Author : FeQueenOlzen (Queensha Lee)
Main cast : Lee Donghae, Heechul
Genre: romance
Pg: general
Desclamier: ff ini murni dari otakku..
BUDAYAKANLAH MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN
SAY NO FOR SILENT READERS
***
Hye Joon P.O.V
“APA-APAAN MAKSUDNYA…?JADI KAU MENUDUHKU BERSELINGKUH HAH…. “ teriak seseorang. Aku sangat mengenal orang itu,suara yang sering menyanyikan lagu tidur untukku selama 12 tahun. Suara lembutnya yang menenangkan. Aku akan tertidur lebih cepat jka dia menyanyikan sebuah lagu untukku. Tapi kini berbeda,suara itu sekarang terdengar keras dengan amarah yang amat sangat. Suara Appaku terdengar di balik pintu rumah. Aku termangu sendiri di depannya.
“Sampai kapan semua ini akan berakhir..?” ucapku pelan.
Sedangkan aku, Lee Hye Joon. aku hanyalah anak kecil yang sedang menginjak remaja. Aku memang tak mengerti kenapa semua ini terjadi padaku. Orang tuaku selalu bertengkar seperti ini.kenapa orang tuaku selalu bertengkar..? aku tak kan pernah tahu kenapa karena appa yang selalu menemaniku tak pernah memberitahuku tentang permasalahan mereka.
Appa seorang pelukis dan juga Omma yang seorang pengusaha. Dulu,kami adalah keluarga yang bahagia. Kami bertiga selalu bersama-sama, piknik bersama, nonton film bersama, sampai-sampai tidur bersama. Kami sangat bahagia saat itu.
Tapi kini berbeda,mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri, tak ada acara bersama lagi, tak ada canda tawa lagi. Semuanya berubah tanpa kutahu kenapa dan bagaimana??.
Aku hanyalah bocah ingusan yang tak bisa mengerti masalah orang dewasa. Mereka selalu saja membuatku menangis tiap malam karena pertengkaran mereka. Sungguh ini menyiksa batin dan jiwaku….
Aku hanyalah bocah cenggeng yang selalu menangis. Semua yang kulakukan kini adalah menghindar dari mereka berdua. Seperti sekarang ini.
Setelah mendengar teriakkan Appa dan Omma aku akan kabur ke rumah Teman baikku, Song Sang Yoon. Kami bertetangga plus teman sejak lahir karena ternyata kami lahir di tanggal yang sama,tahun yang sama yang berbeda hanyalah bulannya. Kami hanya berbeda 1 bulan..
Dia adalah teman baikku. Teman yang mengerti semua tentang aku dan hanya kepadanya lah aku bisa mengeluarkan apa yang ada dalam hatiku. Ketika aku ingin menangis maka dia akan menyiapkan pundaknya untukku, ketika aku putus asa dia kan memberiku semangat, ketika aku sedih dia akan menghiburku dan membuatku tersenyum lalu ketika aku ingin lari maka dia akan menangkapku dan mengembalikanku serta memberikan nasehat yang terbaik untukku. Dia lah teman baikku.
Orang yang tegar itu,orang yang seperti tak punya masalah itu kini sedang berada di depanku. aku bisa menangis di depannya…
“Yoonie-ya….hikkss..hiikkksss” tangisku ketika melihatku.
“shuuttt…shhuttt… sudah-sudah…tenanglah. ayo masuk..” katanya lembut padaku.
Dia merangkul pundakku yang gemetaran akibat menangis. Dia mendudukkan aku di ranjang kamar tidurnya. Aku menangis sejadi-jadinya,dia hanya diam memelukku. Dia tahu persis apa yang terjadi tentang keluargaku karena keluarganya dan keluargaku adalah teman dekat.
Setelah menangis sepuasnya, aku tertidur dengan pulas di kamarnya dan tidur bersamanya.
***
Sinar bulan kini di ganti dengan Sinar matahari yang,hari kini telah berganti. Semua yang kemarin terjadi biarlah terjadi karena hari ini akan jadi hari baru dan jangan sampai kau terpaku pada masa lalumu yang tidak menyenangkan itu. Masa lalu biarlah berlalu, masa lalu memang pelajaran untuk kita di masa depan. Itulah prinsipku, setelah aku menangis sepuasnya aku bisa bangkit kembali dengan semangat baru. Semangat menggebu-gebu…
“sudah bangun rupanya, Queen..”ucap Yooni kepadaku. Dia memang senang sekali memanggilku dengan nama inggrisku Queensha Lee. Dia sudah memakai seragam sekolah sambil membawa senampan makanan, sepotong roti dan juga segelas susu…
Dia menaruh makanan itu di atas meja…
“ne,,,tapiii…”
“what..?” tanyanya
“kau ini temanku bukan sichhh…. kau kan tahu aku tidak suka Susu dan itu, apalagi susu Putih…”
“ohhh..kau itu harus banyak minum susu supaya kuat dan tinggi, Queen”katanya. Sungguh kata-kata itu adalah kata-kata kombinasi memberi semangat plus mengejek..
Ku lempar bantalnya dan dengan perpaduan antara mata dan juga sistem koordinasi yang seimbang akhirnya bantal itu terkangkap juga.
“Cihhh,,,bantalku bau ilermu nichh…” ucapnya sambil lari menghindari lemparan Sendal rumah yang ku pakai.
“kau mau ke sekolah tidak ?” tanyanya padaku sambil menengok kepalanya sedikit lewat pintu takut dengan lemaparanku yang seratus persen bakal mendarat ke kepalanya.
“ne,, aku akan ke sekolah. Kau tunggu saja dulu aku mau mengambil seragam sekolahku ke rumah.” Kataku lemah ketika mengatakan kata rumah.
Rumah memang kini termasuk kedalam daftar hitam tempat yang paling buruk dalam catatanku. Setelah aku sarapan di kamar Yooni, aku langsung pulang untuk berganti pakaian. Ketika sampai rumah aku melihat vas bunga yang pecah, baju appa yang berserakan dimana-mana,sofa yang tak beraturan,ruamh ini benar-benar berantakan. Mingkin saat aku tak ada di rumah mereka bisa leluasa bertengkar dengan melempar barang sana-sini…
Aku tak punya waktu untuk membereskan rumahk yang super berantakan ini jadi kuputuskan untuk masuk kamar dan mengganti bajuku..
Aku dan juga Song Sang Yoon sekolah di Internasional Junior School of Korean. Kami memang teman plus satu angkatan tapi kami bukanlah teman sekelas. Aku dan dia beda kelas, aku di kelas A dan dia di kelas B. . . .
Saat di sekolah aku hanyalah seorang bocah yang dunianya hanya bermain. Aku mengobrol dengan teman-temanku,bercanda,semuanya. Aku akan melupakan semua masalah dengan keluargaku saat di sekolah. Setelah pulang sekolah seperti biasa, aku akan menunggu Yooni untuk pulang bersama, aku menunggu Yooni karena dia banyak sekali mengikuti berbagai macam les, dari mulai bahasa,renang, fisika,matematika…anak itu memang tak pernah bosan untuk belajar. . Aku menunggunya di tempat biasa.Perpustakaan..
Aku sangat suka sekali dengan ruangan yang memiliki banyak koleksi buku. Maka dari itu aku bisa sangat betah disini. Disini aku bisa menjadi diriku, aku bisa menemukan duniaku, aku bisa memahami tentang kehidupanku. Aku akan membaca apa saja disini. Aku bukan tipe orang yang pemilih,maka buku apapun bisa aku baca dari mulai komik,novel,biografi,astronomi,politik,ekonomi,dll aku bisa membaca semuanya.
Disini aku bisa menemukan Duniaku,dunia yang belum pernah aku rasakan. Aku bisa masuk dan merasakan apa yang ada dalam Dunia bukuku…
“haii…Ratu Dongeng…” aku mendengar suara seseorang. Ku tengokan kepalaku dan melihat siapa gerangan yang menyapaku.
“Yooni…kau sudah selesai.?” Tanyaku
“Aissshhh…kalo sudah membaca kau memang suka lupa waaktu. Ini sudah pukul 7 malam Queensha Lee. Ayo kita pulang.” Katanya padaku
“anio, aku masih mau disini,Yonni..”
“tapi ini sudah malam, kau bisa dimarahi..”katanya menjelas tapi aku tak mau pulang kerumah yang isisnya hanya dengan suara teriakkan saja.
“anio, kalo kau ingin pulang. Pulanglah duluan… aku masih mau disini..”
“HAHAAA… kau memang susah di beri nasehat.aku pulang dulu. Kau juga jangan lama-lama disini…araseo!!!” katanya dengan tegas
“araseo…”
Yooni sudah pulang sedangkan aku hanya duduk mengembalikan jiwaku pada buku yang aku baca tadi. Jiwaku memang sensitif tapi dari sensitif itu aku bisa denga cepat masuk ke dalam duniaku lagi. Seolah arwahku sudah tertarik kembali kesana. Ke tempat dimana kau bisa menjadi diriku sendiri..
waktu terasa berjalan dengan sangat cepat ketika kau sedang asyik melakukan apa yang kau sukai. Kulihat jam dinding yang ada di dinding pojok perpustakaan. Pukul 20.00 GMT.sebenarnya aku sangat tak rela harus meninggalkan tempat kesayanganku ini.
kupakai baju hangatku karena malam ini memang sangat dingin karena saat sedang pergantian musim. Dari musim semi ke musim gugur. Angin musim gugur memang sejuk tapi kadang-kadang bisa menbuat kita mati juga.
Sekarang memang sudah malam dan juga udara yang dingin tapi itu tak menghentikkan kota seoul untuk terus menjalankan aktivitasnya di malam hari. Di malam hari juga banyak kios-kios ataupun pedagang Soju yang sudah buka. Kulangkahkan kakiku ke rumah.
Aku memasuki rumahku. Rumahku kini sudah rapi tidak seperti tadi pagi yang seperti kapal pecah. omma keluar dari kamarnya.
“darimana saja kau..?” tanyanya tajam padaku
“perpus..”jawabku singkat
“perpus, sampai jam segini. Kau pikir ommamu bodoh. Aku pasti bermain-main sajakan ?” katanya tajam lagi padaku.
Kulihat appa juga keluar dari kamarnya. Kamar omma dan Appa terpisah sejak mereka bertngkar.
“coba lihat. Jadi selama ini kelakuanmu seperti ini selama omma tak ada di rumah. Kau semakin tak disiplin..semua salahmu..?” ucap omma langsung menyalahkan appa.
“Ya.. kau juga tak mendidiknya. Kau hanya sibuk dengan bisnismu..”
“JADI KAU MENYALAHKAN AKU..SEHARUSNYA KAU BERPIKIR AKU INI BEKERJA UNTUK KALIAN SEMUA. KALAU KAU MAU AKU DISINI SEBAIKNYA BERHENTILAH MELLUKIS DAN CARI UANG YANG BANYAK.” Teriak omma
“APA KAU TAK LIHAT SEBENTAR LAGI AKAN ADA YANG MEMBELI LUKISANKU…JADI KAU TAK USAH MEREMEHKANKU..”
“YA!!kalian ini bisa diam dulu nggak sich. Apa kalian ini tak lihat aku sudah capek.” Kataku mengakhiri pertengkaran mereka dan langsung berjalan ke kamar
“YA…jadi kau membentak kami….YA!!! LEE HYE JOON..” teriak omma
Aku membalikkan tubuhku ketika omma berteriak.
“What Ever…”
Aku memasuki kamar. Kamar yang sudah aku tempati selama 12 tahun ini. selama itu kamarku selalu rapi tapi tidak seperti sekarang. Sekarang kamarku tak beraturan, banyak kertas yang berserakan,buku dimana-mana. Semuanya adalah hasil pelampiasan dari apa yang ada sekarang.
Malam ini Hujan besar,mungkin akan terjadi badai. Petir menggelegar dengan kerasnya,kilat menyambarkan sinarnya seolah-olah mencari kita tapi semua itu seperti terkalahkan oleh teriakkan mereka berdua,kini aku sedang meringkuk gemetaran disudut kamar tidur. Bukan karena takut dengan gelap,petir ataupun kilat tapi aku mendengar suara teriakan mereka,teriakkan ketika mereka marah. Aku menutup telingaku semakin ke dalam,sungguh aku tak mau mendengar mereka.
Mungkin ini akan menjadi puncak konflik dalam suatu cerita kehidupan dan akhirnya pasti akan ada ending juga, tinggal mereka memilih endingnya saja mau happy or sad. 2 ending itulah yang biasa di pakai dalam cerita kehidupan kita.
Sedangkan sekarang puncak+ending dalam kehidupan keluargaku. kita akan lihat besok ending seperti apakah yang mereka pilih.
***
Pagi ini tak seperti biasanya padahal tadi malam jelas-jelas aku mendengar suara mereka bertengkar dan biasanya dalam bertengkaran itu mereka akan menjadi brutal dan menghancurkan isi rumah tapi sekarang berbeda. Mereka dengan tenangnya sarapan bersama di meja makan. Ku pikir ini adalah happy ending.
“ayo, Chagi. Kita sarapan setelah itu kami akan memberitahumu seseuatu..” ucap omma lembut padaku. Aku tersenyum bahagia melihat keluarga kecilku kembali seperti semula. Semoga selamanya akan seperti ini. seusai makan kami bertiga menonton tv bersama di ruang keluarga.
“Chagiya,omma dan appa ingin menyampaikan sesuatu tapi kau jangan kaget?”
“ne..”
“kami….”
“….”
“kami sudah memutuskan untuk bercerai dan kami sudah memutuskan kau akan ikut dengan appamu…” ucap omma dengan enggan
Kulirik appaku yang duduk di depanku. Tatapan matanya sayu dan terihat lelah dengan keadaan ini.
***
Setelah sidang perceraian orang tuaku selesai,kini aku resmi hanya punya appa di dunia ini. Sekarang orang yang dulu sudah melahirkanku,membesarkan aku, dan orang yang kupanggil dengan sebutan omma kini sudah tak ada lagi,orang itu sudah aku hapus dalam hatiku.
Aku akan meninggalkan tempat aku dilahirkan, tempat aku dibesarkan. Aku meninggalkan kota Seoul. Kini kubuka lembaran baru hanya dengan appaku pergi mencari cahaya di luar sana.
@Paris, Perancis
Sudah 2 tahun aku disini. Appaku membuka Galery of Art. Sebuah galeri yang dibuat oleh appa dengan susah payah, galeri itu berisikan semua karya appa, dan aku sangat bersyukur appa bisa menjual beberapa lukisannya, akhirnya appa jadi terkenal sebagai salah satu pelukis terkenal di Perancis.
Sedangkan aku, aku menghabiskan waktuku dengan buku dan juga kertas-kertas kosong yang kuisi dengan desain-desain baju. Aku bisa seharian penuh berkencan dengan kertas-kertas kosong itu. Jari-jariku seperti menari di atas kertas itu. Ya,,,desain-desain itu aku gunakan untuk membuat bajuku sendiri. Sepertinya aku memang sangat cocok dengan appa. Jiwa seni appa sangat melekat padaku.
Dan sekarang aku juga membuka sebuah bisnis butik disini, mencoba peruntunganku d Perancis, kiblatnya Fashion.
Kudengar seseorang mengetuk pintu kamarku.
“masuk…”
Appa masuk dengan membawakan segelas jus melon untukku.
“hmmm,,,Dear, sedang apa?” tanyanya padaku, setelah menaruh jus itu di meja belajarku sambil duduk di atas ranjangku .
“hanya sedang menggambar, appa..” jawabku sambil meminum jusku.
“menggambar apa?”
“hanya menggambar baju-baju saja kok appa..”
Kulihat appa sedang berpikir keras seperti ingin mengatakan sesuatu.
“waeyo, appa?” tanyaku lembut menghampiri dan duduk di sebelahnya.
“apa kau benar-benar akan kuliah di Harvard???” tanyanya ragu. Aku tahu masalah kuliah ini memang membuatnya cemas setengah mati. Bagaimana tidak, umurku baru 14 tahun tapi sudah masuk kuliah dan coba kalian bayangkan Harvard University sendiri yang memberikan tawaran kuliah disana, biaya semuanya dari mereka dari transport, apartement,uang makan, pokoknya biaya kehidupan sudah mereka tanggung.
Kenapa aku bisa masuk kuliah di umur yang begitu….kecil,karena selama disini aku mengikuti acselerasi sekolah. Appa memang tak tahu semuanya,sampai pada saat pertama kali dia tahu kalau putrinya ini mengikuti acselerasi dan bisa lulus di usia 14 tahun sungguh sangat mengejutkannya dan ketika dia membaca surat udangan dari Harvard sendiri pun dia amat sangat terkejut. Tapi yang kudapat bukan ucapan “APPA,BANGGA PADAMU” melainkan kata “MIANHAE,MY DEAR” setelah itu dia memelukku dan dia menyesal.
Penyesalannya karena tak pernah memperhatikan aku, meninggalkan aku sendirian di rumah dan juga penyesalannya terhadap kerja otakku yang terlalu cepat,menurutnya. Aku tak pernah mengerti jalan pikiran appaku ini tapi aku hanya menganggukkan kepala membalas pelukannya yang hangat.
“….”
“bukankah lebih baik kau kuliah disini saja. Kau bisa ambil jurusan Desain atau apapun yang kau sukai…” ucapnya lembut, aku meneguk habis jusku
“appa,aku memang maunya disini”
“memang lebih baik kau disini..” katanya memotong ucapanku
“tapi ini kesempatanku,appa. Siapa sich yang tak mau kuliah di universitas bagus apalagi itu Harvard university. Appa, cobalah untuk mengerti, aku tidak akan lama just 3 years, i promise.”
“stop, daripada aku memikirkan kau dalam 3 tahun sudah lulus kuliah,lebih baik kau lebih lama disana. Ok…” katanya menyerah
Appa keluar dari kamarku, dia memang paling tak bisa berdebat denganku. Faktor utamanya adalah karena dia tak mau kehilangan aku, putri kesayangannya. Appaku itu memang tak pernah suka sendirian sedangkan aku, putrinya lebih suka sendiri, dalam melakukan apapun, aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kulirik tas dan koperku yang sudah terisi dengan barang-barang bawaan. Ya,,, besok aku berangkat ke New York lalu ke baru ke Boston. Malam ini adalah malam terakhir di kamar yang aku tempati selama 2 tahun.
***
Charles de Gaulle airport kini dalam keadaan lengang,tak banyak orang yang melakukan penerbangan internasional rupanya. Aku menunggu jadwal keberangkatan pesawatku, aku sengaja mengambil pesawat dengan keberangkatan sore agar pada saat tiba di Boston nanti sudah malam. Jadi aku bisa langsung istirahat.
Pesawat boing 23478B keberangkatan Paris-New York sebentar lagi akan lepas landas,diharap semua penumpang sudah ada dalam pesawat. Terdengar suara informasi mengumunkan jadwal keberangkatan
“appa, jaga dirimu baik-baiknya,jangan sampai sakit, jangan terlalu giat melukis, jalan-jalanlah keluar dan carilah istri baru,….” kataku lembut sambil memeluknya. Memeluk tubuh ini untuk terakhir kali sebelum aku pergi dari sisinya.
“kau juga, jaga dirimu baik-baik, untuk masalah istri nanti sajalah. Kau jangan terlalu serius belajar,carilah pacar yang tampan..oke, Queensha Lee, appa bangga padamu.” Melihat appa sekarang rasanya aku ingin menangis tapi ini semua sudah keputusanku. Aku tersenyum dan dia juga membalas senyumanku dengan hangat.
“je t ’ aime(i love you)” ucapku lembut sambil berlari menuju pintu keberangkatan
“love you too,my dear”
***
Disinilah sekarang aku berada. Di kota Amerika dan universitas Harvard. Tak kurasa 3 tahun aku menjalani kehidupanku disini. 3 tahun ini kuhabiskan waktuku hanya dengan belajar dan sekarang aku bisa terbebas dari semua itu. Aku lulus dengan nilai tertinggi dan kini aku sudah menjadi seorang sarjana jurusan Ilmu Teknik Telekomunikasi. Bagaimana dengan menggambar? Tentang bakat alamiku, tentu aku tak pernah menyia-nyiakannya. Aku terus menggambar desain-desain lucu.
Aku sudah melakukan survei dan akhirnya aku memutuskan untuk membuka sebuah butik di Los Angeles. Kenapa memilih Los Angeles? Kenapa tak di New York? Alasannya hanya satu, sebagai seorang pembisnis yang sejak mencari keuntungan aku sudah mencari tempat yang paling strategis di Amerika ini. dan menurutku tempat yang paling strategis di Amerika adalah Los Angeles.
Bisnis ini berjalan setelah aku lulus kuliah dan dengan teknologi internet yang sudah mendunia maka bisnisku pun maju pesat. Aku sudah mempunyai banyak cabang di seluruh dunia dari mulai Paris, Jerman, Roma, Cina, Jepang, Indonesia, dan Singapore.
Sekarang aku sedang berada di Los Angeles,salah satu cabang dari butikku.
“hi,Queen…” sapa seseorang dari belakang ketika aku sedang mengontrol pakaian.
Aku berbalik dan mendapati lelaki dengan wajah super cantik sedang tersenyum kepadaku. Kalau saja kupakaikan sebuah dress ke tubuhnya yang langsing pasti dia akan terlihat lebih seperti wanita. Bagaimana tidak, wajahnya yang mulus bersih, kulitnya yang putih, kakinya yang jenjang di tambah kini rambutnya yang mulai memanjang membuat dia terlihat sama persis seperti wanita, mungkin orang yang tak kenal dengannya akan mengira bahwa dia benar-benar seorang wanita bukan lelaki.
“ohh,,,hi,Ella”
“kau ini senang sekali memanggilku seperti itu..” katanya dengan mengembungkan pipinya.
Aku sangat senang bisa menggodanya seperti ini. oh,ya orang yang kupanggil Ella ini adalah temanku. Aku dan dia berkenalan saat ada sebuah ajang fashion show di Paris bulan lalu, jadi kami baru berteman satu bulan yang lalu tapi entah kenapa aku merasa aku sudah lama sekali mengenalnya. Saat pertama kali berkenalan aku juga hampir salah sangka, kusangka dia seorang perempuan tapi ternyata sebaliknya.
Dia orang Korea, Nama aslinya Kim Heechul, dia seorang aktor yang sedang naik daun akhir-akhir ini. mungkin kali ini dia sedang mencoba peruntungannya di Hollywood.
“habis kau itu terlihat sangat cantik di mataku. Bukannya kau juga senang kupanggil Cinderella kan. So….”
“araseo, i know that..tumben kau disini?” tanyanya padaku
“memangnya aku biasa kemana?”
“yahhh,,biasanya kau di Paris. Ini summer, honey” katanya sambil mengetik sesuatu di ponselnya.
Biasanya kalo summer aku memang pergi ke Paris, menghabiskan liburanku dengan appa tapi tidak untuk summer tahun ini. aku sudah memutuskan untuk serius mengontrol Butik-butikku yang sudah bercabang dimana-mana dan juga entah hatiku langsung memilih Los Angeleslah kota yang pertama aku kunjungi.
“anio, aku hanya ingin mengurusi butikku dulu..”
Pintu butik terbuka, seorang lelaki masuk dalam butikku. Dia menggunakan kemeja dengan kacamata dan juga topi, pakaiannya memang sederhana tapi itu malah membuatnya terlihat tampan.
Dia menghampiri aku dan Ella yang sedang mengobrol.
“YA!!! Kau ini kenapa meninggalkan aku sendirian..” katanya keras pada Ella
Aku binggung, orang ini tidak sopan sekali, datang-datang sudah membentak-bentak orang.
“YA!!! Lee DongHae jangan berteriak di telingaku!” ucap Ella
“Aisshhh…. kenapa jadi kau marah,harusnya kan aku yang…” ucapan lelaki itu di potong Ella
“sudah, Stopp…” kata Ella membungkam mulut lelaki itu dengan tanganya
“Sorry,karena membuat keributan di Butikmu,Queen” ucap Ella dengan menyesal
***
Lee DongHae P.O.V
Pernahkah kamu merasa waktu mendadak lenyap, tapi bumi tetap berputar?
Ya, aku tahu maksudmu. Bumi yang kamu pijak berputar, tapi waktu di benakmu beku
Pernah kamu merasa tidak dimana-mana, sekaligus berada dimana-mana???
Aku juga tahu itu. perasaan lebur total yang tak terperi indahnya.
Dan pernahkah kamu tidak berkata-kata, tapi kamu berbicara?
Bukankah itu yang sedang kita lakukan sekarang….
[Supernova,Dee]
Queen,,,,,
Nama itu, nama yang aku ingin dengar selama ini dan sekarang orang yang benama Queen ini ada di hadapanku. Kuperhatikan wajahnya, wajahnya sama seperti namanya Anggun seperti Queen. Aku seperti menemukan cahayaku, bintangku, pasanganku dalam singgasana kerajaanku. My Queen, finally i got you.
“ya,, aku bisa maklumi itu tapi mungkin lebih baik. Kita ke ruanganku saja daripada kalian berdua mengganggu kenyamanan pelangganku.” Ucapnya lumayan ketus, aku tersenyum melihatnya. Aku ingin tahu semuanya tentangmu, Queen.
“baiklah..” ucap Ella dengan nada menyesal, dia segera pergi sedangkan aku dan Ella hanya mengikutinya dari belakang
“silahkan masuk..” katanya padaku dan Ella.
Aku dan Heechul Hyung memasuki ruangannya. Ruangan itu berada di lantai 2,Ruangan itu memang tidak terlalu besar tapi aku sangat nyaman dengan jendela yang menghadap ke jalan raya,fentalasi cahaya dan udara yang bagus sehingga tak terlalu memerlukan AC. Ada sofa dan juga sebuah meja untuk tamu. Sebuah lukisan di dinding yang bercat Krem itu. Lukisan sebuah rumah yang sangat indah dengan taman di depan rumahnya. Meja kerja dan sebuah kursi untuk penghuni ruangan itu,di atas meja itu ada beberapa buah map, majalah Fashion,sebuah laptop,ipod,ipad dan juga majalah Ekonomi.
“cihh…kau ini orang teraneh yang pernah aku kenal, Queen” ucap Heechul Hyung begitu saja. Ucapan orang ini memang asal saja,apa dia tak punya perasaan sama sekali, kata-katanya memang selalu tajam. Kulirik gadis yang ada di hadapanku menunggu reaksi apa yang akan di berikan pada Ella atas perkataannya.
“hahaha….Aneh, aku memang dari dulu sudah aneh, Ella” ucapnya sambil tertawa
“mungkin aku yang paling aneh,karena mau berkenalan dan berteman dengan orang aneh sepertimu.” Ucap Heechul.
Heechul hyung memang sangat sangat aneh… and it’s true.
“mau minum apa? Disini hanya ada air mineral…” setelah kuperhatikan dia itu tipe gadis yang munafik, kenapa..? karena ucapan dan kenyataannya sangatlah berbeda.
“ohh,,ya aku sampai lupa sendiri teman sendiri. Kenalkan dia Lee DongHae,nama Westernnya Aiden Lee, aku baru sadar ternyata kalian punya marga yang sama.”
Aku mengulurkan tangan, dia menjabatnya. Bisa kurasakan tangan yang kecil,hangat ada dalam genggamanku.
“hi, Lee DongHae imnida, bisa panggil Aiden saja.”
“hi, Queensha Lee,nice too meet you.” Katanya sambil tersenyum
Sebenarnya aku tak rela kalo harus melepaskan genggaman tangan mungil ini.
“apa ada yang baru?” tanya Heechul hyung
“untuk saat ini tidak ada, tapi mungkin bulan depan akan ada yang baru. Aku sedang menyelesaikan suatu proyek dulu tapi karena kau sudah datang lebih baik aku tanyakan dulu pendapatmu” ucapnya seraya pergi menuju meja kerja dan membuka laci mejanya. Kulihat dia datang membawa kertas.
“lihatlah,,,”perintahnya pada kami
Bisa kulihat masing-masing kertas itu berisikan desain jas.
“ini…”rasanya aku bisa membayangkan bahwa akulah yang memakai salah satu dari jas itu.perasaan itu kian kuat ketika aku menyentuh salah satu desain itu.
“bagaimana?” tanyanya
“great,good, bagus… cool” ucap Heechul hyung takjub
“aku seperti merasakan bahwa akulah yang memakainya…” lanjutnya lagi, jadi bukan aku saja yang merasakan itu.
“benarkah..? ini adalah proyek yang aku kerjakan saat ini. aku akan menghadiahkan jas itu pada ayahku,orang yang paling special untukku dan juga sahabat terbaikku.”
DEG…DEG…
Orang yang special untuknya, mungkinkah sekarang dia sudah mempunyai seorang kekasih. Rasanya rasa sakit tiba-tiba menghinggap di dalam hatiku.
“wow,,ternyata kau murah hati juga…” kataku spontan
Dia melihat ke arahku,lalu tertawa.
“mercy, atas pujiannya..”
“sebaiknya kami pulang sekarang, aku masih punya tugas..” ucap Heechul hyung tiba-tiba
“…hmm,baiklah. Kapan-kapan datang lagi kesini ya..”katanya ramah sambil tersenyum, dia mengantarkan kami ke pintu depan.
“hati-hati” teriaknya sambil melambaikan tangan saat mobil kami menjauh
***
Author P.O.V
“hyung, aku ingin menanyakan sesuatu..!” kata DongHae ketika berada di dalam mobil
“what..?”
“apakah kau tahu orang special yang Queen maksud?”tanya DongHae
“anio, aku kan bukan orang tuanya yang harus tahu semua tentangnya.”
“tapikan kau temannya..”
“aku memang temannya tapi kami baru berkenalan bulan lalu, jadi aku tak terlalu kenal dengannya.”
“tapi kulihat kalian begitu dekat” ucap Donghae
“kau sedang mengintrogasiku,ada maksud apa?”
“….”
“jangan-jangan kau suka dengannya..!” tebak Heechul yang masih berkonsentrasi dengan jalanan.
“…” dilihatnya wajah Donghae yang memerah
“hahaha…pesona Queen memang kuatnya..”
“maksudnya??” tanya donghae penasaran
“ya,,, dulu aku memang menyukainya. Kau tahu, lelaki mana yang tidak tertarik dengannya. Gadis muda, apa kau tahu dia baru berusia 18 tahun masih sangat mudakan,cantik,terpelajar,pintar,pembisnis muda, dan juga jangan lupa kalo adalah seorang putri pelukis terkenal di Perancis.”
“dan sekarang?”
“aku tak pernah bermimpi punya kekasih seperti dia. Dia itu tipe orang mandiri, semuanya bisa dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Mungkin kalau pun aku menjadi kekasihnya aku tak di perlukan. Dia terlalu sempurna untuk menjadi seorang manusia apalagi seorang gadis belia.” Terang Heechul
Lee DongHae P.O.V
Aku mencintaimu sepenuh hati,Ratu
Tak peduli lagi tepat atau tidak
Tak peduli kau menyadari aku hilang atau tampak
Tak peduli kau bahagia dengan diriku atau Cuma dengan sel otak
[Supernova,Dee]
Aku memikirkan semuanya,tentang ucapan Heechul hyung tadi di mobil.
Queensha Lee, tipe orang yang munafik plus mandiri itu, orang yang tak pernah memperlihatkan dirinya kepada orang lain,orang yang memakai topeng tebal di mukanya, orang yang menutup hatinya dengan tembok tebal yang sulit di runtuhkan, orang yang tak memerlukan orang lain,tak punya sandaran hidup,menyimpan semuanya sendirian.
“aku akan menemukanmu, Queen.. Aku akan menarikmu dari dalam kegelapan itu. Aku akan Menemukan dirimu yang sebenarnya” kataku mantap
Itulah janjiku pada diriku sendiri, menemukan dirimu yang sebenarnya.
***
Jam makan siang, tak ada jadwal untuk siang ini.
“hyung, boleh aku minta sesuatu.?” Tanyaku pada Heechul Hyung ketika keluar kamar
“apa?”
“nomer ponsel Queen..”
“for..?” tanyanya penasaran
“lunch…”
“ohh, ada di ponselku..” kuambil ponsel Heechul hyung dan menyerahkan padanya
“ini….”
“oke,,,terima kasih hyung”
“you’re welcome”
Ku tekan noner-nomer itu, dengan sedikit ragu ku telpon
“Allo”
Terdengar suara di sebrang sana.
“hallo,ini aku Donghae”
“DongHae,..?” suara terdengar bertanya
“Lee DongHae, “
“Lee DongHae..?” aku menghela nafas.
“Aiden Lee..”
“ohh,,, temannya Ella, ada apa?” tanyanya padaku
“hanya ingin mengajakmu Lunch, apakah kau mau?”
“lunch, baiklah kebetulan aku sedang di luar.” Ujarnya dan dengan seketika hatiku menjadi gembira.
“kau yang tentukan tempatnya”
“aku?” katanya bingung
“ya, karena aku tak begitu tau tentang restoran yang bagus di sini” kataku, sebenarnya bukan itu alasannya, aku hanya ingin dia yang menentukannya saja. Rasanya senang berbagi informasi dengannya (?).
“baiklah, kalo begitu kita bertemu di Flowers Cafe saja. Kau tau kan tempatnya?” tanyanya padaku
“ya, aku tahu..”
***
hari ini adalah weekend. Lampu lalu lintas berubah merah, aku memberhentikan mobilku dengan hati-hati.
Setelah perjalanan yang sangat panjang,biarpun hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk sampai di Flowers Cafe tapi aku merasa sangat lama.
Aku memasuki Flowers Cafe, mengedarkan pandanganku,melihat sekeliling cafe.
“dia belum datang rupanya…” ucapku pelan, aku duduk di kursi pojok dekat jendela yang menghadap ke jalan raya. Aku tidak terlalu suka tempat yang ramai,aku lebih suka tempat sepi.
“maaf, Sudah lama menunggu?” kini orang yang aku tunggu-tunggu sudah ada di hadapanku. Dia duduk di depanku,membuka buku menu yang ada di hadapanku. Dia terlihat sangat cantik, kau tahu setiap hari dia selalu cantik, meskipun aku hanya melihatnya setiap hari dari kejauhan.
“mau makan apa?” tanyanya padaku
“ehhh…” aku tersadar dari dunia yang aku buat sendiri, dunia yang aku ciptakan untuk mengangguminya. Kulihat orang yanng berada di sampingnya, rupanya dia sudah memanggil seorang pelayan.
“oh, aku Steak Daging saja” kataku asal
“aku,salad buah” ujarnya dan pelayan itu segera pergi.
“apakah Ella tak ikut?” tanyanya
“tidak, katanya dia sedang ada Syuting hari ini..” jawabku singkat, aku tak tahu mau mengobrol apa, tak ada bahan obrolan yang bermutu.
Ponsel milik Queen berdering..
“allo, ada apa papa?” tanyanya pada orang yang di telponnya
“tidak, besok aku akan pulang,ya, aku tahu.bye..” dia memutuskan telponnyanya. Kulihat dia menghela napas sejenak lalu memandangi salad yang ada di depan matanya,pandangan matanya seperti sedang menerawang.
“Gwenchanayo?” tanyaku
Aku takut dia sakit, atau apa gitu.
Seperti tersadar dari lamunannya. Dia melihatku dan tersenyum kecil, manis sekali. “baik, baik semuanya pasti baik” kini dia mulai memakan Saladnya
“apa ada masalah?”
“tidak” jawabnya singkat masih konsentrasi pada makanan yang ada di depannya
“ohh,, besok aku ada janji dengan Ella, tolong bilang padanya aku tak bisa memnuhi janjinya. Besok aku harus ke Paris”
“baiklah aku tahu..” besok dia akan jauh dariku dan itu lagi. Sungguh menyesakkan memang tapi mau bagaimana lagi.
“apa kau mau Es krim?” tanyanya padaku ketika keluar dari Flowers Cafe dan melewati tukang Es krim
“es krim…”
“ya” aku terdiam sejenak.
“kau penyuka Es krim?” tanyaku
“Penggila lebih tepatnya. Aku terlalu tergila-gila pada Es Krim” jawabnya antusias. Ahh, inilah celahnya agar kami berdua bisa akrab dengan bantuan Es krim.
“kenapa?”
“kau tanya kenapa, kau sendiri tahu bagaimana rasa es krim yang lembut di mulut dan juga enak”
“Es Krim apa yang kau suka?”
“Coklat tapi Strobery juga enak”
“wahh,, kita sama. Aku juga suka Es krim ke dua rasa itu. Bahkan di Seoul aku punya kedai langganan untuk Es Krim dan rasanya sangatlah Enak..kau harus memcobanya..” kataku panjang lebar.
“baiklah, kapan-kapan aku akan memcobanya. Dimana tadi?”
“Seoul” ucapku langsung.
Raut wajahnya berubah, entahlah berubah seperti apa rasanya aku melihat kesedihan, Kekecewaan, Amarah, Menyesal aku sendiri tak mengerti.
“Seoul..”ucapnya kali ini dengan suara pelan
“ya, disana ada kedai paling enak di dunia” dan dia hanya tersenyum pahit mendengarnya.
“lebih baik aku pesankan..” aku segera pergi untuk membeli Es Krim
Rasanya sekarang seperti sedang kencan, aku bahagia, sangat bahagia. Aku sangat beruntung bisa ikut dengan HeeChul hyung ke LA.
“sebaiknya aku pergi sekarang, aku harus mengurus kepergianku” pamitnya ketika sudah berada di depannya.
Dia mengambil Es Krim Coklat yang aku pegang dengan tangan Kananku. “gomawo..” ucapnya pelan di dekat telingaku dan mengecup pipiku pelan.
“Bye..” dia berlari menembus orang-orang yang berlalu lalang di jalan, aku merasa jiwaku terbang, wajahku pasti sudah memerah, semerah tomat.
***
Hye Joon P.O.V
Pulang ke Paris, itulah yang sedang aku lakukan sekarang. Mungkin jika ayah tak memintaku untuk pulang, aku tak akan pulang sampai bulan depan tapi sepertinya ayah sedang menrindukan Putri kesayangannya.
Aku telah memberitahukan pada Aiden bahwa aku akan pulang ke Paris dan membatalkan janjiku dengan Ella lewat dirinya.
“sudah kubilang tak usah di antar..” kataku pada Aiden dan juga Ella. Mereka ini memaksa untuk mengantarku ke bandara, padahal biasanya juga aku berangkat sendiri.
“berapa lama kau disana?” tanya Aiden, raut wajahnya berubah tidak seperti kemarin yang cerah. Itu terjadi setelah aku memberitahu mereka berdua bahwa aku akan pulang ke Paris.
“tak terlalu lama, mungkin 2-3 hari aku masih banyak pekerjaan di sini” kataku padanya. Aku melihat ekspresi yang entah apa artinya. Dia terlihat begitu sedih. Aku jadi tak tega melihatnya.
Pesawat dengan keberangkatan LA-Paris akan lepas landas silahkan para penumpang masuk ke dalam pesawat…Terdengar suara informan.
“aku harus segera masuk,” aku tersenyum pada mereka, meskipun baru kenal Aiden beberapa hari ini tapi aku sudah menganggapnya sebagai temanku sendiri seperti Ella. Ella memelukku dan aku balas memeluknya.
“cepatlah pulang, kami merindukanmu.”
Aku hanya tertawa mendengar dia mengatakan hal itu. “ aku hanya pergi ke Paris Ella jadi jangan merasa bahwa aku akan pergi meninggalkan kalian” ku tepuk-tepuk punggungnya dan melepas pelukanku
Aku terdiam berdiri di depan Aiden. “apa kau tidak mau memeluk temanmu ini Aiden?”
“memangnya boleh?” tanyanya polos. Aku tertawa, sungguh asyik melihat wajah polosnya.
“tentu saja, kau kan temanku.” Dia mendekatiku,merentangkan tangannya dan memeluk tubuhku. Entahlah rasanya begitu nyaman dan hangat sekali di pelukannya. Tanpa kusadari aku menyandarkan kepalaku ke bahunya yang lebar mencoba menghirup aromanya. Dia juga seperti melakukan apa yang sekarang sedang aku lakukan. Mendekatkan tubuhku dengannya,memelukku erat seolah tak mau berpisah.
“semoga perjalananmu menyenangkan dan kembalilah ke sini dengan selamat. Hanya itu keinginanku” ucapnya pelan, aku tak bisa menjawab perkataannya hanya menganggukkan kepalaku yang bersandar di bahunya.
“Ehemm… sampai kapan kalian mau begitu terus?” ujar Ella yang sangat berhasil membuat Aiden dan juga aku melepaskan pelukan kami. Kami sangat sadar bahwa wajahku dan wajahnya pastilah sangat merah sekarang ini.
Aku segera berjalan ke pintu masuk, membalikkan badan dan melambaikan tanganku pada mereka.
“bye..”
Keberangkatan dari LA ke paris membutuhkan waktu kira-kira 5 jam. Aku menghabiskan waktu 5 jam itu dengan tidur,kurebahkan badanku,telingaku di tutup earphone agar tak terganggu dengan suara-suara aneh (?). dalam 3 menit aku sudah terlelap karena memang akhir-akhir ini adalah hari yang melelahkan.
Aku merasa aneh, aku seperti sedang berada di korea, di rumah lamaku. Aku berjalan mengitari rumah itu,aku melihat seorang wanita yang sedang berteriak pada seseorang. Kudekati wanita itu,
Diam, katanya
Aku ingin mengambil apa yang seharusnya jadi milikku, dia anakku, Lee Hyuk Jae Ujarnya.
Aku sangat mengenal bahwa itu adalah suara appa tapi siapa wanita yang ada di depannya ..
Tidak dia bukan anakmu, dia anakku ucap appa memelas
Siapa yang mereka maksud? Anak siapa?
Tidak dia anakku,aku akan mengambilnya…. kata wanita itu
Tapi ketika aku sedang mendengarkan, rohku seperti tersedot untuk kembali ke dunia nyata.
“Nona, bangun sebentar lagi akan Landing.” Aku mendengar suara seorang pramugari, ku buka mataku. Pramugari itu tengah tersenyum membangunkan aku.
“ohh…” aku berusaha duduk. Aku memikirkan mimpi yang baru saja aku alami. Apakah ada yang di sembunyikan oleh ayahku selama ini dan yang paling penting adalah ini menyangkut aku, anaknya sendiri.
Sekarang sudah sampai di bandara, aku keluar dan menemukan ayahku yang sedang menunggu kedatanganku. Aku berlari kearahnya memeluk erat tubuhnya.
“kau tampak kurus sayang” itulah kalimat pertama yang dia ucapkan padaku
Aku mengamati “ayah juga terlihat Kurus, pasti karena melukis” candaku
“bagaimana kau bisa tahu?” tanyanya padaku
“aku punya indra ke tujuh, appa. Jangan lupakan itu” dia tertawa dengan renyah.
Appa menggenggam tanganku dan berjalan menuju rumah.
“appa tahu kau pasti lelah” ya, aku lelah. Pikiranku lelah memikirkan mimpi tadi. Akankah aku menanyakannya sekarang? Akankah ayahku yang ceroboh ini akan memberitahu kebenarannya. Aku rasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menanyakan padanya tentang mimpiku.
Kami membisu di dalam mobil.
“apakah bisnis butikmu berjalan lancar.?” Tanyanya mencairkan suasana
“ya, seperti itulah. Aku akan membuka cabang bru di Seoul.” Ucapku tanpa melihat ke arah appa.
Sontak appa terkejut dengan ucapanku itu “Mwo..? apakah aku yakin..kau tidak bercandakan.”
“ya, aku sudah memikirkannya dengan matang dan sepertinya disana juga tempat yang bagus untuk berbisnis.” Aku berusaha menyakinkannya.
“tapi itu Seoul sayang”
“lalu kenapa? Aku juga ingin mengembangkan bisnisku disana?”
Kemudian kami membisu lagi dan ini untuk waktu yang lama, tadi memang bukan pertengkaran hanya perdebatan tentang pendapat masing-masing. Sesampainya di rumah, aku berjalan ke dapur mengambil air minum dari dalam kulkas.
“makanlah dulu..!” perintah appa
“baiklah, kebetulan aku sedang lapar.” Aku menghampiri meja makan, sepiring spagetti sudah tersedia di depan mataku.
Aku mengambil sendok dan memakannya dengan lahap. Masakan appaku memang sangat enak, apalagi spagettinya,rasanya sudah setara dengan buatan koki di restoran-restoran terkenal.
“tidurlah, appa sudah membersihkan tempat tidurmu!”
“oke, aku akan tidur.” Aku memasuki kamar tidurku dan memejamkan mataku.
mentari sudah terbit, hari sudah berganti dan aku melakukan aktivitas seperti biasanya di pagi hari. Berjalan-jalan sebentar di teras rumah hitung-hitung olahraga. Menyapa tetangga-tetanggaku, menemani Sammy (kucingku) berjalan-jalan pagi. Menikmati mentari pagi memang menyenangkan.
“hi,sayang” di ciumnya pipi kananku oleh appa ketika kami bersiap akan sarapan.
“hi, Dad…”
“appa seharian ini akan ada di galery jadi jangan mencarinya.” Ucpanya ketika aku menyendok makananku
“ohh, baiklah aku tak akan mengganggu appa.” Ucapku ketus, kenapa aku di suruh pulang kalo akhirnya appa tidak memperhatikan putri tunggalnya ini. tahu begini aku tak akan pulang, aku masih banyak pekerjaan di LA dan mengurus pembukaan butik baruku di Seoul.Menyebalkan.
Appa beranjak dari duduknya hendak pergi meninggalkan rumah menuju galery.
“appa aku tak bisa lama disini mungkin besok aku akan kembali ke LA” ucapku,memberikan penekanan ke setiap katanya. aku mengantarkannya sampai ke depan mobil.
“oke, nanti malam kita manfaatkan waktu kita dengan baik.” Janjinya padaku.
Aku kembali memasuki rumah, memberi makan Sammy dan pergi ke kamar untuk mendesain pakaian lagi, tapi ternyata aku menemukan sesuatu hal yang tak sengaja di tinggalkan appa. Lukisannya tertinggal.
Appa sudah pergi,aku akan mengantarkan lukisan ini pada appa. Appa pasti senang putrinya memberikan kejutan. Rencanaku.
Jarak dari rumah ke Galery memang lumayan jauh maka dari itu appa sampai menggunakan mobil untuk menuju kesana, sebenarnya appa tak mau menggunakan mobil, katanya dia masih kuat untuk berjalan jauh tapi tetap saja aku tak tega melihatnya berjalan jauh dan ini bukanlah diriku yang sebenarnya, aku bukannya naik mobil, eh malah jalan kaki menuju Galery appa.
Aku merasa aku begitu merindukan Paris, seperti sudah lama sekali aku tak kesini. Aku sangat suka pemandangannya. Apalagi kalau musim dingin bulan desember, aku dan appa akan pergi ke Menara Eeifell,melihat lampu menara eifell yang dinyalakan di tengah malam, meskipun aku dan appa memang tak pernah merayakan natal tapi kami bergembira karenanya banyak anak-anak seusiaku yang mengajakku bermain salju,membuat boneka salju sedangkan appa akan selalu membuatkanku teh gingseng hangat.
Aku merindukan itu semua.
“Queen, bukankah kau QueenSha Lee..?” tanya padaku. Aku hanya terbengong melihatnya.
“ ini aku,Peter. Kita seangkatan waktu kuliah di Harvard. Kau ingat..” aku kembali memutar waktu dan mengingat nama Peter serta wajahnya itu.
PETER…
Harry Peter..akhh, bukan itu Harry Potter
PETERPAN,, apalagi itu sangat impossible. Dia terlihat sudah besar dan juga ku akui bahwa dia tampan.
PETER,, akhh aku ingat..
“kau yang membuat virus tapi tak bisa menemukan AntiVirusnya kan..” kulihat dia tersenyum padaku, aku perhatikan dia. Sebenarnya aku dan dia sama-sama murid undangan dari Harvard, jadi sebaya, tapi soal penampilan. Sekarang dia sangat berubah, dulu dia sangat diam dan culun, mungkin hanya teman satu-satunya tapi aku ternyata baru tahu kalo dia amat sangat tampan mungkin dia bisa kusejajarkan dengan Brad Pitt. Akhh, dia seperti malaikat yang di turunkan Tuhan. Wajahnya memancarkan cahaya kebahagian.
“akhirnya kau ingat. Berkerja dimana sekarang?” tanyanya padaku. Aku menghela napas sejenak.
“hanya sedang berbisnis kecil-kecilan, kau sendiri?”
“sekarang aku mendirikan perusahaan game di sini..” aku berdecap kagum siapa tahu ternyata tertarik juga dengan dunia game, padahal dulu dia di Fakultas Ilmu Teknik Telekomunikasi adalah mahasiswa yang kurang menyakinkan. Para dosen menyuruhnya untuk mengambil fakultas kedokteran karena itu memang keahliannya tapi ternyata dia menolaknya dan malah masuk ke Fakultas yang sama denganku.
“jadi kau masih tinggal di paris?” kini dia yang bertanya
“tidak, aku bisa tinggal dimana saja? Kadang di sini sambil menemani ayahku kadang bisa di LA bisa di singapore..”
“wow,, penjelajah rupanya.”
“bukan, ini hanya karena tuntutan pekerjaan. Bye, aku harus mengantarkan ini pada ayahku” pamitku padanya. Aku memang mudah akrab dengan orang lain tapi bukan berarti aku bisa bilang bahwa aku suka dengannya. Itu tak mungkin.
Aku meninggalkan Peter, melanjutkan perjalananku ke Galery appa. Entah kenapa mentari pergi kemana, hari yang cerha kini berubah menjadi mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Ku perhatikan Galery ini masih sama seperti dulu ketika pertama kali kami membelinya hanya yang berubah catnya yang sudah di ganti dengan warna Coklat. Aku memasuki ruangan appaku, mencoba membuka pelan pintunya tapi aku tersentak meendengar kata-kata yang sama persis seperti yang ada dalam mimpiku di pesawat dan melihat appa sedang berbicara dengan seorang wanita.
“Diam” perintahnya keras pada appa.
Aku ingin mengambil apa yang seharusnya jadi milikku, dia anakku, Lee Sung Min Ujarnya. Aku hanya mematung sambil memanggangi gagang pintu. Ini sangat mirip dengan mimpiku
“Tidak dia anakku,aku akan mengambilnya. Aku akan mengambil Hye Joon, Sung Min ssi.” Ujarnya.
Apa yang dia katakan, aku anaknya..apa maksudnya semua itu?
Jadi sebenarnya aku bukan anak dari omma dan appa yang merawatku, jadi aku anak angkat. Hatiku sangat sakit,mataku panas, aku ingin menangis, tubuhku gemetar.
“ap…paaaa” kataku dengan terbata-bata, sontak kedua orang yang sedang memperebutkan aku menoleh ke arahku. Appa sangat terkejut saat melihatku
“Hye Joon..” wanita yang ada di depanku berdiri, memandangku dalam. Sekarang aku tak bisa memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, aku ingin lari. Aku ingin meninggalkan semua ini, lebih baik aku tuli saja agar tak dapat mendengarnya. Aku berlari meninggalkan Galery appa,sepertinya mentari juga sedang bersedih, sama seperti hatiku yang sakit. Sepertinya langit juga sedang sedih makanya dia ikut menangis denganku.
Aku sama sekali tak mempedulikan hujan, yang ingin kulakukan adalah pergi dari sini secepatnya, aku ingin lari. Berlari jauh, jauh sekali.
Aku mengambil koperku, untunglah kemarin aku tak sempat membereskannya jadi aku bisa langsung membawanya pergi.
“sayang, dengarkan penjelasan appa..” ucap appa lirih ketika aku keluar rumah sambil membawa koperku kembali.
“Shireo.. aku tak mau mendengarnya. Akan lebih menyakitkan jika mendengar langsung dari appa.”
“tapi…?” aku menghentakkan tangan yang menahanku
“aku akan pergi” pamitku, meskipun aku ini sedang marah tapi aku tak akan lupa pamit padanya. Appaku..hanya Appaku.
Tangan itu melepaskan tahanannya dan membiarkan aku pergi.
***
Lee DongHae P.O.V
Ponsel Heechul berdering, kulihat siapa yang menelepon, tertera nama Queen yang memanggil. Kecewa memang kenapa dia malah menelepon Heechul hyung bukan aku.
“hyung, telpon dari Queen” teriakku karena sekarang Heechul hyung sedang berada di kamar mandi.
“angkat saja..”
Setelah mendapat persetujuan dari pemilik ponsel dengan hati gembira aku menganggakatnya.
“yobose…”sapaku terhenti karena mendengar suara Queen yang lirih
“Ella, cepatlah kesini. Aku bisa gila sekarang…” apa yang dia katakan kesana, ke Paris.
“kemana?” tanyaku
“apartemenku..” ujarnya lirih, dia seperti sedang sakit dengan segara aku ke apartemennya.
(singkat cerita) kini aku sudah berada di depan pintu apartemennya, menarik napas sesaat berusaha mengendalikan perasaan yang membuncah(?) entah darimana. Perasaan rinduku padanya, senangku, gembiraku…akkhh semuanya.
Ake menekan belnya, tapi entah kenapa tak di buka-buka. Jadi aku berinisiatif untuk membuka pelan pintunya dan ternyata pintunya tak terkunci. Aku dengan sedikit rasa takut nanti di sangka maling di siang bolong berjalan pelan, tapi betapa terkejutnya aku. Ruangan ini seperti diobrak abrik seseorang. Aku dengan cepat mencari dimana posisi Queen berada.
Aku menahan napas ketika menemukannya, kulihat dia dalam kondisi yang baik dan sekarang sedang minum bir di meja makan.
Aku mendekatinya dan Aku menyentuh pundaknya.“Ella,..?” tanyanya padaku, rupanya dia sudah mabuk
Rasa kecewa tiba-tiba muncul, kenapa harus Heechul hyung bukan aku.
“bukan, ini aku Aiden..” aku melihat kondisinya sekali lagi.
“Gwenchanayo?” tanyaku lagi
“tidak,semuanya tidak baik-baik saja.”ujaranya dengan setengah sadar.
“ada apa? Dan kenapa apartemenmu jadi berantakan begini..?”
Bukannya jawaban yang kudapat. Dia malah melemparkan gelas yang digunakannya untuk minum.
PRANGGGG….
Aku terkejut bukan main,gadis yang ada di hadapanku ini seperti bukan seorang Queen. Dia bukan Queenku, Queenku tak mungkin berantakan seperti ini. aku meringis melihatnya.
“Queen kau gilanya..?” teriakku padanya
“ya, aku memang gila. Aku gila karena semuanya..” dia terduduk di depanku, menangis keras.
“kenapa semuanya terjadi padaku…?” aku sedih melihatnya,
Aku mendekat ke arahnya, duduk di depan dan mengangkat dagunya agar aku bisa melihat wajahnya. Sungguh, baru kali ini aku melihatnya seperti ini, Queenku. Matanya, matanya mengatakan bahwa dia sakit, dia tersiksa, dia tak mau semua ini. kubantu dia berdiri memdudukkannya di sofa dan memberikannya segelas air.
Dia meminum air yang kuserahkan, “ada apa sebenarnya?” tanyaku ketika dia sudah terlihat agak tenang. Dia mendongak dan melihat dalam mataku. Aku yang merasa risih dengan tatapannya lebih memilih untuk menaruh gelas yang sudah di minumnya ke meja makan.
“Aiden” panggilnya dengan lirik. “hmm” hanya itu yang keluar dari mulutku
“rasanya sakit..”
Aku segara menghampirinya lagi takut dia memang sakit. “sakit,Dimana?” aku mulai khawatir dengan keadaannya
Dia memegang dadanya “rasanya sakit disini, sakit sekali..” dia memukul-mukul dadanya dan memulai menangis lagi.
“apa kau perlu obat..?”
“tak ada yang bisa mengobatinya, Aiden. Tak ada…” dia mengelengkan kepalanya, menangis dengan keras.
“othoke..? apa yang harus aku lakukan?” aku mulai panik, ayo Lee Donghae mulailah berpikir.
Tanpa pikir panjang aku segera merengkuh tubuh lemahnya, memeluknya erat seolah melindunginya dari sesuatu yang aku sendiri tak tahu yang aku tahu sekarang adalah bahwa aku harus menenangkannya.
“tenanglah, semuanya akan baik-baik saja” ucapku menenangkannya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Queen menangis dalam pelukanku. Sungguh rasanya sangat menyedihkan melihatnya dalam keadaan seperti ini, aku seperti merasakan apa yang Queen rasakan saat ini.
Pukul 23.00 GMT
Sekarang Queen sudah tenang dan tengah tertidur dalam pelukanku. Kugendong tubuhnya ke kamar. Yah.. aku tak tahu yang mana kamarnya karena ternyata di apartemenny ada dua kamar, dengan ketidaktahuanku ini jadi aku dengan asal memasukkannya ke dalam kamar entah itu kamarnya atau bukan, yang penting dia harus istirahat di atas kasur empuk.
Kurebahkan tubuhnya dengan pelan ke atas kasur, memandangnya..
“sedang tidur pun kau bisa mempesonakan aku, my Queen”
Wajahku, wajahku pasti memerah saat ini. akhh,, kenapa aku jadi malu sendiri. Sebaiknya aku keluar dari kamar ini, karena kalo berlama-lama disini pasti akhirnya pasti bisa kalian bayangkan sendiri, seorang gasis berduaan saja dengan seorang pria di dalam kamar pula. Aku tak berani membayangkannya. Ketika aku hendak melangkahkan kakiku pergi, sebuah tangan malah memegangi ujung kemeja.
“tolong, jangan pergi” katanya pelan
Aku melihat ke arahnya, dia sedang berusaha duduk dengan tangan yang masih erat memegangi ujung kemejaku. Akhirnya dia duduk dan menghadapkan badannya ke arahku.
“jangan pergi, aku tak mau sendirian.” Ujarnya lagi. Sebenarnya aku tersenyum dalam kegelapan kamar ini. aku juga ingin bersamamu,Queen tapi tidak saat ini.
Aku sedikit membungkukan badanku. Membelai lembut wajanya “sebaiknya kau istirahat, aku kelihatan sangat kelelahan, Queen.”
Aku berdiri dan membuka pintu kamar tapi aku kembali di cegahnya, dan kali ini dia memelukku erat dari belakang.
“tolong jangan pergi, jangan tinggalkan aku.”
“tidak, kau harus istirahat” perintahku padanya
“jangan pergi, jangan tinggalkan aku, tolong. Aku tak mau sendiri, aku tak mau kehilanganmu, aku mau kau bersamaku” benarkah, Queen. Benarkah kau mau bersamaku, apakah ini cintamu, apakah kau sedang menyatakan cintamu padaku, apakah aku boleh memilikmu Queen. Apakahh…
Pertanyaan itu menghentikan kerja otakku dan di ganti dengan sebuah ciumanku di bibirnya. Aku mencium lembut bibirnya,pelan aku menyentuhnya, memeluknya dengan erat. Jika ini mimpi tolong HeeChul hyung jangan bangunkan aku sekarang, jika ini memang mimpiku buatlah selamanya aku berada di mimpi ini, aku tak kembali ke dunia nyata, aku mau disini selamanya.
Queen membalas Ciumanku, dalam beberapa detik saja ciuman kami sudah berubah liar. Perasaan bahagia menyeliputi seluruh tubuhku, kurengkuh tubuhnya agar lebih dekat denganku. Entahlah setan mana yang mengarahkan aku untuk menggendong tubuhnya ke atas kasur.
Hyung sepertinya malam ini aku tidak bisa pulang… kataku dalam hati
Aku membaringkannya tanpa melepas ciuman kami. Tanganku mulai gatal, ku elus-elus punggungnya. Ciuman ini mungkin sudah berlangsung kurang lebih 5 menit tapi kami sama sekali tak kehabisan napas. Hebat bukan…
Aku menghentikan ciuman kami, mengangkat wajahku agar bisa memandang wajahnya.
“untuk sekarang sudah ya, sayang.” Ucapku lembut. Aku berbaring di sampingnya memeluk tubuhnya lagi. Dia menempelkan kepalanya ke dalam dadaku, aku memeluknya lebih erat dan malam ini merupakan malam terindah yang pernah aku alami.
HeeChul P.O.V
Kemana anak kurang ajar itu pergi, sekarang sudah tengah malam. Meskipun aku memang bukan siapa-siapanya tapi setidaknya dia beritahu aku. Aku hyungnya di sini.
“cihh,,,sudah kuhubungi onselnya dari tadi tapi tak di angkat-angkat.” sambil berpikir kemana perginya Donghae. Aku membuka laporan telpon masuk, ternyata ada satu panggilan masuk dari Queen.
“bukankah tadi dia bilang ada telpon dari Queen lalu setelah itu dia pergikan. Apakah mungkin dia pergi menemui Queen..” analisisku
“tapi bukannya Queen sekarang sedang berada di Paris, mana mungkin. Apa dia sudah kepincut gadis LA selain Queen. Itu juga tak mungkin”
Aku memasuki kamarku “biarlah aku ngantuk ingin tidur” aku menyelimuti tubuhku dengan selimut dan tidur.
***
Hye Joon P.O.V
Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya, setidaknya itu yang kurasakan saat ini. seperti sebelumnya setiap di peluk orang ini, orang yang sekarang tengah memelukku sampai aku terbangun pagi ini aku merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Rasa nyaman yang kurasakan dari lengannya yang hangat saat melingkarkan lengan itu di pinggangku, aku menyukainya. Aku menyukai pelukannya, sungguh seperti candu yang terus meminta untuk di penuhi, seperti nafsu yang harus di salurkan, apabila Bella merupakan Heroin bagi Edward, Han Hye Na merupakan narkotika bagi Cho Kyuhyun sedangkan aku, sekarang pria yang bernama Aiden Lee ini sudah menjadi candu bagiku.
Setelah malam itu, aku dan dia semakin dekat. Tak tahu sebenarnya yang mendekat siapa tapi aku merasa bahwa aku dan dia bagai bulan dan bumi, bulan selalu mengelilingi bumi, berevolusi. Biarpun bumi harus berevolusi mengelilingi matahari tapi bulan tidak akan pernah meninggalkan buminya dan aku sangat suka ungkapan itu.
Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, dan setiap malam aku selalu ingin dia ada di dalan jarang pandangku. Entahlah sejak kapan aku menjadikannya sebagai pemicu detak jantungku, jika aku tak melihatnya jantungku akan langsung berhenti dan akhirnya aku akan mati.
Seperti malam ini, tidak seperti biasanya dia terlambat datang ke apartemenku. Biasanya dia akan datang kesini pukul 22.00 GMT tapi sekarang sudah pukul 23.00 GMT. Seperti sudah jadi kebiasaanku bahwa aku hanya bisa tidur saat dia memelukku.
Bel apartemenku berbunyi menyadarkan aku dari lamunanku sendiri. Aku tahu siapa orang yang berada di depan pintu apartemenku saat ini, dengan segera ku bukakan pintu.
“kenapa lama?” kataku ketus
“sorry, tadi aku harus siaran dulu menggantikan Heechul hyung yang sedang flu. Sorry..” ujarnya penuh dengan penyesalan, ahh,, aku memang lemah dengan suaranya yang super seksi itu apalagi kalo sudah memelas begitu.
Dia duduk di sofa “dan lihat kau juga sepertinya tertular flu” aku menyerahkan segelas teh hangat padanya.
“tidak, kalau pun aku sakit. Obatnya hanya satu yaitu kau..” ucapnya tanpa rasa malu
Aiden Lee kau selalu sukses membuat wajahku memerah seperti ini.
“wah,, kali ini aku berhasil membuatmu tersipu-sipu..” dia terlihat girang sekali padahal apa asyiknya membuat orang tersipu-sipu.
“sudahlah, cepat tidur..” ucapku gugup
“mau aku peluk, Queen” godanya lagi. Aku tak mau dia melihat wajahku memerah lagi akibat ucapannya yang dengan 100% bisa membuatku malu+ bahagia.
Aku memasuki kamar, dia mengekorku di belakang ikut masuk juga ke dalam kamarku. Ku masukkan tubuhku ke dalam selimut hangat, dia juga mengikuti apa yang kulakukan, mendekatkan tubuhnya dan memelukku erat. Hangat, Nyaman dan aku tak mau semuanya berakhir begitu saja.
***
Siang ini, orang yang kupanggil appa mengajakku untuk bicara. Aku memang tak tahu kapan dan kenapa dia datang menemuiku.
Aku memang menyetujui pertemuan ini tapi bukan karena aku ingin melihat appa melainkan aku ingin tahu kebenarannya.
“maaf, Hye Joon sayang, appa tidak bermaksud untuk menyembunyikannya. Appa ingin kau tahu bahwa kau ini tetap anak appa” ujarnya di depanku
“aku tahu, tapi siapa wanita itu dan kenapa dia ingin mengambilku kembali?”
“sebenarnya dia memang ibu kandungmu, tapi setelah melahirkanmu dia menyerahkan kau kepadaku karena appa dan mantan istri appa tak bisa memiliki anak, jadi..” jelasnya padaku sedangkan aku hanya diam, berusaha menyerap apa penjelasan dari appa.
“jadi benar kalo aku ini anak angkat.” Akhirnya aku angkat bicara. Sebenranya rasanya sakit ketika aku harus mengatakan bahwa aku ini anak angkat.
“bisa di bilang begitu, tapi kau tetap anak appa.”
“aku tahu itu.”
“besok appa akan pulang ke Paris, aku mau ikut.?” Katanya pelan
“tidak, aku pergi dulu masih banyak pekerjaan. Aku pergi dulu” pamitku padanya, aku bukannya marah padanya, aku sangat sayang pada appa. Aku sudah memperhitungkan ini sebenarnya tapi tetap saja rasa sakit yang mendera hatiku ini.
Aku memasuki mobilku dan pergi ke pelukan seseorang. Aku membutuhkan itu sekarang, aku membutuhkan pemicu jantungku sekarang, aku butuh obat penawarku sekarang, aku butuh Aiden Lee sekarang juga. Dengan konsentrasi yang terbagi 2 akhirnya aku sampai di lokasi Siarannya menggantikan Ella.
“tumben kau kemari?” tanyanya dan aku langsung berlari menghambur ke pelukannya. Aku mendapatkan pelukan itu, aku mendapatkan pemicu jantungku, aku mendapatkan obat penawarku. Dia mengelus lembut rambut panjang yang ku geraikan.
“kau pasti merindukanku. Bagaimana kalo aku sedang tidak disini? kira-kira kau akan bagaimana?”
Aku memang tidak pernah mengucapkan perasaanku yang sesungguhnya tapi untuk kali ini aku akan mengatakannya padamu jadi persiapkan telingamu.
“aku sangat merindukanmu, kalo kau tak ada mungkin aku akan mati” kubenamkan kepala ke dalam dadanya.
“hahaha, tidak mungkin seorang Queensha Lee mati dengan sia-sia, apalagi hanya karena merindukanku”
Aku menatapnya dalam “kau tidak percaya?’
“tidak” katanya lalu tertawa dengan keras
“aku tidak akan mengampunimu jika itu terjadi” aku memandang wajahnya, tanganku menyelusuri matanya, hidungnya, pipinya,dan terakhir bibirnya sedangkan dia hanya memejamkan mata menikmati sentuhanku.
“kau terlihat lelah, ada lingkaran hitam di bawah matamu. Kau seperti panda?” aku tertawa, dia mengembungkan pipinya. Sangat lucu, dia jadi begitu manis.
“bagaimana kalau kita makan malam bersama?” tanyanya padaku.
“baiklah, aku tunggu.”
***
DongHae P.O.V
Bagaimana aku memberitahunya, aku tak akan tega meninggalkanya sendiri setelah dia terbiasa dengan aku yang berada di sisinya. Ditambah dengan jawabanya yang akan mati kalau aku pergi darinya. Aku harus bagaimana??
Kenapa ini harus terjadi, setelah aku betah disini, kenapa pihak agency memintaku pindah ke Seoul. Aku tak mau, bukan karena aku tak berbakti pada negaraku tapi aku takut meninggalkanya sendirian.
“tapi apapun yang terjadi kau harus memberitahunya” nasehat Heechul hyung selalu terngiang di telingaku.
Ya, malam ini aku harus memberitahukan tentang ke pindahanku ini. reaksi apapun harus aku terima. Aku sudah bertekad akan membahagiakannya, aku pasti kembali padamu Queen.
“Queen, ada yang harus aku katakan padamu?” kataku
“aku…”
“cepat katakan Aiden..” perintahnya tak sabar
“aku akan pindah ke Seoul” akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku ini, dia memandangku terkejut.
“kau bohongkan?” tanyanya tak percaya
“tidak, Queen aku dan Heechul hyung akan berangkat lusa.” Aku tak mau meninggalkannya. Queen berdiri dari duduknya dan langsung masuk ke kamar.
Kamar ? ya, karena malam ini kami makan di apartemen Queen. Aku tak mau mengajaknya keluar makan malam di luar bukan karena aku tak punya uang, hei, aku tak punya uang (ingatlah Author aku seorang aktor). Aku tak mau memikirkan resiko dia akan Shock di restoran kalo aku mengajaknya makan disana.
Aku mengetuk pintu kamarnya.
“Queen, mengertilah” suaraku lembut.
“kau pulanglah aku ingin tidur” aku tahu suara itu, suaranya ketika dia sedang menahan tangisnya.
Lebih baik aku membiarkan dia sendirian sekarang ini. “baiklah aku pulang dulu, oh ya makanlah sesuatu kau tadi belum makan apa-apakan” aku segera pergi dari apartemennya.
Hye Joon P.O.V
Aku menangis sesegukkan sambil terduduk di belakang pintu kamarku. “Kenapa kau lakukan ini padaku, Aiden Lee. Aku tak suka kau melakukan semua ini. kau mau meninggalkan aku setelah aku terbiasa dengan keberadaanmu, sangat tak mungkin Donghae ssi.” Baru kali ini aku menyebutkan nama korea Aiden.
kau akan kehilangan lagi, Queen. Kau akan kehilangan orang yang kau cintai sekali lagi.
Aku membaringkan tubuhku keatas kasur setelah itu aku tidur dengan tenang mungkin karena kelelahan setelah menangis sedari tadi.
***
Hari mulai berganti dan siang ini aku mendapatkan kabar dari Ella bahwa keberangkatannya di percepat jadi sekaranglah hari keberangkatan Aiden. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sebenarnya. Aku binggung, haruskah aku mengantarkannya kebandara atau tidak.
“nona,”panggil seorang pegawai butikku.
“ada kiriman untuk nona” aku melihat bungkusan yang cukup besar berada di tangannya.
“ohh, terima kasih”
Ku buka bungkusan itu dan ternyata isinya adalah sebuah boneka Taddy Bear super besar. aku mengangkat boneka itu dan menemukan sebuah surat.
To : QueenSha Lee
Saat pertama melihatmu, aku tahu bahwa itu kau,Ratuku. Kau pasti tak ingat padaku. aku adalah teman masa kecilmu, hah.. aku pasti tak akan pernah ingat. Aku mengela napas lalu melanjutkan membaca surat itu.
Tapi mugkin kau mungkin akan ingat dengan sebutan “Ikan” yang kau berikan padaku ketika kita TK. Aku ingat panggilan itu tapi aku tak menyangka bahwa dia dan “si Ikan adalah orang yang sama.
kenapa anak sekecil ini sudah masuk TK, dia akan masih bayi, itulah yang ada di pikiranku saat itu, melihatmu yang begitu kecil dan rapuh membuatku ingin melindungimu tapi kenapa malah sebaliknya. Yang kulakukan malah sering menggoda dan membuatmu menangis, lalu setelah kau menangis kau akan tersenyuman terbaikmu padaku. Anak aneh.. pikiran itu lagi.
Aku sudah tahu sejak dulu bahwa aku memang aneh kok.
Setelah lulus TK kau tiba-tiba pindah ke Seoul. Aku… aku yang seorang anak ingusan ini Cuma bisa apa selain melihatmu pergi meninggalkan Mokpo dari kejauhan hanya agar aku bisa melihatmu untuk terahir kalinya.. aku sudah menitipkan sebagian dari diriku pergi bersamamu, Ratuku.
Ternyata ketampanan dari ayahku ini menurun padaku, dan akhirnya aku bisa jadi seorang aktor di Seoul. Saat itu aku mencarimu, Ratuku. Aku menyewa seorang detektif untuk mencarimu. Tapi ternyata kau sudah tak ada di Korea, kau pergi meninggalkan aku, disini sendiri.
Sedih? Tentu. Aku sudah menunggumu sejak dulu, mencari keberadaanmu. Harapanku pupus sudah.
Lalu satu bulan yang lalu, aku mengenalmu, melihatmu, mendengar suaramu, aku jatuh cinta lagi untuk sekian kalinya dan itu hanya padamu. Aku sama sekali tak menyangka bahwa kau teman dari Heechul Hyung, ternyata Dewi cinta sedang berpihak padaku. Harapanku kembali lagi. Kini aku tak mau hanya melihatmu, aku mengingankanmu, My Queen.
Tapi kini berbalik sudah. Aku yang pergi meninggalkanmu. Maaf, sayang… aku ingin kau menungguku. Tolong, aku akan datang lagi padamu, tolong jaga sebagian Jiwa sudah aku titipkan padamu sejak kecil.
Aku terisak membacanya.
Aku menyayangimu QueenSha Lee..
From Aiden Lee (Lee DongHae)
Aku akan menunggumu,Aiden Lee. Sampai bertemu lagi….
~END~
Author’s note: author GaJe datang lagi dengan ff GaJenya…
Gantungkah endingnya..???
akhirnya selesai juga ini ff, aku bikin dengan susah payah nich. Jadi bagi yang udah terlanjur buka and baca kudu Comment ya…
Ff ini bakalan ada sequelnya, tapi beda orang yang ngarangnya alias beda author gitu. Meskipun demikian, setelah selesai sequel bikinan author itu. Aku bakal bikin yang versi Queensha Lee.
Mohon commentnya….