah masuk TK, dia akan masih bayi, itulah yang ada di pikiranku saat itu, melihatmu yang begitu kecil dan rapuh membuatku ingin melindungimu tapi kenapa malah sebaliknya. Yang kulakukan malah sering menggoda dan membuatmu menangis, lalu setelah kau menangis kau akan tersenyuman terbaikmu padaku. Anak aneh.. pikiran itu lagi.

Aku sudah tahu sejak dulu bahwa aku memang aneh kok.

Setelah lulus TK kau tiba-tiba pindah ke Seoul. Aku… aku yang seorang anak ingusan ini Cuma bisa apa selain melihatmu pergi meninggalkan Mokpo dari kejauhan hanya agar aku bisa melihatmu untuk terahir kalinya.. aku sudah menitipkan sebagian dari diriku pergi bersamamu, Ratuku.

Ternyata ketampanan dari ayahku ini menurun padaku, dan akhirnya aku bisa jadi seorang aktor di Seoul. Saat itu aku mencarimu, Ratuku. Aku menyewa seorang detektif untuk mencarimu. Tapi ternyata kau sudah tak ada di Korea, kau pergi meninggalkan aku, disini sendiri.

Sedih? Tentu. Aku sudah menunggumu sejak dulu, mencari keberadaanmu. Harapanku pupus sudah.

Lalu satu bulan yang lalu, aku mengenalmu, melihatmu, mendengar suaramu, aku jatuh cinta lagi untuk sekian kalinya dan itu hanya padamu. Aku sama sekali tak menyangka bahwa kau teman dari Heechul Hyung, ternyata Dewi cinta sedang berpihak padaku. Harapanku kembali lagi. Kini aku tak mau hanya melihatmu, aku mengingankanmu, My Queen.

Tapi kini berbalik sudah. Aku yang pergi meninggalkanmu. Maaf, sayang… aku ingin kau menungguku. Tolong, aku akan datang lagi padamu, tolong jaga sebagian Jiwa sudah aku titipkan padamu sejak kecil.

Aku terisak membacanya.

Aku menyayangimu QueenSha Lee..

From Aiden Lee (Lee DongHae)

Aku akan menunggumu,Aiden Lee. Sampai bertemu lagi….

~END~

Author’s note: author GaJe datang lagi dengan ff GaJenya…

Gantungkah endingnya..???

akhirnya selesai juga ini ff, aku bikin dengan susah payah nich. Jadi bagi yang udah terlanjur buka and baca kudu Comment ya…

Ff ini bakalan ada sequelnya, tapi beda orang yang ngarangnya alias beda author gitu. Meskipun demikian, setelah selesai sequel bikinan author itu. Aku bakal bikin yang versi Queensha Lee.

Mohon commentnya….